Apa yang dimaksud dengan Psikosomatis?

Psikosomatis

Psiko berasal dari Psyche yang artinya Jiwa, sedang soma artinya badan. Jadi ilmu Psikosomatis atau Psikosomatisk adalah ilmu yang mempelajari kaitan antara jiwa dan badan. Ilmu ini menegaskan bahwa faktor psikologis memegang peranan sangat penting dalam perkembangan semua penyakit.

Gangguan psikosomatik adalah salah satu gangguan jiwa yang paling umum ditemukan dalam praktek umum. Istilah ini terutama digunakan untuk penyakit fisik yang disebabkan atau diperburuk oleh faktor kejiwaan atau psikologis.

Apa yang dimaksud dengan Psikosomatis ?

Gangguan psikosomatik merupakan gangguan psikis dan emosional yang melibatkan pikiran dan tubuh, sehingga menyebabkan gangguan fisik. Gangguan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya.

Beberapa orang juga menggunakan istilah gangguan psikosomatik ketika faktor kejiwaan menyebabkan gejala fisik. Tetapi penyakit fisiknya sendiri tidak ada (tidak dapat dijelaskan secara medis).

Salah satu penjelasan psikosomatik adalah bahwa emosi negatif mempengaruhi sistem otonom tubuh, hormon dan kekebalan terhadap beberapa penyakit.

Antara Lain:

  1. Depresi, kemarahan, dan isolasi sosial berkontribusi terhadap penyakit jantung.
  2. Stres di sisi lain, mempengaruhi asma, gangguan pencernaan dan banyak penyakit fisik lainnya.

Tanda dan Gejala Gangguan Psikosomatis

Gejala fisik ini disebabkan meningkatnya aktivitas impuls saraf dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh. Dan pelepasan adrenalin ( epinefrin ) ke dalam aliran darah ketika kita cemas.

Adapun tanda dan gejala gangguan psikosomatik diantaranya :

  • Sebuah denyut jantung yang cepat,
  • Hati berdebar (palpitasi),
  • Merasa sakit (mual),
  • Gemetar (tremor),
  • Berkeringat,
  • Mulut kering,
  • Nyeri dada,
  • Sakit kepala,
  • Sebuah simpul di perut,
  • Cepat bernapas.
  • Merasa lemah,
  • Sesak napas, adanya gangguan pada lambung,
  • Diare, dan lain sebagainya.

Gejala tersebut dirasakan dengan frekuensi yang berulang, bahkan seringkali bisa kambuh dalam kurun waktu tertentu. Waspadalah jika Anda mengalami nyeri dada, sakit kepala, atau sakit maag yang tak kunjung membaik.

Akan tetapi menurut hasil pemeriksaan tidak menunjukkan bahwa Anda menderita suatu penyakit atau dengan kata lain Anda dinyatakan normal.

Jika Anda mengalami keluhan seperti itu bisa jadi Anda mengalami psikosomatik.


Penyebab Gangguan Psikosomatis

Sampai saat ini penyebab gangguan psikosomatik belum diketahui secara pasti meski telah banyak dilakukan penelitian oleh para ahli. Umumnya, gangguan psikosomatik disebabkan oleh beban pikiran yang tidak bisa keluar atau tersalurkan.

psi2

Selain itu, terlalu banyak membaca informasi di majalah ataupun dari internet tentang berbagai macam penyakit terkait gejala yang dirasakan juga dapat memicu seseorang mengalami gangguan psikosomatis. Karena para penderita gangguan ini selalu ragu dengan kondisi fisiknya.

Selain merasa ragu, mereka juga cenderung menanggapi respons tubuh secara negatif dan berlebihan, terutama terhadap suatu penyakit. Jadi, semakin banyak mereka membaca tentang gejala suatu penyakit, semakin banyak pula sensasi gejala yang akan mereka rasakan pada tubuh.

Mereka juga sangat sensitif dalam merespons rasa nyeri, daripada orang normal. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan serotonin dan nor-epineprin. Hal yang merupakan neurotransmitter penting di otak.

Pasien psikosomatik memang harus diberi psikoterapi untuk menggali masalah psikologis yang mereka alami, agar pikiran yang membebani mereka dihilangkan. Dengan begitu, keluhan fisik pasien juga diharapkan menghilang.

Kadang-kadang, pasien merasa lebih sehat hanya karena keluhan-keluhannya didengarkan oleh dokter. Pasien yang diberi kesempatan untuk berbicara tentang perasaan dan emosinya juga lebih memahami diri dan penyakit mereka. Mereka bisa mengetahui bahwa langkah-langkah untuk mengelola stres dapat membantu menghilangkan keluhan fisik yang dirasakan.

Psikosomatis berasal dari dua kata yaitu psiko yang artinya psikis, dan somatis yang artinya tubuh. Dalam Diagnostic And Statistic Manual Of Mental Disorders edisi ke empat (DSM IV) istilah psikosomatis telah digantikan dengan kategori diagnostik faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis. Istilah psikosomatis berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan soma atau badan (Atkinson,1999).

Secara singkat, Kellner (1994) mengungkapkan bahwa istilah psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan. Gangguan psikosomatik didefinisikan sebagai suatu gangguan atau penyakit fisik dimana proses psikologis memainkan peranan penting, sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini.

Secara singkat, Kellner (1994) mengungkapkan bahwa istilah psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan. Gangguan psikosomatik didefinisikan sebagai suatu gangguan atau penyakit fisik dimana proses psikologis memainkan peranan penting, sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini.

Ciri – ciri psikosomatis

Ciri –ciri psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam, antara lain :

  1. Pegal – pegal

  2. Nyeri di bagian tubuh tertentu

  3. Mual

  4. Muntah

  5. Kembung dan perut tidak enak

  6. Sendawa

  7. Kulit gatal

  8. Kesemutan

  9. Mati rasa

  10. Sakit kepala

  11. Nyeri bagian dada, punggung dan tulang belakang.

Keluhan itu biasanya sering terjadi dan terus berulang serta berganti-ganti atau berpindah-pindah tempat, dirasa sangat menganggu dan tidak wajar sehingga harus sering periksa ke dokter.

Faktor penyebab psikosomatis

Permusuhan, depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi adalah akar dari sebagian besar gangguan psikosomatik (Kaplan, et al, 1997). Pada umumnya pasien dengan gangguan psikosomatik sangat meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar berasal dari organ-organ dalam tubuh. Pada praktik klinik sehari-hari, pemberi pelayanan kesehatan seringkali dihadapkan pada permintaan pasien dan keluarganya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (rontgen).

Berikut faktor penyebab psikosomatis sebagai berikut :

  1. Faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, hubungan dengan dengan keluarga dan orang lain, minatnya, pekerjaan yang terburu-buru, kurang istirahat.

  2. Faktor perkawinan, perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan.

  3. Faktor kesehatan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk rumah sakit, pernah dioperasi, adiksi terhadap obat-obatan, tembakau.

  4. Faktor psikologik, stres psikologik, keadaan jiwa waktu dioperasi, waktu penyakit berat, status didalam keluarga dan stres yang timbul.

Jenis – jenis Psikosomatis

Adapun jenis-jenis psikosomatis menurut Maramis (2004) dan McQuade & Aickman (1991) adalah : 1. Psikosomatis yang menyerang kulit

Gangguan psikosomatis yang sering menyerang kulit adalah alergi.

  1. Psikosomatis yang menyerang otot dan tulang

Gangguan psikosomatis yang sering menyerang otot dan tulang adalah rematik, nyeri otot dan nyeri sendi

  1. Psikosomatis pada saluran pernafasan

Gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pernafasan yaitu, sindroma hiperventilasi dan asma.

  1. Psikosomatis yang menyerang jantung dan pembuluh darah

Gangguan psikosomatis yang sering menyerang jantung dan pembuluh darah adalah, darah tinggi, sakit kepala vaskuler, sakit kepala vasosvastik dan migren.

  1. Psikosomatis pada saluran pencernaan

Gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pencernaan adalah sindroma asam lambung dan muntah-muntah.

  1. Psikosomatis pada alat kemih dan kelamin

Gangguan psikosomatis yang sering menyerang alat kemih dan kelamin adalah nyeri di panggul, frigiditas, impotensi, ejakulasi dini, dan mengompol.

  1. Psikosomatis pada sistem endokrin

Gangguan psikosomatis yang sering menyerang sistem endokrin adalah hipertiroid dan sindroma menopause.

Aspek – Aspek Psikosomatis

Menurut (Indrayanti dalam Rini, 2009), aspek-aspek psikosomatis adalah sebagai berikut :

  1. Sakit kepala

  2. Sakit perut

  3. Jantung berdebar

  4. Badan terasa lemas

Psikosomatis berasal dari dua kata yaitu psiko yang artinya psikis, dan somatis yang artinya tubuh. Dalam Diagnostic And Statistic Manual Of Mental Disorders edisi ke empat (DSM IV) istilah psikosomatis telah digantikan dengan kategori diagnostik faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis.

Secara singkat, Kellner (1994) mengungkapkan bahwa istilah psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan. Gangguan psikosomatik didefinisikan sebagai suatu gangguan atau penyakit fisik dimana proses psikologis memainkan peranan penting, sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini.

Istilah psikosomatis berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan soma atau badan (Atkinson,1999). Dijelaskan oleh Kartono dan Gulo (1987) bahwa, psikosomatis adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi. Selanjutnya Hakim (2004) menjelaskan bahwa, keluhan-keluhan psikosomatis dapat berupa, jantung berdebar-debar, sakit maag, sakit kepala (pusing, migren), sesak nafas dan lesu.

Ciri – ciri psikosomatis


Ciri –ciri psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam, antara lain :

  1. Pegal – pegal
  2. Nyeri di bagian tubuh tertentu
  3. Mual
  4. Muntah
  5. Kembung dan perut tidak enak
  6. Sendawa
  7. Kulit gatal
  8. Kesemutan
  9. Mati rasa
  10. Sakit kepala
  11. Nyeri bagian dada, punggung dan tulang belakang

Faktor penyebab psikosomatis


Permusuhan, depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi adalah akar dari sebagian besar gangguan psikosomatik (Kaplan, et al, 1997). Pada umumnya pasien dengan gangguan psikosomatik sangat meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar berasal dari organ-organ dalam tubuh.

Pada praktik klinik sehari-hari, pemberi pelayanan kesehatan seringkali dihadapkan pada permintaan pasien dan keluarganya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (rontgen). Biasanya penderita datang kepada dokter dengan keluhan-keluhan, tetapi tidak didapatkan penyakit atau diagnosis tertentu, namun selalu disertai dengan keluhan dan masalah.

Pada 239 penderita dengan gangguan psikogenik Streckter telah menganalisis gejala yang paling sering didapati yaitu 89% terlalu memperhatikan gejala-gejala pada badannya dan 45% merasa kecemasan, oleh karena itu pada pasien psikosomatis perlu ditanyakan beberapa faktor yaitu:

  1. Faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, hubungan dengan dengan keluarga dan orang lain, minatnya, pekerjaan yang terburu-buru, kurang istirahat.

  2. Faktor perkawinan, perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan.

  3. Faktor kesehatan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk rumah sakit, pernah dioperasi, adiksi terhadap obat-obatan, tembakau.

  4. Faktor psikologik, stres psikologik, keadaan jiwa waktu dioperasi, waktu penyakit berat, status didalam keluarga dan stres yang timbul.

Suatu konflik yang menimbulkan ketegangan pada manusia dan bila hal ini tidak diselasaikan dan disalurkan dengan baik maka timbullah reaksi-reaksi yang abnormal pada jiwa yang dinamakan nerosa. Banyak sekali sebab mengapa perkembangan nerotik sebagian besar menjadi manifes pada badan. Mudah sukarnya timbul gangguan tergantung sebagian besar pada kematangan kepribadian individu, tetapi juga pada berat dan lamanya stress itu. adapun sebab-sebabnya antara lain :

  1. Penyakit organik yang dulu pernah diderita dapat menimbulkan predisposisi untuk timbulnya gangguan psikosomatis pada bagian tubuh yang pernah sakit. Contoh : dulu pernah sakit disentri, lalu kemudian dalam keadaan emosi tertentu timbullah keluhan pada saluran pencernaan.

  2. Tradisi keluarga dapat mengarahkan emosi kepada fungsi tertentu. Misalnya bila menu dan diet selalu diperhatikan, maka mungkin nanti sering mengeluh tentang lambung.

  3. Suatu emosi menjelma secara simbolik elementer menjadi suatu gangguan badaniah tertentu. Misalnya bila seorang cemas, maka timbul keluhan dari jantung begitu juga sebaliknya, rasa benci menimbulkan rasa muntah.

  4. Dapat ditentukan juga oleh kebiasaan, anggapan dan kepercayaan masyarakat di sekitar. Misalnya anggapan bahwa menopous menyebabkan wanita sakit, maka nanti ia mengeluh juga ketika menopous.(Sulistyaningsih, 2000).

Jenis – jenis Psikosomatis


Adapun jenis-jenis psikosomatis menurut Maramis (2004) dan McQuade & Aickman (1991) adalah :

  1. Psikosomatis yang menyerang kulit. Gangguan psikosomatis yang sering menyerang kulit adalah alergi.
  2. Psikosomatis yang menyerang otot dan tulang. Gangguan psikosomatis yang sering menyerang otot dan tulang adalah rematik, nyeri otot dan nyeri sendi
  3. Psikosomatis pada saluran pernafasan. Gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pernafasan yaitu, sindroma hiperventilasi dan asma.
  4. Psikosomatis yang menyerang jantung dan pembuluh darah. Gangguan psikosomatis yang sering menyerang jantung dan pembuluh darah adalah, darah tinggi, sakit kepala vaskuler, sakit kepala vasosvastik dan migren.
  5. Psikosomatis pada saluran pencernaan. Gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pencernaan adalah sindroma asam lambung dan muntah-muntah.
  6. Psikosomatis pada alat kemih dan kelamin. Gangguan psikosomatis yang sering menyerang alat kemih dan kelamin adalah nyeri di panggul, frigiditas, impotensi, ejakulasi dini, dan mengompol.
  7. Psikosomatis pada sistem endokrin. Gangguan psikosomatis yang sering menyerang sistem endokrin adalah hipertiroid dan sindroma menopause.

Aspek – Aspek Psikosomatis (Indrayanti dalam Rini, 2009)

  1. sakit kepala
  2. Sakit perut
  3. Jantung berdebar
  4. Badan terasa lemas