Apa yang dimaksud dengan pola makan?

Apa yang dimaksud dengan pola makan ?

Sebagai makhluk hidup, manusia tidak bisa lepas dari makanan yang merupakan kebutuhan dasar. Asupan pangan yang dikonsumsi akan menentukan status gizi seseorang. Begitupun dengan pola makan yang turut memengaruhi kehidupan seseorang dalam menjalankan aktivitasnya. Apa yang dimaksud dengan pola makan ?

1 Like

Lie Goan Hong dalam Soegeng Santoso dan Anne lies Ranti (1999) mengemukakan bahwa pola makan adalah berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu
kelompok masyarakat tertentu.

Menurut Suhardjo dkk, (1986), pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial.

Pola makan adalah informasi tentang macam-macam dan jumlah zat-zat gizi dalam bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh seseorang.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat memengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan oleh kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Gizi optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan seluruh kelompok umur. Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk, yaitu yang memiliki faktor risiko penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (PGS Kemenkes RI, 2014).

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (PGS Kemenkes RI, 2014).

Prinsip asupan nutrisi seimbang
Prinsip gizi seimbang terdiri atas:

  1. Mengonsumsi makanan beragam
    Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan.

  2. Membiasakan perilaku hidup bersih
    Terkait dengan prinsip gizi seimbang, penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi terutama apabila disertai panas. Dengan membiasakan hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi (PGS Kemenkes RI, 2014).

  3. Melakukan aktivitas fisik
    Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi (PGS Kemenkes RI, 2014).

  4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
    Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya (PGS Kemenkes RI, 2014).

Referensi
  1. Geswar, J W K. 2017. Hubungan Pola Makan Dan Status Gizi Terhadap Tinggi
    Badan Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2017. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.
  2. Munawaroh, Lailatul. 2006. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu, Pola
    Makan Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni Ii Kabupaten Pekalongan Tahun 2006. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Unnes, Semarang.

Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh melalui suatu pendataan setiap hari yang disebut serve diet (Santoso & Ranti, 2004). Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu masyarakat tertentu. Menu seimbang merupakan menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna memelihara dan memperbaiki sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2006).

Pola makan yang salah akan menimbulkan dampak buruk meskipun makanan itu merupakan makanan sehat. Tubuh minimal membutuhkan zat gizi yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Setiap makanan mengandung zat gizi tertentu yang berbeda kadarnya dengan makanan lain, sedangkan tubuh membutuhkan serangkaian zat gizi dalam kadar tertentu. Kadar gizi pada makanan harus seimbang atau sesuai dengan gizi yang dibutuhkan tubuh. Gizi yang masuk dalam tubuh tidak boleh kurang atau berlebih.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola makan pada anak

  • Peran keluarga

    Peranan keluarga amat sangat penting bagi anak, bahkan pada pemilihan bahan makanan sekalipun. Makan bersama keluarga dengan suasana yang akrab dapat meningkatkan nafsu makan (Widodo, 2009).

  • Teman Sebaya

    Tidak heran jika asupan makanan akan banyak dipengaruhi oleh kebiasaan makan teman-teman atau sekelompoknya. Apa yang diterima oleh kelompok (berupa figur idola, makanan, minuman) juga dengan mudah akan diterimanya. Demikian pula halnya dengan pemilihan bahan makanan. Untuk itu perlu diciptakan dalam kelompok itu suatu kondisi supaya mereka mendapatkan informasi yang baik dan benar mengenai kebutuhan dan kecukupan gizinya sehingga mereka tidak perlu membenci makanan yang bergizi.

  • Media Masa

    Media masa lebih banyak berperan disini adalah media televisi, koran dan majalah. Disatu sisi banyak sekali iklan makanan yang kurang memperhatikan perilaku yang baik terhadap pola makan. Oleh sebab itu, informasi tersebut harus pula ditunjang dengan informasi ilmiah yang benar mengenai kesehatan dan gizi (Judiono, 2003).