Apa yang dimaksud dengan Pola Asuh Indulgent?

Pola Asuh Indulgent

Setiap orangtua memiliki pola asuh terhadap anak. Diana Baumrind (1991, 1993) meyakini bahwa orang tua memiliki salah satu dari empat pola asuh yaitu authoritarian, authoritative, neglectful dan indulgent. Apa yang dimaksud dengan pola asuh indulgent?

image

Pola asuh indulgent atau Indulgent parenting adalah gaya asuh dimana orangtua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya, tapi tidak banyak memberi batasan atau kekangan pada perilaku mereka (dalam Santrock, 2007).

Menurut Widyarini (2009), orangtua yang memiliki pola asuh jenis ini berusaha berperilaku menerima dan bersikap positif terhadap impuls (dorongan emosi), keinginan-keinginan dan perilaku anaknya, hanya sedikit menggunakan hukuman, berkonsultasi kepada anak, hanya sedikit memberi tanggung jawab rumah tangga, membiarkan anak untuk mengatur aktivitasnya sendiri dan tidak mengontrol, berusaha mencapai sasaran tertentu dengan memberikan alasan, tetapi tanpa menunjukkan kekuasaan.

Remaja yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang sangat permissive (laissez-faire) cenderung mengalami kesulitan ketika harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mengandung aturan serta kendali yang telah disepakati bersama oleh kelompok (Epstein et al, 1980).

Klasifikasi pemeliharaan anak didasarkan pada hasil interaksi antara dua dimensi, yaitu:

  • Responsiveness (mengacu pada pengasuhan yang hangat atau pemberian support) adalah lingkup dimana orangtua secara intensional memupuk kepribadian, pengaturan diri dan penyataan diri dengan menjadi terbiasa, suportif, pengertian pada kepentingan spesial dan tuntutan orangtua.
  • Demandingness (mengacu pada pengontrolan tingkah laku) adalah tuntutan orangtua terhadap anak agar mau berintegrasi dengan seluruh keluarga, tuntutan kedewasaan mereka, pengawasan orangtua, usaha mendisiplinkan diri dan kemauan orangtua untuk menghukum anak yang tidak patuh.

Pola asuh indulgent memiliki tingkat demandingness yang rendah sedangkan tingkat responsiveness-nya tinggi.

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang responsif tetapi tidak menuntut (Boyd & Bee, 2006). Pola asuh ini menggunakan pendekatan yang sangat toleran terhadap perilaku anak. Orangtua yang menerapakan pola asuh ini cenderung untuk membiarkan perilaku anak dan tidak menghukum perbuatan anak, walaupun perilaku dan perbuatannya tersebut buruk. Selain itu, orangtua pada pola asuh ini cenderung menerapkan disiplin yang tidak konsisten (Boyd & Bee, 2006; Hetheringthon & Parke, 1999). Tingkah laku yang biasanya muncul pada anak adalah mereka jarang belajar untuk menghargai orang lain dan keuslitan untuk mengontrol tingkah lakunya, serta pada masa remaja mereka cenderung menjadi agresif, impulsif, dominan dan tidak mau mengalah (Santrock, 2007).

Permissive (Indulgent) Parenting merupakan kombinasi dari rendahnya dimensi parental control dan dimensi parental warmth yang cukup tinggi (Lamborn, Mounts, Steinberg, & Dornbusch, 1991). Artinya, dengan gaya pengasuhan yang permissive, orang tua tidak banyak menuntut ataupun mengatur apa yang perlu dilakukan oleh anaknya.

Gaya pengasuhan ini menekankan pada :

  1. Ekspresi diri
  2. Regulasi diri

Orangtua Permisif

Orang tua yang permissive tidak banyak menuntut dan mengizinkan anak-anak mereka untuk memantau kegiatan mereka sendiri (Baumrind, 1971 dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Ketika akan membuat peraturan, orang tua menjelaskan alasannya. Mereka juga berdiskusi dengan anak-anak mereka mengenai keputusan aturan dan jarang menghukum. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini pada umumnya hangat, tidak mengontrol, dan tidak menuntut. Anak-anak mereka diusia pra-sekolah cenderung menjadi kurang dewasa – sedikit pengendalian diri dan memiliki sedikit keinginan untuk mencari tahu (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).|

Cukup hangat, mengutamakan ekspresi bebas dari keinginan anak; tidak mengkomunikasikan aturan secara jelas; mengabaikan atau menerima tingkah laku yang buruk dari anak; menerapkan disiplin yang tidak konsisten; menyerah terhadap pakasaan dan rengekan; menyembunyikan ketidaksabaran dan kemarahan; sedikit mengharapkan kematangan dari anak dan mebebaskan anak dalam bertingkah laku.