Proses pirolisis merupakan salah satu metode pencairan batubara dan juga salah satu proses penting pada teknologi konversi batubara. Pirolisis batubara pada dasarnya adalah proses pemanasan batubara dengan suhu meningkat dengan tanpa adanya atau sedikit udara atau reagen lainnya yang tidak memungkinkan terjadinya reaksi gasifikasi. Selama proses pirolisis terjadi, batubara akan terdekomposisi dan menghasilkan condensable gases yang disebut dengan tar, non-condensable gases yang disebut dengan gas dan padatan mikrokristalin yang disebut dengan char. Produk hasil pirolisis batubara tidak hanya menghasilkan energi yang bersih tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri kimia. Produk pirolisis batubara yang berpotensi besar sebagai bahan baku industri kimia adalah char dan tar. Char adalah produk hasil pirolisis batubara yang berbentuk padat.
Gambar : Rancangan Reaktor Pirolisis Batubara (Sumber : Prasetiyo, Nugroho, dan Trides 2018)
Batubara yang digunakan dalam proses pirolisis perlu diketahui kualitasnya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral penyusunnya, serta derajat coalification . Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisis kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air/ moisture , zat terbang/ volatile matter , karbon padat/ fixed carbon , dan kadar abu/ ash , sedangkan analisis ultimate dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti carbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Kualitas batubara diperlukan untuk menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan atau tidak, selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di lokasi.
Gambar : Contoh Hasil Uji Proximate Batubara
Referensi :
Prasetiyo T, Nugroho W, dan Trides T. 2018. Studi pencairan batubara ( coal liquefaction ) metode priolisis pada batubara peringkat kabupaten kutai kartanegara provinsi kalimantan timur. Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL . Vol 6 (2) : 21-28.