Apa yang dimaksud dengan Psikologi Kepribadian?

Psikologi kepribadian adalah psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.

Psikologi kepribadian merupakan bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.

Psikologi kepribadian adalah ilmu yang mempelajari tentang kepribadian manusia, dimana diharapkan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sekitar apa, bagaimana dan mengapa tentang tingkah laku manusia. Oleh karena itu, menurut Pervin sebuah teori kepribadian yang lengkap biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut:

  1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sososk kepribadian

  2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika perilaku atau kepribadian

  3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan yaitu aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya serta berbagai faktor yang menentukannya

  4. Pembahasan tetang psikopatologis, yaitu hakikat gangguan kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau perkembangannya

  5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu bagaimana konsep tingkah laku, bisa dimodifikasi atau diubah.

Membahas dan mengkaji soal kepribadian adalah pekerjaan yang sangat menarik sekaligus membingungkan. Teori kepribadian sama halnya dengan teori-teori lainnya yang terdapat dalam psikologi merupakan salah satu bagian yang amat penting dan tidak dapat diabaikan kegunaannya.

Usaha psikologi dengan segala keterbatasannya mencoba mengerti dimensi-dimensi penting yang sangat kompleks dalam struktur dan dinamika kejiwaan maupun manifestasinya dalam perilaku manusia. Tanpa adanya teori kepribadian, upaya ilmiah untuk memahami tingkah laku manusia sulit untuk dilaksanakan.

Upaya inilah yang melahirkan berbagai perspektif teori yang kemudian melahirkan aliran-aliran atau mazhab-mazhab tertentu. Masing-masing mazhab memberi penekanan yang berbeda-beda dalam memahami manusia.

Aspek-aspek utama dari berbagai perspektif terkait dengan psikologi kepribadian antara lain :

  1. Psikoanalisis
    Perhatian pada pengaruh-pengaruh tidak sadar; pentingnya dorongan seksual
    bahkan dalam bidang-bidang nonseksual

  2. Neo-analisis / Ego
    Penekanan pada diri (self) yang berjuang untuk mengatasi emosi dan dorongan dari
    dalam diri dan tuntutan dari orang lain diluar diri

  3. Biologis
    Menitikberatkan pada kecenderungan dan keterbatasan yang berasal dari warisan
    genetis; bisa dengan mudah dikombinasikan dengan sebagian besar pendekatan lain

  4. Behaviorisme
    Dapat mendorong analisis yang lebih ilmiah mengenai pengalaman belajar yang membentuk kepribadian

  5. Kognitif
    Melihat sifat aktif dari pikiran manusia; menggunakan pengetahuan modern dari psikologi kognitif

  6. Trait
    Teknik pemeriksaan individual yang baik

  7. Humanisme
    Menghargai hakikat spiritual seseorang; menekankan perjuangan untuk mencapai
    pemenuhan diri dan harga diri

  8. Interaksionisme
    Memahami bahwa kita adalah diri yang berbeda dalam situasi yang berbeda

Menurut Howard bahwa psikologi kepribadian adalah (2006) study yang mempelajari ide-ide bahwa setiap kepribadian merupakan pola organisasi berbagai tingkah laku yang berbeda yang dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, pskilogi kepribadian sering juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang kepribadian yang dimiki oleh setiap individu.

Abdul Mujib (2006) berpendapat bahwa psikolgi kepribadian Islam adalah studi Islam yang berhubungan dengan tingkah laku manusia berdasarkan pendekatan psikilogis dalam relasinya dengan alam, sesamanya, dan kepada sang kholik agar dapat meningkatkan kualitas di dunia dan di akhirat.

Kepribadian menurut Agus Sujanto (2008) bahwa kepribadian berasal dari bahasa Inggris " personality “berasal dari bahasa Latin” persona ", yang berarti kedok atau topeng, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain- pemain panggung, yang bermaksud untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Hal itu dilakukan karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya di miliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian baik atau pun kepribadian yang kurang baik.

Pendapat lain mengatakan bahwa kepribadian manusia sebenarnya di dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu membawakan dirinya sebagai mana adanya, malainkan serlalu menggunakan tutup muka. Hal tersebut bertujuan untuk menutupi kelemahan yang ada pada dirinya, atau ciri-ciri khas agar tindakannya dapat di terima oleh masyarakat.

Terdapat beberapa kata atau istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai sinonim dari kata personality, namun ketika istilah-istilah itu dipakai dalam teori kepribadian, maka akan memberi makna yang berbeda-beda. Istilah yang berdekatan maknanya antara lain :

  1. Personality (kepribadian): Penggambaran perilaku secara deskriptif tanpa memberi nilai (devaluative)

  2. Character (karakter): Penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara ekspilit maupun implisit.

  3. Disposition (watak): Karakter yang telah dimiliki dan sampai sekarang belum berubah.

  4. Temperament (temperamen): Kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologik atau fisiologik, disposisi hereditas.

  5. Traits (sifat): Respon yang senada (sama) terhadap kelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.

  6. Type-Attribute (ciri) : Mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimulasi yang lebih terbatas.

  7. Habit (kebiasaan): Respons yang sama cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula (Alwisol, 2007).

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian di gunakan untuk menggambarkan: identits diri atau jati diri seseorang, kesan umum orang terhadap diri anda dan orang lain, serta fungi-fungsi kepribadaian yang sehat atau bermasalah. Untuk memperoleh pemahaman tentang kepribadian, berikut dikemukakan beberapa pendapat yaitu:

  • Hall dan Lindzey, mengemukakan bahwa secara popular kepribadian dapat diartikan sebagai ketrampilan atau kecakapan sosial ( social skill ) dan juga kesan yang paling menonjol yang ditampilkan seseorang kepada orang lain, seperti seseorang yang dikesankan sebagai orang yang agresif atau pendiam.

  • Woodworth, mengemukakan bahwa kepribadian merupakan kualitas tingkah laku total individu.

  • Dashiell, mengartikan kepribadian sebagai gambaran total tentang tingkah laku individu yang terorganisasi.

  • Derlega, Winslead dan Jones, mengartikannya sebagai sistem yang relatif stabil mengenai karakteristik individu yang bersifat internal yang berkontribusi terhadap pikiran, perasaan dan tingkah laku yang konsisten.

  • Allport mengemukakan lima tipe definisi kepribadian sebagai berikut:

    • Rag-bag, (omnibus) yang mana contoh ini di ambil dari Marton Prince yang berpendapat bahwa kepribadian merupakan sejumlah disposisi (kecendrungan) biologis, impuls-impuls, dan instink- instink bawaan dan dispsisi lain yang diperoleh melaluia pengalaman.

    • Integratif dan konfiguratif, yang di ambil definisi dari Warren dan Carmicheals, mengatakan bahwa kepribadian sebagai organisasi tentang peribadi manusia/individu pada setiap tahap perkembagan.

    • Hirarchis , seperti yang dikemukakan oleh Wilia James, yaitu kepribadian dinyatakan dalam empat pribadi: material self, social self, spiritual self, dan pure ego, atau self of self.

    • Adjusment , seperti definisi dari Kempfis, yaitu sebagai integrasi dari sistem kebiasaan individu dalam menyesuaikan dirinya dan lingkungannya.

    • Distinctivenes , pendapat ini dikemukakan oleh Shoem yang mendefinisikan kepribadian yaitu sistem disposisi dan kebiasaan yang membedakan antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam satu kelompok yang sama (Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, 2011).