Psikosomatis berasal dari dua kata yaitu psiko yang artinya psikis, dan somatis yang artinya tubuh. Dalam Diagnostic And Statistic Manual Of Mental Disorders edisi ke empat (DSM IV) istilah psikosomatis telah digantikan dengan kategori diagnostik faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis. Istilah psikosomatis berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan soma atau badan (Atkinson,1999).
Secara singkat, Kellner (1994) mengungkapkan bahwa istilah psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan. Gangguan psikosomatik didefinisikan sebagai suatu gangguan atau penyakit fisik dimana proses psikologis memainkan peranan penting, sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini.
Secara singkat, Kellner (1994) mengungkapkan bahwa istilah psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan. Gangguan psikosomatik didefinisikan sebagai suatu gangguan atau penyakit fisik dimana proses psikologis memainkan peranan penting, sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini.
Ciri – ciri psikosomatis
Ciri –ciri psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam, antara lain :
-
Pegal – pegal
-
Nyeri di bagian tubuh tertentu
-
Mual
-
Muntah
-
Kembung dan perut tidak enak
-
Sendawa
-
Kulit gatal
-
Kesemutan
-
Mati rasa
-
Sakit kepala
-
Nyeri bagian dada, punggung dan tulang belakang.
Keluhan itu biasanya sering terjadi dan terus berulang serta berganti-ganti atau berpindah-pindah tempat, dirasa sangat menganggu dan tidak wajar sehingga harus sering periksa ke dokter.
Faktor penyebab psikosomatis
Permusuhan, depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi adalah akar dari sebagian besar gangguan psikosomatik (Kaplan, et al, 1997). Pada umumnya pasien dengan gangguan psikosomatik sangat meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar berasal dari organ-organ dalam tubuh. Pada praktik klinik sehari-hari, pemberi pelayanan kesehatan seringkali dihadapkan pada permintaan pasien dan keluarganya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (rontgen).
Berikut faktor penyebab psikosomatis sebagai berikut :
-
Faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, hubungan dengan dengan keluarga dan orang lain, minatnya, pekerjaan yang terburu-buru, kurang istirahat.
-
Faktor perkawinan, perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan.
-
Faktor kesehatan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk rumah sakit, pernah dioperasi, adiksi terhadap obat-obatan, tembakau.
-
Faktor psikologik, stres psikologik, keadaan jiwa waktu dioperasi, waktu penyakit berat, status didalam keluarga dan stres yang timbul.
Jenis – jenis Psikosomatis
Adapun jenis-jenis psikosomatis menurut Maramis (2004) dan McQuade & Aickman (1991) adalah : 1. Psikosomatis yang menyerang kulit
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang kulit adalah alergi.
- Psikosomatis yang menyerang otot dan tulang
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang otot dan tulang adalah rematik, nyeri otot dan nyeri sendi
- Psikosomatis pada saluran pernafasan
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pernafasan yaitu, sindroma hiperventilasi dan asma.
- Psikosomatis yang menyerang jantung dan pembuluh darah
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang jantung dan pembuluh darah adalah, darah tinggi, sakit kepala vaskuler, sakit kepala vasosvastik dan migren.
- Psikosomatis pada saluran pencernaan
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pencernaan adalah sindroma asam lambung dan muntah-muntah.
- Psikosomatis pada alat kemih dan kelamin
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang alat kemih dan kelamin adalah nyeri di panggul, frigiditas, impotensi, ejakulasi dini, dan mengompol.
- Psikosomatis pada sistem endokrin
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang sistem endokrin adalah hipertiroid dan sindroma menopause.
Aspek – Aspek Psikosomatis
Menurut (Indrayanti dalam Rini, 2009), aspek-aspek psikosomatis adalah sebagai berikut :
-
Sakit kepala
-
Sakit perut
-
Jantung berdebar
-
Badan terasa lemas