Apa yang dimaksud dengan Prinsip Otonomi Fungsional Allport atau Allport's Functional Autonomy Principle?

Psikolog Amerika Gordon Willard Allport (1897-1967) mempelajari, meneliti, dan mengajar di bidang kepribadian, yang ia anggap sebagai pokok bahasan alami psikologi. Dalam eksplorasi dan pengembangan teori kepribadiannya, Allport merumuskan konsep otonomi fungsional motif, yang menekankan pada munculnya sistem motivasi baru dalam kehidupan seseorang.

Prinsip otonomi fungsional menggambarkan kasus di mana kebiasaan yang sudah mapan (seperti pergi bekerja selama 12 jam sehari selama bertahun-tahun dan menghasilkan banyak uang) dapat menjadi tujuan atau motif dalam diri mereka sendiri (seperti terus pergi. bekerja selama 12 jam sehari, meskipun orang tersebut sudah kaya, bisa pensiun dengan mudah, dan sebenarnya tidak perlu bekerja sama sekali). Menurut prinsip otonomi fungsional motif, sarana menuju suatu tujuan menjadi tujuan dalam dirinya sendiri dimana aktivitas semula kini telah menjadi motif dan berfungsi secara mandiri dari tujuan atau kebutuhan yang mereka layani pada awalnya.

Ketika pertama kali diperkenalkan, gagasan tentang otonomi fungsional menjadi kontroversial dan radikal karena bertentangan dengan teori motivasi yang berlaku, yang menekankan mekanisme yang secara langsung terkait dengan kebutuhan fisiologis dasar. Ide Allport meningkatkan kemungkinan bahwa motif yang sederhana dan kompleks dapat berfungsi secara terpisah dari dorongan atau kebutuhan fisiologis langsung. Konsep otonomi fungsional meliberalisasi area motivasi karena memungkinkan individu menjadi entitas yang aktif (bukan pasif) yang perilakunya dapat berorientasi pada saat ini, serta berorientasi pada masa depan, dan tidak hanya berorientasi pada masa lalu.

Dilihat dari ketiadaannya di sebagian besar buku teks pengantar psikologi terkini, prinsip otonomi fungsional motif tampaknya kurang dirujuk, umumnya, hari ini daripada tahun-tahun yang lalu, meskipun istilah tersebut tampaknya, dari pengamatan biasa, telah menjadi bagian dari psikolog ’ kosakata informal. Dengan demikian gagasan tentang motif otonom secara fungsional (meskipun kontroversial pada suatu waktu) tidak lagi tampak aneh tetapi telah diterima dan diserap ke dalam arus utama psikologi. Memang, teori motivasi baru-baru ini telah mengusulkan dan menggambarkan kebutuhan “supra-” atau “ekstra-fisiologis” dalam membentuk kepribadian individu seperti motif untuk eksplorasi, keingintahuan, penguasaan, manipulasi, aktualisasi diri, pencarian sensasi, dan kompetensi.

Lihat: ALLPORT’S THEORY OF PERSONALITY; MOTIVATION, THEORIES OF.

Sumber:

Roeckelein, J. E. (2006). Elsevier’s Dictionary Of Psychological Theories. Amsterdam: Elsevier B.V.

Referensi:
  • Allport, G. W. (1937). The functional autonomy of motives. American Journal of Psychology, 50, 141-156.