Apa yang dimaksud dengan protokol penelitian atau research protocol pada penelitian kualitatif?

penelitian kualitatif

Didalam penelitian kuantitatif, salah satu alat pengumpulan datanya disebut instrumen, sedangkan didalam penelitian kualitatif, disebut protokol. Apa yang dimaksud dengan protokol penelitian atau research protocol pada penelitian kualitatif ?

1 Like

Istilah Protokol, di dalam penelitian kualitatif digunakan untuk menyiratkan serangkaian prosedur dan pertanyaan yang lebih luas dibandingan dengan instrumen klasik, yang biasanya digunakan pada penelitian kuantitatif. Instrumen yang paling umum biasanya dibuat secara terstruktur, yang berisi pertanyaan-pertanyaan, baik tertutup dan terbuka, yang digunakan untuk melakukan survei.

Sebaliknya, protokol yang sangat terstruktur masih hanya terdiri dari serangkaian topik yang dinyatakan, bukan berisi pertanyaan-pertanyaan. Topik-topik ini mencakup landasan substantif yang perlu Anda liput sebagai bagian dari rangkaian penelitian.

Catatan : Jika Anda masih menggunakan instrumen, bahkan instrumen survei terbuka sekalipun, Anda mungkin masih dianggap melakukan survei (penelitian kuantitatif) dibandingkan penelitian kualitatif.

Bahkan, sebagian besar studi kualitatif, ketika didasarkan pada atau bahkan terbatas pada serangkaian wawancara, tidak memiliki instrumen apa pun (atau setidaknya tidak membahasnya atau menghadirkannya).

Lalu pertanyaannya adalah, seperti apakah Protokol itu ?

Protokol dapat dianggap sebagai mental frameworks


Protokol harus berkonotasi dengan serangkaian perilaku, secara luas, yang harus Anda lakukan. Protokol bukanlah interaksi yang ditulis secara ketat antara Anda dan sumber data apa pun, misalnya narasumber, dokumen dsb. Meskipun awalnya sebuah protokol dapat disiapkan dan dipelajari dari sebuah dokumen (protokol tertulis), tetapi Anda tidak perlu membawa dokumen protokol tersebut disaat melakukan penelitian lapangan. Protokol harus ada di kepala Anda dan dalam pengertian ini berfungsi sebagai mental frameworks.

Analogi yang tepat terkait dengan protokol adalah pertanyaan klinis yang diajukan oleh seorang dokter. Dalam bertanya tentang penyakit yang mungkin sulit dijelaskan oleh pasien, dokter akan berbicara secara santai dengan pasien mereka, tetapi dokter juga mengikuti jalur “penyelidikan” yang ditetapkan untuk memeriksa gejala penyakit yang diderita oleh pasien. Saat mengajukan pertanyaan, para dokter memberikan informasi kepada pasien terkait dengan kemungkinan penyakit yang mungkin relevan. Perhatikan bahwa dalam proses wawancara ini, dokter dapat membuat catatan saat mengajukan pertanyaan, tetapi dokter tidak memegang protokol tertulis atau membaca pertanyaan dari instrumen apa pun.

Protokol untuk studi kualitatif memiliki beberapa fitur yang dapat diprediksi, yaitu :

  • Pertama, protokol harus berisi pertanyaan yang cukup penting bagi topik yang sedang dipelajari, yang digunakan sebagai panduan dalam melakukan penelitian — misalnya, bukti apa yang harus dicari dan dari sumber apa. Garis besar penelitian yang dilakukan menuju pada pengungkapan masalah untuk seluruh penelitian. Perhatikan baik-baik bahwa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang anda kemukakan adalah tanggung jawab anda, dalam artian anda sendiri yang harus menjawabnya, berdasarkan bukti (termasuk wawancara) yang akan Anda kumpulkan.

    Karena pertanyaan-pertanyaan itu Anda sendiri yang harus menjawabnya, maka pertanyaan-pertanyaan itu harus relevan dengan semua sumber bukti Anda — misalnya, pertanyaan yang ada di kepala Anda ketika Anda meninjau dokumen atau melakukan observasi lapangan. Ketika Anda mewawancarai seseorang sebagai salah satu sumber data, pertanyaan protokol tersebut tidak mewakili urutan tertentu dari pertanyaan lisan, seperti instrumen kuesioner. Anda harus membuat pertanyaan yang diucapkan sebagai bagian dari percakapan yang lebih alami dengan peserta mana pun.

    Pertanyaan-pertanyaan yang diucapkan akan mencerminkan pertanyaan dalam protokol Anda, tetapi kata-kata aktual dan urutan pertanyaan yang diucapkan akan disesuaikan dengan situasi wawancara tertentu.

  • Kedua, menjaga protokol sebagai mental frameworks (hanya ada di pikiran anda) dan bersifat privat, sehingga secara paradoks, akan membantu dokter atau detektif (peneliti kualitatif) untuk berperilaku netral dalam mengumpulkan beragam data, apakah mewawancarai orang, menyaring dokumen, membuat pengamatan, atau meninjau bukti lapangan. Caranya adalah tidak mengizinkan keberadaan mental framework tersebut untuk menjadi bias dalam pengumpulan data. Sebaliknya, keberadaan frameworks tersebut, jika digunakan dengan benar, harus bisa menunjukkan peluang untuk mencari bukti-bukti yang bertentangan dan juga bukti-bukti yang mendukung. Jika tidak ada protokol, peluang seperti itu mungkin akan terlewatkan. Oleh karena itu, penggunaan protokol yang tepat harus mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang lebih adil.

  • Ketiga, protokol akan membantu Anda dalam menyatukan data dan melakukan triangulasi data. Sekali lagi, kelancaran proses pengumpulan data akan menyisakan peluang untuk melakukan konvergensi atau triangulasi data, seperti yang mungkin terabaikan ketika penelitian dilakukan tanpa adanya protokol.

  • Keempat, salah satu keutamaan penting dari penelitian kualitatif adalah kemungkinan menemukan wawasan baru selama pengumpulan data. Penggunaan protokol penelitian seharusnya tidak menghambat proses penemuan. Meskipun pertanyaan protokol berasal dari topik asli dan pertanyaan yang diajukan oleh sebuah penelitian, Anda juga perlu menjaga pikiran anda tetap terbuka selama proses pengumpulan data. Jadi, sementara protokol memiliki tiga fitur diatas, Anda juga harus dapat berpikir “di luar kotak” (dalam kasus ini, di luar mental frameworks) ketika anda menemukan bukti yang tidak terduga.

    Ketika penemuan tersebut terjadi, Anda mungkin perlu melakukan jeda dalam proses pengumpulan data dan memikirkan kembali protokol aslinya. Anda mungkin dapat merubah rencana kegiatan pengumpulan data berikutnya untuk menggabungkan temuan yang baru saja ditemukan dengan protokol Anda sebelumnya. Peringatan pentingnya adalah bahwa jika penemuan itu signifikan, memikirkan kembali protokol juga dapat menyebabkan memikirkan kembali (atau mendesain ulang) seluruh penelitian dan tujuan penelitian awal. Misalnya, pertanyaan penelitian utama mungkin perlu dimodifikasi atau ditambah, dan dasar teori sebelumnya mungkin perlu ditambah.

Contoh Kasus


Protokol ini digunakan dalam penelitian tentang kehilangan pekerjaan, norma gender, dan stabilitas keluarga di masyarakat pedesaan (Sherman, 2009). Masyarakat telah lama bergantung pada industri tertentu untuk pekerjaan, dan penelitian ini berfokus pada dampak di antara keluarga yang ada, setelah terjadi penurunan industri. Ketertarikan pada gender terkait dengan perubahan konsekuen dalam peran laki-laki dan perempuan di tempat kerja dan di rumah tangga. Protokol digunakan untuk melakukan wawancara kualitatif dengan peserta laki-laki dalam penelitian (yang perlu dicatat bahwa protokol ditulis dalam tata bahasa yang mengarahkan pertanyaan kepada pewawancara, bukan kepada narasumber).

Contoh Protokol Wawancara

Sejarah dalam komunitas

  1. Tanyakan tentang berapa lama narasumber tinggal di Golden Valley, mengapa dia datang ke Golden Valley jika dia datang dari tempat lain. Ikatan apa yang dimiliki narasumber dalam komunitas? Apakah narasumber bahagia di sini? Apa yang narasumber sukai tentang tinggal di Golden Valley?

  2. Apakah komunitas berubah selama masa hidup narasumber ? Dalam hal apa? Apakah kehidupan di sini lebih baik sekarang dibandingkan di masa lalu?

Sejarah keluarga

  1. Tanyakan kepada narasumber tentang apa yang dilakukan orang tua ketika tumbuh dewasa, bagaimana pekerjaan dalam keluarga, peran apa yang dimainkan setiap orang tua dalam rumah tangga dan yang berkaitan dengan anak-anak. Orang tua mana yang lebih dekat dengan narasumber ?

  2. Mintalah narasumber untuk menggambarkan ayahnya dan hubungannya dengan dia. Apakah dia merupakan panutan narasumber ?

  3. Tanyakan kepada narasumber apakah ia berharap hidupnya sendiri seperti orang tuanya. Apa harapannya tentang dirinya sehubungan dengan pekerjaan dan kehidupan keluarga sebagai orang dewasa?

  4. Apakah harapan narasumber berubah? Apakah hidup lebih baik atau lebih buruk daripada yang ia bayangkan untuk dirinya sendiri sebagai seorang anak?

Riwayat kerja dan Kebutuhan Hiburan

  1. Tanyakan kepada narasumber tentang pekerjaannya saat ini atau kesulitannya dalam mencari pekerjaan. Apakah narasumber senang dengan situasi pekerjaannya saat ini?

  2. Jenis pekerjaan apa yang telah dilakukan narasumber di masa lalu? Pekerjaan mana yang terbaik? Apakah kehidupan kerja dipengaruhi oleh penutupan pabrik?

  3. Jika narasumber telah berjuang untuk menemukan pekerjaan, bicarakan prosesnya. Bagaimana perasaannya tentang dirinya sendiri ketika dia tidak dapat menemukan pekerjaan? Bagaimana dia menghadapi emosi ini? Minta narasumber untuk berbicara tentang contoh spesifik ketika dia kehilangan pekerjaan dan bagaimana mereka memengaruhinya.

  4. Apa yang dia lakukan ketika dia tidak dapat menemukan pekerjaan? Apakah dia telah berkorban untuk tetap tinggal di komunitas? Mengapa dia tetap tinggal jika dia kesulitan menemukan pekerjaan?

  5. Apa jenis kegiatan lain yang dilakukan narasumber ketika mengisi waktu luang? Apa yang paling dia nikmati? Cobalah untuk mencari tahu tentang kegiatan berburu / memancing / di luar rumah serta bersosialisasi, dll.

Pernikahan dan keluarga

  1. Apakah narasumber sudah menikah atau pernah menikah? Berapa lama dan / atau berapa kali? Apakah dia lebih bahagia menikah atau melajang? Hubungan seperti apa yang narasumber miliki saat ini?

  2. Apakah narasumber punya anak? Berapa banyak? Dengan siapa mereka tinggal?

  3. Bicara tentang hubungan dengan anak-anak. Peran apa yang dimainkan narasumber sebagai ayah? Kegiatan apa saja hal yang paling narasumber sukai bersama anak-anaknya? Apakah dia merasa telah menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya? Apa artinya ini baginya? Apa saja momen terindah sebagai ayah? Apa saja tantangan atau kekecewaan terbesar?

  4. Apakah narasumber seperti ayahnya sendiri? Dalam hal apa ia serupa atau berbeda? Apakah narasumber lebih suka seperti ayahnya? Hal-hal macam apa yang menjadikan ayah yang baik?

  5. Jika narasumber tidak memiliki anak, apakah ia menginginkannya? Mengapa? Apakah dia memiliki hubungan dengan anak-anak dalam hidupnya, dan jika demikian, jelaskan perannya.

  6. Jika narasumber belum pernah menikah, apakah ia ingin menikah? Jenis hubungan apa yang dia miliki — hidup bersama, dll. Jenis kualitas apa yang narasumber cari dalam diri pasangannya kelak? Apakah dia lajang karena pilihan?

  7. Apa saja tantangan atau masalah terbesar dalam hubungannya dengan pasangannya? (Jika memungkinkan, perdalam bahasan tenang ini). Bagaimana narasumber mengatasi masalah ini?

  8. Apakah stress yang terkait dengan pekerjaan (atau kekurangannya) mempengaruhi hubungannya? Jelaskan jika mungkin.

Sumber : Robert K. Yin, 2011, Qualitative Research : From Start to Finish, The Guilford Press

1 Like