Apa yang dimaksud dengan Pola pengasuhan?

Pola pengasuhan adalah

Pola pengasuhan adalah cara orang tua berinteraksi dengan anak guna mendidik, membimbing dengan pemberian perhatian, mendisiplinkan dan melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga pada upaya pembentukan norma di masyarakat.

Apa yang dimaksud dengan Pola pengasuhan?

Pengertian Pola Pengasuhan


Menurut Kohn (dalam Casmini, 2007) bahwa pola pengasuhan merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi, pemberian aturan, hadiah, hukuman dan pemberian perhatian serta tanggapan terhadap perilaku anak. Menurut Casmini (2007) Pola pengasuhan berarti bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umnya. Menurut Sugihartono, dkk (2012 ) Pola asuh orang tua adalah perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang pola pengasuhan, dapat disimpulkan bahwa pola pengasuhan adalah cara orang tua berinteraksi dengan anak guna mendidik, membimbing dengan pemberian perhatian, mendisiplinkan dan melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga pada upaya pembentukan norma di masyarakat.

Berapa peneliti membahas tentang pola pengasuhan orang tua, seperti Diana Baumrind dan Hauser

1. Pola Pengasuhan Diana Baumrind
Pola pengasuhan Diana Baumrind ditinjau dari bagimana orang tua memperlakukan anaknya berdasarkan kehangatan dan kontrol terhadap anak. Berikut ini macam-macam pola pengasuhan yang disampaikan oleh Diana Baumrind (dalam Santrock, 2003)
• Authoritarian
Pola pengasuhan yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orang tua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang bersifat authoritarian membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap remaja dan hanya melakukan sedikit komunikasi verbal. Pengasuhan authoritarian berkaitan dengan periaku sosial remaja yang tidak cakap.
Autoritatif
Mendorong remaja untuk bebas tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, dan orang tua bersifat hangat dan bersifat membesarkan hati remaja. Pengasuhan autoritatif berkitan dengan perilaku sosial remaja yang kompeten.
• Permisif tidak peduli
Suatu pola pengasuhan di mana orang tua sangat tidak ikut campur dalam kehidupan remaja.
• Permisif memanjakan
Suatu pola di mana orang tua sangat terlibat dengan remaja tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka. Pengasuhan permisif-memanjakan berkaitan dengan kedidakcakapan sosial remaja, terutama kurangnya pengendalian diri

2. Pola Pengasuhan Hauser
Pola pengasuhan Hauser ditinjau dari bagaimana orang tua mendorong dan menghambat anak. Berikut ini pola pengasuhan Hauser yang disampaikan oleh Papalia & Olds; Bornstein & Lamb (dalam Casmini, 2007 ).

Pengasuhan Mendorong dan Menghambat
Hauser melakukan penelitian tentang pengasuhan dalam berinteraksi dengan anak yang dikaitkan dengan perkembangan ego, namun hal itu dapat berimplikasi pada perkembangan identitas. Pengasuhan mendorong dan menghambat, keduanya mengandung komponen kognitif dan afektif

• Pengasuhan Mendorong (Enabling)
Menyiratkan dorongan akan adanya keluarga untuk mengekspresikan pikiran-pikiran dan persepsi-persepsi mereka. Pengasuhan mendorong yang kognitif meliputi :
Memfokuskan pada pemecahan masalah
Mengikutsertakan dalam eksplorasi tentang masalah-masalah keluarga
Menjelaskan sudut pandang individu pada anggota keluraga yang lain Pengasuhan mendorong yang afektif adalah adanya ekspresi empati dan penerimaan dari anggota keluarga lain

Pengasuhan Menghambat (constraining)
Pengasuhan menghambat menyiratkan adanya hambatan yang dilakukan orang tua dalam hal otonomi dan pembedaan (differenting). Anak harus sama dengan orang tuanya. Menghambat kognitif meliputi:

  • Mengalihkan anggota keluarga dari masalah-masalah yang mereka hadapi
  • Tidak memberi (menyembunyikan) informasi pada anak
  • Mengabaikan anggota keluarga dari masalah-masalah keluarga Menghambat yang afektif meliputi penilaian yang berlebihan (bersifat negatif atau positif) terhadap anggota keluarga dan pandangan-pandangan mereka

Arti Penting Pola Pengasuhan Bagi Perkembangan Manusia


Imam Gozhali (dalam Casmini, 2003) menyatakan bahwa Anak dilahirkan oleh orang tuanya dengan membawa fitrah yang seimbang dan sehat, kedua orang tuanyalah yang memberikan agama kepada mereka, demikian pula anak dapat terpengaruh sifat-sifat yang buruk. Anak memperlajari sifat-sifat yang buruk bagi lingkungan sekitarnya dan dari corak hidup yang memberikan peranan kepadanya dan darikebiasaankebiasaan yang dilakukannya. Ketika dilahirkan keadaan tubuh anak belum sempurna, kekurangan ini diatasinya dari latihan dan pendidikan dan ditunjang dengan makanan. Demikian pula dengan tabi’at yang difitrahkan kepada anak yang merupakan kebijakan yang diberikan Al-Kholiq kepadanya

David Sudiantha (2014) Interaksi yang terbangun didalam keluarga antara anak dengan orang tua merupakan sebuah proses belajar yang sedang terjadi mulai dari pengamatan, pola pikir, tindakan, hingga menjadi sebuah kebiasaan. Proses ini bertujuan untuk membentuk individu yang berkarakter dan cerdas baik secara akal maupun moral, hingga keberadaannya dapat berguna bagi dirinya sendiri secara khusus dan bagi masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu peran orang tua sangatlah penting, hal ini dikarenakan proses pengenalan pertama seorang individu adalah keluarga. Pola pengasuhan yang tepat akan menciptakan hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Sehingga tidak terjadi penyimpangan harapan dari orang tua terhadap perilaku anak khususnya ketika anak tersebut bertumbuh remaja.

Sri Lestari (2012) menyatakan bahwa sikap orang tua tergantung pada perilaku anak. Orang tua dipandang lebih adaptif dan perilakunya kepada anak merupakan reaksi terhadap perilaku anak. Bila anak bersikap manis maka orang tua akan bersikap halus dan jika anak bersikap tidak manis orang tua akan bersikap kurang baik. Anak yang bandel dan impulsif akan mendorong orang tua bersikap keras, membuat orang tua merasa kehabisan akal, kurang afektif sehingga menimbulkan tindakan yang mengabaikan