Puasa mutih adalah bentuk ritual atau kebiasaan dengan tidak makan dan minum selain dari yang berwarana putih. dalam hal ini adalah nasi dan air putih (bening). Puasa mutih mulai dikenal dan beredar dari kalangan yang kepercayaan terhadap aliran kejawen dan tradisi-tradisi tertentu, khususnya dari tradisi tanah jawa.
Tujuan dan puasa ini adalah untuk mendapatkan berbagai ilmu seperti ilmu ghaib, ilmu supranatural, dsb.
Puasa mutih ini biasanya dilakukan pada tanggal tertentu saat datangnya bulan purnama memunculkan sinar putih.Biasanya terjadi pada tengah-tengah bulan, menurut perhitungan kalender Islam / kalender Hijriyyah, pelaksanaan puasa mutih ini juga bertujuan untuk bisa mendapatkan hadiyah dari Allah swt, petunjuk, keberkahan, dan penghapusan dosa-dosa diri.
Secara asalnya, puasa mutih bukan berasal dari ajaran Islam secara langsung. Kebiasaan atau ritual ini merupakan bentuk perkembangan dari ajaran Islam yang kemudian diadaptasi dalam tradisi atau ritual Iokal di jawa. Tidak sunnah, tentu belum tentu juga bernilai ibadah dihadapan Allah swt.
Tata Cara Melakukan Puasa Mutih
Tata cara melakukan puasa mutih adalah melakukannya mulai dari waktu subuh hingga maghrib tiba. Adapun selama puasa kita dilarang untuk memakan makanan yang warnanya bukan putih. Mudahnya kita dianjurkan untuk sahur dengan nasi putih dan garam saja serta minum hanya air putih saja. Untuk berbuka kita dianjurkan makan nasi putih, garam dan air putih pula.
Niat dan Do’a Puasa Mutih
Niat Puasa Mutih
“ Niat ingsun mutih, mutihke awak kang reget, putih kaya bocah mentas lahir kersane Allah Ta Ala.”’
Do’a Puasa Mutih
“ Allahumma bayyid wajhi bi nurika yauma tabyaddu wujuh aulaika wala tusawwid wajhi bi dzulumatika yauma taswaddu vvujuh a’daai.“
Puasa mutih sebenarnya tidak termasuk dalam puasa sunah yang memang disunnahkan dalam agama Islam, jadi hukum puasa mutih didalam Islam itu sebenarnya tidak ada dan tidak perlu untuk dilakukan, apalagi menjurus ke hal-hal yang tidak logis. Apabila kita melakukan ibadah yang tidak jelas dari mana datangnya dan dari mana hukumnya, tidak ada dalam Alquran juga Sunnah, hal ini malah akan membuat kita menjadi orang yang syirik.