Apa yang dimaksud dengan produktivitas kerja?

Produktifitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja dan teknis operasional.

Secara filosofis, produktifitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas dan akan terus meningkatkan kemampuan kerjanya.

Secara definisi kerja, produktifitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu, definisi kerja ini mengandung cara atau metode pengukuran, walaupun secara teori dapat dilakukan tetapi secara praktek sukar dilaksanakan, dikarenakan sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya terdiri dari banyak macam dengan proporsi yang berbeda. (Hasibuan Malayu S.P 2003).

Dewan Produktivitas Nasional Indonesia telah merumuskan definisi produktivitas secara lengkap yaitu sebagai berikut (Umar Husein, 2002):

  • Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
  • Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
  • Produktivitas mempunyai dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Menurut L. Greenberg dalam Sinungan (2009), produktivitas adalah perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil, perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum.

1 Like

Produktivitas berasal dari kata produksi, kata produksi sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu. Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil tersebut bisa berupa barang ataupun jasa. Istilah produksi ini sering dikaitkan dengan istilah produktivitas, meskipun kedua istilah tersebut sangat berkaitan, tetapi salah jika menganggap produktivitas merupakan fasilitas produksi yang aktif.

Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, dan seterusnya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut (Bashu, 1999).

Produktivitas kerja merupakan suatu istilah yang sering dipergunakan dalam perencanaan pengembangan industri para khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Bahkan dewasa ini istilah produktivitas tidak saja dipergunakan dalam perencanaan dan kegiatan di bidang ekonomi, tetapi juga dipergunakan di bidang lain, misalnya di bidang pendidikan.

Sementara orang mengemukakan bahwa produktivitas kerja atau produktivitas pada hakikatnya juga merupakan motif ekonomi untuk memperoleh hasil sebanyak mungkin dengan biaya sekecil-kecilnya. Satu hal yang membedakannya ialah bahwa produktivitas kerja sebagai aksentuasi penerapan motif ekonomi banyak terletak pada faktor manusia pelaksana kegiatan organisasi itu sendiri, yaitu para anggota, pegawai atau pekerja (Saksono, 1988).

Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Sinungan, 1985).

Produktivitas merupakan hal yang sangat penting, karenaa produktivitas memiliki peran besar dalam menentukan sukses tidaknya suatu usaha. Oleh karena itu produktivitas harus menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan dalam menyusun strategi bisnis, yang mencakup bidang produksi, pemasaran, keuangan, dan bidang-bidang lainnya (Syarif, 1999).

Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan besar dalam menentukan sukses tidaknya dalam kegiatan usaha. Dengan meningkatkan produktivitas kerja ini secara tidak langsung akan memberikan kepuasan kerja kepada para pekerja. Selain itu juga akan mendorong motivasi para pekerja untuk menigkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi (Rohmat, 2014).

Produktivitas kerja menurut Cascio (1998) adalah produktivitas sebagai pengukuran output berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi, atau bahan baku dan peralatan. Sejalan dengan pandangan diatas, Sedarmayanti (2001) menyebutkan produktivitas kerja menunjukkan bahwa individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja maksimal) dengan efesiensi salah satu masukan (tenaga) kerja yang mencakup kualitas, kuantitas dalam waktu tertentu.

Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output sebagai keluarannya yang merupakan indikator dari pada kinerja karyawan dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi (Almigo, 2004)

Pengertian umum mengenai produktivitas menurut Sabourin adalah rasio antara hasil produksi (output) dengan seluruh biaya produksi (input). Akan lebih jelas bila digunakan definisi yang tidak terlalu teknik, yaitu rasio antara kepuasan yang diperoleh dengan usaha yang dikeluarkan R.Saint Paul pada kesempatan yang sama mengatakan,

“Definisi produktivitas sangat sederhana, yaitu perbandingan antara hasil yang diperoleh dan jumlah kerja yang dikeluarkan untuk memproduksinya, atau dalam pengertian yang lebih umum, rasio antara kepuasan yang dikehendaki dan pengorbanan yang dilakukan.”

Kedua pendapat diatas memiliki yang sama, bahwa produktivitas adalah perencanaan yang tepat terhadap proses produksi, dengan mempertimbangkan biaya, waktu dan tenaga kerja agar dapat memberi hasil (output) yang maksimal, sehingga terjadi keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan.

Sedangakan menurut George J. Washnis menyatakan,” produktivitas mengandung dua konsep utama, yaitu efesiensi dan efektifitas.

  • Efesiensi mengukur tingkat sumber daya, baik manusia, keuangan, maupun alam, yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat pelayanan yang dikehendaki;

  • Efektifitas mengukur hasil dan mutu pelayanan yang dicapai.” (Saksono, 1988).

Artinya, bahwa adanya perencanaan yang tepat sebelumnya sehingga dapat efesien menggunakan sumber daya yang ada, dapat menghasilkan sesuatu yang lebih efektif.

Menurut Poerwadarminta (1984) Produktivitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu. Sedangkan kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah mata pencahrian.Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum.

Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986).

Sedangkan produktivitas menurut Hasibuan (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung.

Rumusan-rumusan mengenai produktivitas di atas memang berbeda pengungkapannya antara yang satu dengan yang lain. Tetapi pada hakikatnya mempunyai makna sama, yaitu rasio antara produksi yang dapat dihasilkan dengan keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan untuk keperluan produksi itu atau rasio antara seluruh kepuasan yang dapat diperoleh dengan pengorbanan yang telah diberikan (Saksono, 1988 ).

Kata produktivitas pertama kali dicetuskan oleh Quesnay pada tahun 1766. Pada tahun 1883, Littre mendefinisikan produktivitas sebagai ”kemampuan untuk memproduksi”.

Menurut Organization for European Economic Coorporation (1950), produktivitas adalah hasil bagi yang diperoleh dengan membagi keluaran dengan satu dari faktor-faktor produksi, yaitu kapital, investasi dan bahan mentah.

Drucker (1991) mendefinisikan produktivitas sebagai keseimbangan antara seluruh faktor-faktor produksi yang memberikan keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan sumber daya yang lebih sedikit. Greenberg (2005) mendefinisikan Produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai:

  • Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

  • Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum.

Sumanth (1984) menjelaskan bahwa Produktivitas sebagai siklus produktivitas. Ada empat tahap dalam konsep siklus produktivitas, yaitu: pengukuran produktivitas, evaluasi produktivitas, perencanaan produktivitas, dan peningkatan produktivitas.

Mali (1978) juga mengemukakan bahwa ”produktivitas merupakan kombinasi dari efektivitas dan efisiensi”. Efektivitas berkaitan dengan unjuk kerja dalam mencapai tujuan dan efisiensi berkaitan dengan penggunaan sumber daya. Produktivitas dicapai dengan hasil yang sebesar mungkin, dengan memakai sumber daya yang sekecil mungkin.

Hubungan ketiganya adalah sebagai berikut:

Produktivitas =

Keluaran yang diperoleh / Masukan yang digunakan,
Hasil yang dicapai / Sumber yang digunakan,
Efektivitas / Efisiensi

Lebih lanjut Mali (1978) mengemukakan dua konsepnya mengenai produktivitas adalah sebagai berikut :

  1. Produktivitas merupakan ukuran besarnya sumber daya yang harus digunakan, serta seberapa besar manfaat dalam menyumbangkan hasil (keluaran)

  2. Produktivitas menyatakan tingkat usaha yang dikeluarkan dalam rangka meraih hasil produksi yang paling tinggi dengan sumber daya yang minimal.

Dewan Produktivitas Nasional (1983) menyatakan bahwa :

  1. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

  2. Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun.

  3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk :

    • Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya (input) yang sama.

    • Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit.

    • Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya (input) yang relatif lebih kecil.

  4. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia.

Ruang Lingkup Produktivitas


Pandangan tentang produktivitas untuk keperluan definisi dan pemakaian tidaklah sama dan konsisten. Mali (1978) menyatakan ada empat ruang lingkup produktivitas, yaitu :

  1. Ruang Lingkup Nasional
    Memandang negara secara keseluruhan, disini diperhitungkan faktor-faktor secara sederhana seperti buruh, modal, manajemen, bahan mentah, dan sumber-sumber lainnya sebagai keluaran yang mempengaruhi barangbarang ekonomi dan jasa.

    Pada lingkup nasional ini, estimasi produktivitas digunakan untuk meramalkan pendapatan nasional dan pengeluaran nasional pada suatu waktu. Produktivitas digunakan untuk membandingkan kekuatan kompetisi dari beberapa industi pada situasi ekonomi nasional yang berbeda. Produktivitas pada lingkup nasional digunakan sebagai indeks pertumbuhan terutama produktivitas tenaga kerja. Kenaikan produktivitas nasional tenaga kerja menggambarkan jumlah barang dan jasa yang tinggi per tenaga kerja, dibandingkan dengan yang sebelumnya, dan merupakan potensi terhadap pendapatan nyata per tenaga kerja yang tinggi. Negara yang mempunyai tingkat upah yang tinggi cenderung mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi.

  2. Ruang Lingkup Industri
    Lingkup ini hanya memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan berhubungan terhadap kelompok industri tertentu, seperti : industri ruang angkasa, minyak, batu bara, pendidikan, kesehatan, transportasi, dan lain-lain.

  3. Ruang lingkup Perusahaan atau Organisasi
    Dalam suatu perusahaan atau organisasi ada pengaruh hubungan antar faktor. Produksi yang dibuat dapat diukur dan dapat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya atau dibandingkan dengan perusahaan lainnya untuk mengetahui efisiensi perusahaan tersebut.

  4. Ruang Lingkup Perorangan
    Produktivitas perorangan ditentukan oleh lingkungan kerja serta ketersediaan alat, proses dan perlengkapan. Pada ruang lingkup ini muncul faktor baru yang tidak dapat diukur dengan mudah yaitu motivasi. Motivasi sangat dipengaruhi oleh kelompok individu termasuk pengaruh kelompok dengan kelompok lain.

Variabel Produktivitas


Terdapat tiga variabel yang menentukan besar kecilnya produktivitas yaitu:

  1. Tenaga Kerja (Labour) yang berarti kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang dipekerjakan di organisasi tersebut. Peningkatan kemampuan tenaga kerja dapat dilakukan dengan melalui pendidikan, pengetahuan mengenai angkatan kerja, perbaikan fasilitas kerja (transportasi, sanitasi), ketersediaan tenaga kerja yang memadai.

  2. Modal (Capital) yang digunakan oleh organisasi untuk membiayai kegiatan operasionalnya, yang mana sangat dipengaruhi oleh inflasi dan pajak yang berlaku.

  3. Manajemen (Management) yang bertanggung jawab untuk memastikan pengelolaan semua sumber daya yang digunakan perusahaan secara efektif dan efisien

Dari ketiga variabel produktivitas diatas, menurut Heizer (2005) Faktor Manajemen memberikan kontribusi terbesar dalam peningkatan produktivitas karena manajemen bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan untuk meningkatkan produktivitas maka dibutuhkan para manajer yang profesional dalam arti bisa memanajemeni organisasi secara efektif dan efisien.

Jenis-Jenis Produktivitas


Menurut Sumanth (1984), Pendefinisian produktivitas dapat bermacam- macam tergantung pada konteks apa yang dibicarakan, pada dasarnya ada tiga jenis produktivitas, yaitu :

  1. Produktivitas Total (multi-factor productivity)
    Produktivitas total merupakan perbandingan antara keluaran dengan seluruh faktor masukan, dengan demikian produktivitas total mencerminkan pengaruh bersama seluruh masukan dalam mengasilkan keluaran. Produktivitas total dapat menjadi alat diagnosa yang berharga untuk tingkat perusahaan atau unit operasi, misalnya untuk melihat kontribusi dari faktor modal, faktor tenaga kerja dan input lainnya pada pertambahan produksi atau pertumbuhan produktivitasnya.

  2. Produktivitas Parsial (Single-Factor Productivity)
    Produktivitas parsial adalah perbandingan antara keluaran dengan salah satu faktor masukan. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja (rasio dari keluaran dan masukan tenaga kerja), produktivitas modal (rasio keluaran dan masukan modal), produktivitas material (rasio dari keluaran dan masukan material).

  3. Produktivitas Faktor Total
    Adalah rasio keluaran bersih terhadap jumlah masukan faktor tenaga kerja dan faktor modal. Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi dengan jumlah rasio barang atau jasa yang dibeli

Unsur-Unsur Produktivitas


Menurut Sumanth (1984), unsur-unsur produktivitas adalah sebagai berikut :

  1. Efisiensi
    Produktivitas merupakan perbandingan antara output dengan input yang merupakan ukuran efisiensi merupakan perbandingan antara pemakaian sumber daya (input) terencana dengan input sebenarnya. Maka pengertian efisiensi berorientasi pada masukan. Efisiensi dapat diartikan sebagai kegiatan penghematan penggunaan sumber-sumber dalam kegiatan produksi atau kegiatan organisasi, seperti: penghematan pemakaian bahan baku, tenaga listrik, uang, tenaga kerja, waktu, ruangan, air, dan sebagainya.

  2. Efektivitas
    Efektivitas menggambarkan seberapa jauh target yang ditentukan dapat dicapai, baik dari segi waktu maupun kualitas. Makin besar presentase target tercapai makin tinggi tingkat efektivitasnya, konsep ini berorientasi keluaran. Ukuran efektivitasnya merupakan rasio keluaran atau masukan. Peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningktan efisiensi atau sebaliknya.

    Gabungan kedua hal ini (efisiensi dan efektivitas) membentuk pengertian produktivitas dengan cara sebagai berikut : Produktivitas yang tinggi berarti hasil produksi dapat dicapai dengan ongkos rendah. Ini dikenal dengan prinsip ekonomi yang berbunyi : memperoleh hasil yang dijabarkan dalam bahasa operasional, ini juga berarti jika harus bekerja secara ekonomis sama dengan harus bekerja secara produktif.

  3. Kualitas
    Produktivitas merupakan ukuran kualitas, walaupun kualitas sulit diukur dari rasio output atau input. Namun jelas kualitas input dan kualitas proses menentukan kualitas output. Output dengan kualitas tinggi secara tidak langsung menaikkan rasio output atau input, karena disana ada pertambahan nilai (value added) bagi konsumen yang berarti menaikkan daya saing dan produktivitas.

Referensi :

  • Drucker, Peter F. Management: Tasks, Responsibilities, Practices. New York: Harper & Row Publishers, Inc., 1993.
  • Greenberg, L., A Practical Guide to Productivity Measurement. Washington, D.C.: Bureau of National Affairs, 1973.
  • Mali, Paul. Improving Total Productivity, John Wiley & Sons, 1978.
  • Sumanth, david J., Productivity Engineering and Management, McGraw Hill Book Co., New York, 1984.

Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara kerja hari kemarin dan hasil yang dicapai besok harus lebih banyak atau lebih baik dari yang diperoleh hari ini. Sikap demikian membuat seseorang selalu mencari kebaikan-kebaikan dan peningkatan-peningkatan. Orang yang mempunyai sifat tersebut terdorong untuk menjadi dinamis, inovatif, serta terbuka akan tetapi kritis terhadap perubahan-perubahan serta ide-ide (Laila. 2007 ).

produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan waktu yang telah ditentukan dengan adanya peran serta tenaga kerja atau karyawan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, suatu perusahaan dalam proses produksi tidak hanya membutuhkan bahan baku dan tenagakerja saja, tapi juga harus didukung faktor-faktor lainnya. Antara lain menurut Siagian (dalam Asbakhul, 2010)adalah :

  1. Pendidikan,
  2. Pelatihan,
  3. Penilaian prestasi kerja,
  4. Sistem imbalan,
  5. Motivasi, dan
  6. Kepusan kerja

Menurut Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidahdalam sebuah skripsi yang membahas tentang produktivitas kerja (2003 ) , mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas, antara lain :

  1. Knowledge Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

  2. Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan memilki ability yang tinggi pula.

  3. Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakkan tersebut memilki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut dapatmenjamin perilaku kerja yang baik pula. Dapat dicontohkan seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat waktu, disiplin, simple, maka perilaku kerja juga baik, apabila diberi tanggung jawab akan menepati aturan dan kesepakatan.

  4. Behaviors Demikian dengan perilaku manusia juga akan ditentukan oleh kebiasaan- kebiasaan yang telah tertanam dalam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya. Dengan kondisi pegawai tersebut, maka produktivitas dapat dipastikan akan dapat terwujud

  5. Skills Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Ketrampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Ketrampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaanpekerjaan yang bersifat teknis.Dengan ketrampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produk.

Menurut Payaman J. Simanjuntak(1995), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah :

  1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawanKualitas dan kemampuan fisik karyawan dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.

  2. Sarana pendukungSarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas karyawan digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

    • Menyangkut lingkungan kerja termasuk sarana dan peralatan yang digunakan, tehnologi dan cara produksi,tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.

    • Menyangkut kesehatan karyawan yang tercermin dalamsistem pengupahan dan jaminan sosial serta jaminankeselamatan kerja.

    • Supra saranamerupakan apa yang terjadi didalam perusahaan dipengaruhi juga oleh apa yang terjadi diluarnya, seperti sumber-sumber faktor produksi yang akan digunakan prospek pemasaran, perpajakan, perijinan dll. Selain itu hubungan antara pimpinan dan karyawan juga mempengaruhi kegiatan kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan pimpinan terhadap bawahan, sejauh mana hak hak karyawan mendapat perhatian sejauh mana karyawan diikutsertakan dalam menentukan kebijakan

Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara kerja hari kemarin dan hasil yang dicapai besok harus lebih banyak atau lebih baik dari yang diperoleh hari ini. Sikap demikian membuat seseorang selalu mencari kebaikan-kebaikan dan peningkatan-peningkatan. Orang yang mempunyai sifat tersebut terdorong untuk menjadi dinamis, inovatif, serta terbuka akan tetapi kritis terhadap perubahan-perubahan serta ide-ide (Laila. 2007).

Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional (Ndraha, 2002) mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Sehingga dari beberapa pengertian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan waktu yang telah ditentukan dengan adanya peran serta tenaga kerja atau karyawan.

Definisi produktivitas pada penelitian ini difokuskan pada kinerja yang pengukurannya melalui penilaian kerja. Hal ini dikarenakan kinerja juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja, penampilan kerja. Kinerja ini mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.

Pengukuran Produktivitas Kerja


Menurut Simamora (2004) faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja; kualitas kerja; dan ketepatan waktu. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan.

Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan oleh perusahaan.

Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

Produktivitas menurut Perspektif Islam


Produktivitas berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Islam sebagai pedoman hidup yang turun dari Sang Pencipta manusia, sangat menghargai bahkan amat mendorong produktivitas. H.R. Thabrani dalam Al Kabir, Rosulullah saw. Bersabda: Dari Ibnu „Umar ra dari Nabi saw, ia berkata: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang beriman yang berkarya (produktif menghasilkan berbagai kebaikan - pen )”. H.R. At Thabrani juga mengatakan serupa. Dan dari „Aisyah ra. Beliau berkata, telah berkarta Rosulullah saw “Barangsiapa yang disenjaharinya merasa letih karena bekerja (mencari nafkah) maka pada senja hari itu dia berada dalam ampunan Allah”

Islam membenci pengangguran, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang shahabat Nabi saw ( H.R. At Thabrani dalam kitab Al Kabir) , Ibnu Masud ra: “ Sesungguhnya aku benci kepada seseorang yang menganggur, tidak bekerja untuk kepentingan dunia juga tidak untuk keuntungan akhirat”. Di dalam Tafsir Al Qurthubi Juz 11 hal 321 “Sesungguhnya Allah mencintai seorang beriman yang sekalipun lemah, tetapi ia produktif dan selalu menjaga harga dirinya (tidak mau meminta-minta) dan Allah membenci tukang peminta-minta yang pemaksa”.

Produktivitas itu tetap harus dipertahankan dalam segala situasi dan kondisi, dengan sebuah penggambaran yang ekstrim, bahkan sekalipun anda tahu besok akan kiamat, tidak boleh membuat kita tidak berkarya dan produktif hari ini. Sebagaimana sabda Rosulullah saw: “ Andaipun besok kiamat, sedang di tangan salah seorang di antara kamu ada tunas pohon kurma, maka tanamlah ia !” ( H.R. Al Bazaar, rijalnya tsiqot)

Demikian besarnya penghargaan Islam atas produktivitas, sampai – sampai disebutkan dalam Al Hadits, bahwa produktivitas juga erat kaitannya dengan jalan untuk memperoleh pengampunan dari dosa-dosa, yang justru malah tidak akan bisa mendapatkan pengampunan dengan cara yang lainnya.

Referensi

http://etheses.uin-malang.ac.id/1817/6/09410014_Bab_2.pdf

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dapat dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan per satuan waktu. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran keberhasilan tenaga kerja menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu (Sumarsono, 2003).

Produktivitas tenaga kerja merupakan gambaran kemampuan pekerja dalam menghasilkan output (Ananta, 1985). Hal ini karena produktivitas merupakan hasil yang diperoleh oleh suatu unit produksi dengan jumlah tenaga kerja yang dimiliki, dengan produktivitas kerja yang tinggi menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja juga tinggi.

Menurut Simanjuntak (1985), Produktivitas mengandung pengertian filosofis dan definisi kerja. Secara filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemaren, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Untuk definisi kerja, produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya (input) yang dipergunakan per satuan waktu. Sumber daya masukan dapat terdiri dari beberapa faktor produksi seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan mentah dan sumber daya manusia sendiri. Dari pengertian di atas, peningkatan produktivitas dapat terwujud dalam bentuk:

  1. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, dan/ atau

  2. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang terbatas, dan/ atau

  3. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang sama, dan/atau

  4. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil

Produktivitas tenaga kerja dapat dilihat dari nilai produksi. Nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ke tangan konsumen (Sudarsono, 1990). Jadi yang dimaksud produktivitas dalam penelitian ini adalah nilai produksi rata-rata yang dapat dihasilkan oleh tenaga kerja.

Produktivitas tenaga kerja menurut Mulyadi (2006), digambarkan dari rasio output terhadap jumlah tenaga kerja yang digunakan. Oleh karena itu, produktivitas tenaga kerja dapat diproksi dari persamaan APPL ( Average Physical Product of Labor ) sebagai berikut:

APPL = TPL/L = Q/L = Produktivitas tenaga kerja

dimana:

TPL = Total produksi oleh tenaga kerja

Q = Output

L = Tenaga kerja

Dengan pendekatan sistem, faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan perusahaan dapat digolongkan pada tiga kelompok (Simanjuntak, 1985):

  1. Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan, meliputi tingkat pendidikan, pelatihan, motivasi, etos kerja, dan mental.

  2. Sarana pendukung, meliputi lingkungan kerja (teknologi, cara produksi, sarana dan peralatan yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, dan suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri), serta kesejahteraan karyawan yang terjamin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja.

  3. Supra sarana, meliputi kebijakan pemerintah, hubungan industrial dan manajemen.

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995), Produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:

  1. Faktor bawaan

  2. Faktor pendidikan dan latihan

  3. Faktor gizi

  4. Faktor lingkungan

  5. Faktor kemauan karyawan untuk bekerja sama

Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu perusahaan.

Muchdarsyah Sinungan (2005) juga mengisyaratkan dua kelompok syarat bagi produktivitas kerja perorangan yang tinggi:

  1. Kelompok pertama
  • Tingkat pendidikan dan keahlian

  • Jenis teknologi dan hasil produksi

  • Kondisi kerja

  • Kesehatan, kemampuan fisik dan mental

  1. Kelompok kedua
  • Sikap mental (terhadap tugas), teman sejawat dan pengawas

  • Keanekaragam tugas

  • Sistem insentif (sistem upah dan bonus)

  • Kepuasan kerja

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut Pandji Anoraga (2005). Ada 10 faktor yang sangat diinginkan oleh para karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, yaitu:

  1. Pekerjaan yang menarik,

  2. Upah yang baik,

  3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan,

  4. Etos kerja dan

  5. Lingkungan atau sarana kerja yang baik,

  6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan perusahaan,

  7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi,

  8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi,

  9. Kesetiaan pimpinan pada diri sipekerja,

  10. Disiplin kerja yang keras.

Menurut Payaman J. Simanjutak (1985) faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat digolongkan pada dua kelompok, yaitu:

  1. Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan yang meliputi: tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan

  2. Sarana pendukung, meliputi:

Lingkungan kerja, meliputi: produksi, sarana dan peralatan produksi, tingkat keselamatan, dan kesejahteraan kerja.

Kesejahteraan karyawan, meliputi: Manajemen dan hubungan industri.

Pengukuran Produktivitas Kerja

Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).

Menurut Henry Simamora (2004) faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu:

  1. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahan.

  2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

  3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

Manfaat dari Penilaian Produktivitas Kerja

Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005) manfaat dari pengukuran produktivitas kerja adalah sebagai beikut:

  1. Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas kerja karyawan.

  2. Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian misalnya: pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

  3. Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya: promosi, transfer dan demosi.

  4. Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan.

  5. Untuk perencanaan dan pengembangan karier.

  6. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses staffing.

  7. Untuk mengetahui ketidak akuratan informal.

  8. Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.

Indikator Produktivitas Kerja

Seperti dijelaskan Simamora ( 2004) faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu. Dalam penelitian ini peneliti mengukur produktivitas kerja dengan menggunakan indikator-indikator dibawah ini:

  1. Kuantitas kerja

  2. Kualitas kerja

  3. Ketepatan waktu

Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang-barang atau jasa) dengan memasukan (tenaga kerja, bahan, uang). Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam satuan fisik, bentuk, dan nilai.

Menurut Sedarmayanti produktivitas kerja menunjukkan bahwa produktivitas individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pecapaian untuk kerja maksimal) dengan efesiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencangkup kuantitas, kualitas dalam waktu tertentu.

Menurut Abdul Hamid produktivitas kerja karyawan adalah bentuk peningkatan kemampuan karyawan untuk menghasilkan laba perusahaan, yang dapat diwujudkan melalui pengoptimalan kineja yang tercemin pada besarnya produksi, kualitas produksi, efektivitas dan efesiensi seerta merealisasikan kepuasan kerja karyawan pada tingkat optimal.

Indikator Produktivitas Kerja Karyawan

Amrun mengemukakan Indikator produktivitas kerja karyawan, meliputi:26

  1. Pemahaman substansi dasar tentang bekerja

Jika sesorang bekerja, dia akan selalu beroreantasi pada produktivitas kerja di atas maupun minimal sama dengan standart kerja dari waktu ke waktu. Bekerja produktiv sudah sebagai panggilan jiwa dan kental dengan amanah.

  1. Sikap terhadap sesama karyawan

Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik seperti halnya menjadi seorang pemimpin yang baik. Menjalin hubungan antara karyawan dengan baik.

  1. Perilaku ketika bekerja

Perilaku ketika bekerja ditentukan oleh kebiasaan- kebiasaan yang telah tertanam dalam diri karyawan, sehingga dapat mendukung kerja yang efektif, dengan kondisi karyawan tersebut maka produktivitas dapat terwujud.

  1. Etos kerja

Norma atau aturan yang sifatnya harus dilakukan oleh para pekerja atau karyawan dalam meningkatkan kualitas kerja, guna menghasilkan keluaran (output) yang maksimal dan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, serta dapat meningkatkan prestasi kerja yang baik.

  1. Sikap terhadap waktu

Kemampuan menggunakan waktu secara efektif dan efesien sehingga tercapai produktivitas yang maksimal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

Menurut panji dan anoraga sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggiakan mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik. Dengan demikian pendidikan merupkan syarat yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

2. Motivasi

Pimpinan perusahaan perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja dari setiap karyawananya. Dengan mengetahui motivasi itu, maka pimpinan dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.

3. Disiplin kerja

Sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendakan untuk mengikuti dan memahamituhi segala peraturan yang telah ditentukan

4. Keterampilan

Keterampilan kerja karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui kursus atau latian kerja.

5. Sikap dan etika kerja

Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain dan etika dalam hubungan kerja sangat penting artinya, dengan tercapainya hubungan dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas.

6. Gizi dan kesehatan

Daya tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan dan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.

7. Tingkat penghasilan

Semakin tinggi prestasi kerja karyawan akan semakin bersar upah yang diterima. Dengan penghasilan yang cukup akan memberikan kepuasan terhadap karyawan yang menjadi karyawan tersebut mempunyai semangat kerja.

8. Lingkungan kerja dan iklim kerja

Lingkungan kerja dari karyawan disini termasuk hubungan antar karyawan, hubungan degan pimpinan, lingkungan kerja, penerangan dan lain-lain.

9. Teknologi

Adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggi yang dpat mendukung tingkat produksi dan mempermuda manusia dalam melaksananakan pekerjaan.

10. Sarana produksi

Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.

11. Jaminan sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan menunjang kesehatan dan pelayanan kesehatan. Dengan harapan supaya karyawan bergairah dan mempunyai semangat kerja.

12. Manajemen

Adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian produktivitas kerja akan maximum.

13. Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan diberikan kesempatan berprestasi maka karyawan akan meningkatkan produktivitasnya.