Apa yang dimaksud dengan Psikologi?

psikologi

Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.

Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.

Bagaimana penjelasan lebih lanjut tentang segala sesuatu terkait dengan psikologi ?

psikologi

Psikologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku dan proses mental (psychology is the scientific study of behavior and mental process) (Papalia & Olds, 1985; Weber, 1992).

Kata ”psikologi” datang dari kata Latin psyche yang artinya jiwa/soul dan logos yang artinya kata atau wacana (word or discourse).

Dalam definisi awal dikatakan bahwa psikologi adalah wacana mengenai jiwa (belakangan menjadi wacana mengenai pikiran atau mind). Behavior atau perilaku diartikan secara luas sebagai tindakan yang dapat diobservasi (diamati), seperti aktivitas fisik dan berbicara.

Namun, psikologi juga memberi perhatian pada proses mental yang terjadi walaupun tak dapat diamati secara langsung, seperti orang memersepsi, berpikir, mengingat, dan merasa.

Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa psikologi memberi gambaran tentang perilaku (sebagai jawaban apa) dan menerangkan atau memberi penjelasan penyebab ataupun akibat dari perilaku (sebagai jawaban mengapa).

Misalnya, apa yang akan Anda lakukan jika acara TV yang Anda tonton kurang menarik? Mengapa Anda setia mendengarkan acara radio A dan bukannya B? Apa yang terjadi jika dosen kurang menarik dalam memberikan kuliah?

Psikologi mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu untuk menentukan apa yang dilakukan orang. Untuk menjelaskan perilaku manusia dalam menanggapi lingkungannya, manusia mempunyai 4 (empat) reaksi dasar, yaitu sebagai berikut.

  1. Reaksi instrumental, yaitu berupa tindakan atau yang menyangkut gerakan, seperti berjalan, makan, berbicara.

  2. Reaksi kognitif. Sistem reaksi ini terdiri dari berpikir, membuat rencana, berimajinasi.

  3. Reaksi afektif; termasuk dalam sistem ini adalah perilaku emosional, baik yang positif (gembira), yang negatif (sedih), yang lembut maupun yang keras (sangat marah).

  4. Reaksi persepsi, reaksi yang melibatkan satu atau lebih alat indra kita, seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, kepekaan terhadap rasa sakit.

Berikut adalah penjelasan untuk jawaban “Mengapa”. Mengapa orang melakukannya atau apa akibat perilakunya. Menurut Papalia & Olds (1985), kajian psikologi mempunyai empat tujuan, yakni berikut ini.

  1. Deskripsi; artinya psikologi memberikan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Misalnya, melalui deskripsi kita mengetahui bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dan usia seseorang; makin tinggi pendidikan seseorang, makin panjang usia orang tersebut. Kita tidak mengetahui mengapa hubungan itu terjadi, kita hanya mengetahui bahwa hubungan itu ada.

  2. Eksplanasi; tujuan ini merupakan tahap lanjutan dari tujuan pertama, yakni untuk menjawab pertanyaan ”mengapa”. Psikologi memberikan informasi tentang mengapa sesuatu terjadi.

    Dalam contoh yang sudah disebutkan di atas, mungkin saja bahwa orang yang berpendidikan tinggi memiliki usia yang lebih panjang karena mereka hidup lebih baik dan karena mereka lebih tahu tentang apa yang harus dikerjakan jika mereka sakit. Atau, mungkin saja hubungan itu terjadi karena ada faktor ketiga, Misalnya, kekayaan; kekayaan inilah yang digunakan untuk pendidikan dan perawatan kesehatan.

  3. Prediksi; artinya psikologi bertujuan untuk meramalkan peristiwa yang terjadi di masa depan berdasarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Misalnya, tes IQ digunakan untuk memprediksikan keberhasilan siswa di sekolah.

  4. Modifikasi atau kontrol; tujuan ini adalah untuk mengubah atau mengontrol perilaku. Hal yang dilakukan adalah memodifikasi (melakukan sesuatu terhadap) lingkungan untuk memperoleh perilaku yang diantisipasikan (telah diharapkan atau diperhitungkan sebelumnya).

    Misalnya, apabila tes IQ menunjukkan siswa pemilih taraf kecerdasan yang tinggi, tetapi prestasi belajarnya sangat rendah maka perlu dilakukan terapi tertentu untuk mengoptimalkan fungsi kecerdasannya.

Keempat tujuan ini saling berkaitan satu sama lain. Sebelum kita mengubah perilaku orang lain, kita membutuhkan deskripsi akurat tentang perilaku tersebut, eksplanasi tentang perilaku tersebut serta berbagai konsekuensinya, dan sejumlah dasar untuk memprediksi hasil dari perubahan perilaku tersebut.

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan, berbicara, duduk , berjalan dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Beberapa jenis ilmu psikologi, secara tematis maupun terapan, dapat dirinci menjadi:

  • Psikologi sosial (social psychology)
    Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial (Shaw dan Ostanzo, 1970) individu dalam difinisi tersebut menunjukkkan bahwa unit analisis dari psikologi sosial adalah individu, bukan masyarakat (seperti dalam sosiologi) maupun kebudayaan (seperti dalam antropologi budaya). Sehingga dari definisi yang singkat tersebut, pengertian psikologi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu kajian tentang sifat, fungsi, fenomena prilaku sosial, dan pengalaman mental dari individu dalam sebuah konteks social. Diantara fenomena fsikologi social ini, antara lain kemarahan, prilaku membantu, sikap social, ketertarikan dan hubungan social, prilaku seksual dan sosialisasi.

  • Psikologi klinis dan penyuluhan atau konseling (clinical psychology and counseling)
    Merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai salah satu disiplin kesehatan mental dengan menggunakan prinsip- prinsip psikologi untuk memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai masalah atau penyakit psikologi (Mens, 2000). Untuk pertama kalinya, organisasi yang mengatur standar psikologi klinis dibentuk pada tahun 1947 oleh Dewan Profesi Psikologi Amerika, yakni American Noart of Profesional Psichology. Lembaga tersebutlah yang berhak melakukan pengujian, memberikan diploma, serta mendorong pembinaan kecakapan psikologi professional. Sedangkan dalam psikologi konseling (counseling psychology) merupakan suatu psikologi terapan yang berusaha menciptakan, menerapkan, dan menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan penanggulangan gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi (Brown dan Lent, 1992)

  • Psikologi Konstitusional
    Merupakan suatu nama psikologi yang masih controversial. Pemahaman yang lain adalah sebagai studi tentang hubungan antara struktur morfologis dan fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsi-fungsi psikologi social (Lerner, 2000).

  • Psikofarmakologi
    Merupakan pengetahuan tentang obat untuk mengobati gangguan psikiatris. Pada tahun 1995, terjadi tiga penemuan farmakologi yang menandai revolusi pengobatan psikiatri, yakni obat antipsikotik, antidepresan, dan lithium (Pope, 2000). Obat antipsikotik berfungsi sebagai penetralan khayalan atau kepercayaan kepada hal-hal yang tidak nyata dan halusinasi (perasaan melihat, mendengar suara, dan sejenisnya, yang merupakan gejala umum dalam skizoprenia dan penyakit gilaan depresif. Obat antidepresan berfungsi meringankan pasien yang mengalami depresi mayor atau fase tertekan dari penyakit depresi kejiwaan. Lithium merupakan obat yang unik diantara obat-obat psikiatrik lainnya, terdiri atas sebuah ion sederhana dan bukan merupakan molekul kompleks (Pope, 2000).

  • Psikologi Okupasional (Occupational Psychology)
    Merupakan suatu terminology yang tampaknya merangkum suatu bidang kajian psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi vokasional, dan psikologi sumber daya manusia (Herriot, 2000).

  • Psikologi politik
    Merupakan bidang interdisipliner yang tujuan substantif dasarnya adalah untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi dan politik (Renshon,2000). Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin keilmuan, seperti antropologi budaya, psikologi ekonomi, sosiologi, psikologi serta ilmu politik.

  • Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the Classroom and Educational psychology)
    Merupakan kajian tentang prilaku peserta didik di sekolah yang substansinya merupakan gabungan psikologi perkembangan anak, psikologi Pendidikan, dan psikologi klinis yang berhubungan dengan setiap anak untuk evaluasi kegiatan belajar dan emosi, memberikan dan menafsirkan, hasil tes intelegensi, tes hasil belajar, dan tes kepribadian yang merupakan sebagian dari tugas mereka. Sedangkan untuk psikologi Pendidikan merupakan kajian tentang prilaku dalam bidang proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru dapat mengadakan penelitian Pendidikan yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran bagi gurunya maupun hasil belajar bagi peserta didiknya.

  • Psikologi perkembangan
    Menekankan perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk prilakunya sejak lahir sampai berumur lanjut. Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi menelaah berbagai perubahan intraindividual dan perubahan interindividual yang terjadi di dalam perubahan intraindividual. Perubahan tersebut tidak hanya mendiskripsikan, tetapi juga menjelaskan atau mengeksplikasikan perubahan-perubahan prilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejala mendahului) dan konsekuensinya (LaBouvie, 1975).

  • Psikologi kepribadian
    Psikologi kepribadian menurut Caplin (1999:362) adalah segi pandangan yang menekankan hal penanaman dan peletakan tingkah laku di dalam kepribadian individu. Menurut Alfred Adler (Hall dan Lindzey (1993) adalah ilmu prilaku tentang gaya hidup individu atau cara karakteristik seseorang dalam bereaksi dalam masalah-masalah dan tujuan hidup. Menurut Carl Jung (1993) merupakan prilaku tentang integrasi dari ego, ketidaksadaran pribadi, ketidaksadaran kolektif, kompleks- kompleks, dan arketip-arketip persona, serta anima.

  • Psikologi lintas budaya (Cross-Cultural Psychology)
    Pada hakikatnya, menurut Brislin, Lonner, dan thorndike, (dalam Berry dkk,1997) psikologi lintas budaya adalah kajian empiris mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan prilaku Berry dkk, 1997) psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematis mengenai prilaku dan pengalaman, sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.

  • Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
    Sejarah perkembangan psikologi rekayasa dapat ditelusuri pada masa awal pertumbuhan psikologi industri, yakni pada awal tahun 1898, dimana Fredick W. Tailor yang terkenal dengan studinya tentang dimensi waktudan kerja manual. Setelah perang dunia II, psikologi rekayasa semakin menonjol peranannya, terutama setelah dirasakan meningkatnya kompleksitas mesin atau peralatan mekanis yang menuntut sejumlah tenaga operator pada tingkat efisiensi yang dipersyaratkan.

  • Psikologi Lingkungan
    Lingkungan berhubungan dengan proses belajar, yang mengunjuk pada efek komulatif dari respons-respons individu terhadap ransangan lingkungan individu dalam hidupnya. Psikologi lingkungan dapat menjangkau berbagai aneka permasalahan. Bidang ini tidak sekedar mengkaji akibat yang sebelumnya sudah gterpikirkan manusia, melainkan juga akibat yang diperhitungkan sebelumnya.

  • Psikologi Konsumen (Consumer Psychology)
    Bidang psikologi ini mulai dengan psikologi periklanan dan penjualan, objeknya adalah komunikasi yang efektif, baik dari pihak pabrik maupun distributor kepada konsumen (Anastasi, 1989). Terutama melalui iklan, konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dapat diperoleh manfaat khusus dari produk dan jasa tersebut. Untuk psikologi periklanan mulai dilancarkan selama dua dasawarsa yang pertama dari abad ke-20 dengan studi laboratorium di berbagai lokasi.

  • Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and organizational Psychology)
    Merupakan penerapan dari prinsip-prinsip psikologi industry dan pertambangan. Psikologi tersebut didefinisikan menurut kapan dan dimana ia dipraktikkan, bukan menurut pernyataan atau prinsip-prinsip tertentu. Dalam kajian ini terdapat tiga bidang kajian psikologi industry dan organisasi yaitu:

  • Psikologi Personalia
    Menekankan pembuatan keputusan mengenai seleksi personalia, pelatihan promosi, transfer pekerjaan, cuti, pemutusan hubungan kerja, kompensasi dan sebagainya (Atkinson, 1996; Landy, 2000).

  • Psikologi Industri atau Sosial Klinis
    Berurusan dengan penyesuaian timbale balik antara orang-orang dan lingkungannya. Dalam hal ini setiap pekerja diteliti tentang kemampuan menyesuaikan diri, motivasi, kepuasan, kinerja, kecenderungan untuk tetap bekerja di perusahaan dan tingkat absensi (Landy, 2000).

  • Psikologi Sumber Daya Manusia atau Rekayasa Manusia
    Psikologi ini menggunakan asumsi berkebalikan dari psikologi personalia, walaupun masalahnya, yakni bagaimana mencocokkan individu dengan pekerjaannya. Akan tetapi, psikolog sumber daya manusia, bahwa orang sebagai konstanta atau faktor tetap, sedangkan lingkungan sebagai faktor variabel atau berubah.

Bagian pengantar psikologi menekankan pada dua aspek:

  1. Psikologi sebagai ilmu
    Sains didefinisikan bukan oleh apa yang dipelajari tetapi oleh bagaimana ia belajar. Psikolog seperti ilmuwan, secara sistematis mengamati fakta tentang manusia dan mengatur fakta-fakta ini untuk sampai pada generalisasi. Psikologi berbagi dengan ilmu-ilmu lain tujuan tertentu, asumsi, cara melakukan penelitian dan cara membangun dan memodifikasi teori.

  2. Psikologi adalah kumpulan pengetahuan yang dapat diterapkan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah manusia. Selain kontribusi dalam bidang penelitian (perkembangan, sosial, eksperimental, psikologi fisiologis), ada banyak bidang aplikasi profesional lainnya. Psikolog klinis bekerja dengan psikiater dalam konteks rumah sakit atau dengan profesional kesehatan lainnya di masyarakat. Psikolog pendidikan bekerja dengan anak-anak dan remaja di sekolah, perguruan tinggi, dan pembibitan dan di rumah. Mereka berkolaborasi dengan orang tua dan guru untuk menilai kemajuan anak di sekolah dan memberikan bantuan dan saran. Psikolog konseling bekerja dengan individu, keluarga, pasangan atau kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan orang, mengurangi kesusahan dan membantu mereka memecahkan masalah mereka sendiri dan mengambil keputusan sendiri.

Kata psikologi berasal dari dua kata Yunani “psyche” dan “logo.” Psyche berarti jiwa dan logo berarti studi. Jadi, awalnya psikologi didefinisikan sebagai studi tentang “jiwa” atau “roh.” Tetapi kemudian para filsuf mendefinisikan jiwa sebagai pikiran. Karena itu, psikologi mulai dianggap sebagai studi terhadap pikiran atau proses mental seseorang. Melalui waktu, definisi psikologi yang belakangan ini dilepaskan karena pikiran sebagai objek tidak ada: dan tidak dapat diamati dan diukur secara objektif. Definisi psikologi yang paling luas dan diterima adalah: ilmu perilaku dan proses mental manusia dan hewan.

Referensi

Girma Lemma. 2006. General Phsycology. Defense University College : Ethiopia Public Health Training Initiative.

Kata psikologi berasal dari bahasa inggris psychology yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa. Kata pychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiyah psikologi memang berarti ilmu jiwa.

Menurut Walgito psikologi adalah ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu. Perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut dalam pengertian luas yaitu perilaku yang tampak atau perilaku yang tidak tampak, demikian juga dengan aktivitas-aktivitas tersebut di samping aktivitas motorik juga termasuk aktivitas emosional.

Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuan dan para filosof sebagaimana disebutkan oleh Reber untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitif sampai yang paling modern. Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuan dan filosof, psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada diluar kaidah keilmuan dan etika falsafi. Kaidah saintifik dan patokan etika filosofis ini tak dapat dibebankan begitu saja sebagai muatan psikologi.

Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri pada tahun 1879 M, psikologi memiliki akar-akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan filsafat yang hingga kini (sekarang) masih tampak pengaruhnya. Dalam ilmu kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh organ-organ biologis (jasmaniah). Sedangkan dalam filsafat, psikologi berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak, dan pengetahuan. Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka timbul bermacam-macam defenisi psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti:

  1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental ( the science of mental life );

  2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran ( the science of mind );

  3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku ( the science of behavior ); dan lainlain defenisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang mendefenisikannya