Apa yang dimaksud dengan Pola Konsumsi?

Pola konsumsi adalah susunan kebutuhan seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu, yang dipenuhi dari pendapatannya.

Apa yang dimaksud dengan Pola Konsumsi?

Pola konsumsi ialah kebutuhan manusia baik dalambentuk benda maupun jasa yang dialokasikan selain untuk kepentingan pribadi juga keluarga yang didasarkan pada tata hubungan dan tanggung jawab yang dimiliki yang sifatnya terrelisasi sebagai kebutuhan primer dan sekunder (Singarimbun, 1978).

Pola konsumsi merupakan susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Lie Goan Hong (2004) dalam Yulia (2010), dijelaskan bahwa pola konsumsi ialah berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang yang merupakan ciri khas suatu kelompok masyarakat.

Pola konsumsi juga dapat diartikan sebagai tanggapan aktif manusia terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosial yang berkaitan erat dengan kehidupan kebudayaan masyarakat, dimana tanggapan aktif yang ada bisa dalam bentuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder (Moehadi,dkk, 1981, dalam Siregar (2009)).

Pola konsumsi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi sifat kecenderungan pengeluaran keluarga yang dipergunakan untuk kebutuhan primer maupun sekunder, pangan dan non pangan, yang merupakan tanggapan manusia terhadap lingkungan dan berkaitan dengan kehidupan kebudayan masyarakat yang menjadi ciri khas dari kelompok masyarakat tersebut.

Pola konsumsi merupakan susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pendapat lain menyatakan pola konsumsi adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok (Handayani,1994).

Pola konsumsi adalah berbagai macam informasi yang memberikan gambaran mengenai jenis, jumlah, dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi atau dimakan setiap hari oleh kelompok masyarakat tertentu (Baliawati, dkk. 2004). Pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata perorang perhari yang umum dikonsumsi atau dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu (Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan, 2003).

Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi

  1. Faktor tingkat pengetahuan
    Tingkat pengetahuan memegang peranan penting dalam pola konsumsi masyarakat. Jika tingkat pengetahuan gizi seseorang tinggi, maka semakin tinggi pula peranan penanganan anak-anak dalam keluarga tentang pemilihan bahan makanan.

  2. Faktor ketersedian pangan
    Yang dimaksud dengan ketersediaan pangan adalah kondisi tersdianya pangan yang mencakup makanan dan minuman yang berasal dri tumbuhtumbuhan/ tanaman, ternak, ikan serta turunanya bagi penduduk di suatu wilayah tertentu. Bila produksi pertanian suatu wilayah rendah apat menyebabkan pendapatan seorang petani berkurang, kemiskinan dan kurangnya pangan yang tersedia untuk dimakan, ini dapat menyebabkan timbulnya kelaparan dan kurang gizi.

  3. Faktor sosial ekonomi
    Keadaan ekonomi dalam keluarga memegang perana paling penting dan sangat mempengaruhi pola konsumsi keluarga. Seperti contoh, keluarga dari golongan miskin, sebagian besar menggunakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan makanan sehingga dapat mempengaruhi status gizi dari masyarakat tersebut.

  4. Faktor sosial budaya
    Faktor budaya masyarakat di suatu wilayah peranan yang kuat berpengaruh terhadap sikap pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi. Faktor sosial budaya ini berkembang di masyarakat sesuai dengan kondisi lingkungan, agama, adat, dan istiadat.

Cara menilai pola konsumsi
Menurut Supariasa, dkk, 2002, ada tiga cara untuk menilai konsumsi makanan yaitu metode kualitatif, metode kuantitatif, dan meode kualitatif dan kuantitatif

  1. Metode kualitatif
    Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan ( food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. Metode-metode pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif yaitu metode frekuensi makan (food frecuency), metode riwayat makan (dietary history), metode tepon dan metode pendaftaran makanan (food list).

  2. Metode kuantitatif
    Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-Masak (DKMM), dan Daftar Penyerapan Minyak. Metode – metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain metode recall 24 jam, perkiraan makanan (estimated food record), penimbangan makanan (food weighing), metode food account, metode inventaris (inventory method), dan pencatatan (household food record).