Apa yang dimaksud dengan Pohon?

Pohon

Pohon atau tree merupakan tanaman yang biasanya terdiri dari satu batang kayu utama yang dapat tumbuh hingga tinggi menjulang.

Salah satu makhluk hidup yang mengambil peran penting dalam kehidupan sehari-hari manusia adalah pohon. Banyak artikel memberikan gagasannya mengenai apa arti pohon bagi kehidupan. Dan hampir semua orang menyimpulkan bahwa tanpa pohon kita akan kekurangan oksigen atau pohonlah yang mencegah dari adanya kebanjiran. Padahal, jika ditelisik lebih dalam mengenai arti pohon bagi kehidupan, pohon memiliki banyak makna untuk kehidupan yang lebih baik. Walaupun banyak artikel, jurnal, bahkan buku mengatakan tentang keistimewaan pohon, tetap saja manusia dengan teganya menebang pohon begitu saja tanpa memikirkan dampak negatif dikemudian hari.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai pohon, satu pertanyaan yang harus pembaca jawab. Sudahkan kamu benar-benar mengerti hakikat sesungguhnya dari pohon? Ataukan kamu mengerti hanya saat menjawab ujian di sekolah? Ataukah kamu sudah menanamkannya diotak tapi hanya sebatas teori semata? Sehingga teori-teori indah tersebut hanyut begitu saja tanpa adanya perbuatan nyata dari kamu untuk merawat pohon. Sangat disayangkan sekali jika teori-teori tersebut hanya menjadi koleksi berdebu di otak kita. Dan alangkah lebih baiknya jika teori-teori tersebut berhasil direalisasikan untuk dunia lebih baik. Jadi dengan ditulisnya artikel ini, mari kita sama-sama befikir lebih dalam mengenai keistimawaan pohon.

Menurut ekologist yaitu orang yang ahli di bidang ekologi, definisi pohon adalah suatu organisme dari komponen ekosistem yang berinteraksi satu dengan yang lainnya, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Karenanya, pohon yang tumbuh di satu tempat, berbeda dengan pohon yang tumbuh di tempat lainnya. Batang pohon yang ukurannya paling besar adalah penghubung utama antara akar dengan tajuk pohon. Dari akar tersebut, batang pohon dengan lapisan kulit bernama kambium menyalurkan air dan mineral ke tajuk pohon atau kanopi. Setelah diolah dari kanopi asupan air dan mineral yang telah diolah disebarkan ke seluruh bagian pohon melalui cabang-cabang. Sementara, daun yang berisi klorofil bertugas menyerap sinar matahari untuk mengolah menjadi energi dan gula. Ketika berbunga dan kemudian menjadi penyerbukan, hasil penyerbukan tersebut kemudian di simpan dalam buah. Dan buah-buah itulah yang kemudian dinikmati oleh manusia.

Secara umum, pohon adalah tumbuhan berkayu. Atau dengan sebutan lain, pohon juga dinamai pokok. Pohon ada dua kategori; yakni dikotil dan monokotil. Jenis dikotil atau pohon berakar tunjang terdiri dari batang yang menjadi bagian utama dan menjadi tempat tumbuh tajuk pohon, akar serta akar tunjang yang berfungsi memperkokoh tegaknya pohon. Sedangkan jenis monokotil adalah pohon berakar serabut terdiri dari pohon, akar, pelepah, serta daun. Pohon berakar serabut tidak memiliki percabangan.

Menurut batasan yang umum, pohon adalah tumbuhan yang batangnya berkayu dan bercabang. Batang pohon utama berdiri dan berukuran lebih besari dibanding cabang-cabangnya. Banyak tumbuhan yang berdaun, namun tidak termasuk ke dalam kategori pohon. Ada juga tumbuhan berbatang kayu tapi tidak meninggi, malah cenderung menyebar menutupi tanah. Inilah yang disebut dengan tumbuhan perdu. Mawar, Melati adalah contohnya. Ada juga jenis tumbuhan yang disebut pohon semu. Tumbuhan ini berbatang dan tumbuh tinggi, namun batang tersebut tidak berkayu. Contoh tumbuhan ini adalah pohon pisang dan pepaya. Kategori selanjutnya adalah jenis tumbuhan yang disebut semak. Meski semak juga mempunyai batang berkayu, namun bentuknya lebih kecil dibandingkan ukuran pohon. Jenis bunga mawar juga tidak termasuk pohon dan lebih tepat dimasukkan dalam kategori semak, karena meski berkayu, mawar tidak dapat berdiri tegak dan tumbuh menyebar di permukaan tanah.

Sadar atau tidak, seluruh kehidupan kita sebenarnya sangat bergantung sama pohon: berikur ini akan dikus satu persatu tentang fungsi pohon dalam kelangsungan hidup manusia:

  1. Produsen
    Di alam, terjadi proses hubungan timbal balik, ketergantungan antarkomponen selalu melibatkan unsur tanaman. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Rantai makanan dan piramida makanan, misalnya. Ketiganya menempatkan tanaman pada posisi strategis, yaitu sebagai penyedia makanan atau produsen. Oleh karena itu, bila tanaman yang bertindak sebagai produsen sampai terganggu keberadaannya atau bahkan terancam kepunahan, dapat dipastikan semua makhluk hidup lain pun akan terancam kepunahan pula.

  2. Menahan Laju Air dan Erosi
    Fungsi pohon lainnya adalah untuk menahan laju air. Menurut penelitian, hutan mampu membuat lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah 60-80 persen. Dengan kemampuan ini, keberadaan pohon dapat meningkatkan cadangan air tanah. Selain dapat menahan laju air, akar pohon berfungsi erosi tanah. Tanah yang terkikis akan masuk ke aliran sungai dan menyebabkan terjadinya endapan.

  3. Menjaga Kesuburan Tanah
    Air hujan yang langsung jatuh ke tanah dapat menyebabkan lapisan tanah bagian atas yang berhumus dan subur menjadi tergerus sehingga mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah. Bila permukaan tanah banyak ditanami pohon, saat hujan turun, butir-butir airnya tidak langsung menimpa permukaan tanah, tetapi ditahan oleh daun, ranting, dan batang pohon, sehingga mengurangi gaya gerus air terhadap tanah.

  4. Menghasilkan Oksigen dan Mengurangi Karbondioksida
    Oksigen adalah gas yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas. Sementara pohon, memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang menghasilkan gas oksigen dan gula. Di saat bersamaan atau saat fotosintesis berlangsung, tanaman menghisap gas karbondioksida.
    Gas karbondioksida adalah gas yang sangat beracun. Bila dalam jumlah yang berlebihan, akan menimbulkan efek rumah kaca. Berdasarkan penelitian, setiap 1 hektar hutan tropis dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton O2

  5. Menjadikan Lingkungan Menjadi Nyaman
    Lingkungan yang rindang dan banyak ditumbuhi pepohonan akan terasa lebih nyaman, sejuk, mencegah kebisingan dan kepanasan, serta menambah indah pemandangan. Hal tersebut akibat proses evapotrenspirasi pada tanaman dapat menyebabkan suhu di sekitarnya menjadi lebih rendah dan kadar kelembapannya meningkat.

  6. Mengurangi Zat Pencemar Udara
    Kegiatan pabrik banyak menghasilkan asap tebal yang pekat dan mengandung karbondioksida. Begitu pula, kegiatan pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak. Selain karbondioksida, asap tersebut mengandung sulfur dioksida dan asam sulfat. Zat-zat tersebut apabila bercampur dengan air hujan akan menghasilkan hujan asam yang membahayakan kesehatan kulit serta menimbulkan korosi.

Adapun daftar dari nama-nama pohon yang ada di Indonesia berasal dari Famili Podocarpaceae, Famili Araucariaceae, Famili Pinaceae , Famili Arecaceae, Famili Fagaceae, Famili Casuarinaceae, Famili Santalaceae, Famili Moraceae, Famili Annonaceae, Famili Myristicaceae, Famili Lauraceae, Famili Fabaceae, Famili Hammamelidaceae, Famili Sapindaceae, Famili Anacardiaceae, Famili Burseraceae, Famili Meliaceae, Famili Euphorbiaceae, Famili Bombacaceae, Famili Sterculiaceae, Famili Clusiaceae, Famili Theaceae, Famili Sonneratiaceae, Famili Dipterocapaceae, Famili Myrtaceae, Famili Ebenaceae, Famili Thymelaeaceae, Famili Rhizoporaceae, Famili Sapotaceae, Famili Apocynaceae, Famili Rubiaceae, dan Famili Verbenaceae.

Kemudian untuk pohon-pohon di hutan alam tumbuh dalam eko-sistem yang rapat, sehingga terjadi kompetisi yang ketat untuk mendapatkan cahaya dan unsur hara (Wahyudi, 2012). Disamping dipengaruhi oleh lingkungan klimatis dan edapis (Sievanen and Burk 1988), pertumbuhan pohon di hutan juga dipengaruhi oleh jenis pohon dan kelas diameternya (Sist et al.2003, Vanclay 2001, Wahyudi, 2012). Berdasarkan referensi tersebut, maka penelitian untuk mengetahui model pertumbuhan pohon-pohon di hutan alam tropis dapat dilakukan dengan mengelompokan jenis pohon serta dibagi dalam kelas-kelas diameternya. Pengelompokan jenis pohon sangat penting dilakukan agar semua jenis pohon dalam hutan alam dapat terwakili, karena hutan alam tersusun oleh lebih dari 3.000 jenis pohon berkayu termasuk 267 spesies Dipterocarpaceae (Mc Kinnon et al. 2000).

Pengelompokan jenis pohon hutan alam produksi dapat dilakukan berdasarkan kelompok pohon dalam penyusunan tabel volume (Balitbanghut 1998, Rombe dkk 1982, Wahyudi 2012) serta pengelompokan jenis pohon berdasarkan tarif PSDH dan DR sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor163/Kpts-II/2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu sebagai dasar Pengenaan Iuran Kehutanan. Pengelompokan tersebut adalah kelompok meranti (meranti merah, meranti putih dan meranti kuning, seperti Shorea leprosula, S. parvifolia, S. ovalis, S. lamellata, Shorea spp.), kelompok dipterocarp non meranti (Dipterocarpus spp., Dryobalanops spp., Vatica spp., Hopea spp.,Parashorea spp., Anisoptera spp. dan Cotylelobiumspp.), kelompok komersial ditebang (Koompassia malaccensis, Eusyderoxylon zwageri, Sindora spp.,Intsia bijuga, Palaquium spp., Lophopetalum spp., Scaphium macropodum dan lain-lain) dan kelompok komersial tidak ditebang (Alstonia spp., Calophyllum spp., Eugenia spp., Cinnamomum spp., Altingia excelsa, Pterospermum spp., Litsea firma, Mezzetia farviflora, Myristica spp. dan lain-lain).

Untuk lingkup yang lebih jauh adalah pembahasan tentang hutan hujan tropis Hutan hujan tropis merupakan hutan segala umur (all-aged spesies) yang terbagi dalam lima strata (Soerianegara dan Indrawan, 2005) yaitu strata A, B, C, D dan E. Penjelasan mengenai strata-strata tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Strata A merupakan lapisan paling atas sehingga tajuk pohon mendapatkan cahaya matahari secara penuh baik dari atas atau samping. Strata ini didominasi pohon-pohon besar seperti kempas (Koompassia exelca, K.malaccensis), meranti (Shorea pinanga, S.parvifolia, S.smithiana, S.spp), keruing (Dipterocarpus louwii, D.spp), kapur (Dryobalanops aromatica, D.spp), Ulin (Eusideroxylon zwagery) dan lain-lain.

  2. Strata B merupakan lapisan ke dua dimana tajuk pohon hanya mendapatkan sinar matahari dari atas. Pohon-pohon pengisi lapisan ini antara lain terentang (Campnospermum spp), perupuk (Lophopetalum spp), bintangur (Calophyllum inophyllum), keranji (Diallium sp) dan lain-lain.

  3. Strata C merupakan lapisan ke tiga dimana tajuk pohon hanya mendapatkan sinar matahari dari celah-celah tajuk pohon yang lain. Pohon-pohon pengisi lapisan ini antara lain jambuan (Syzigium sp), sintuk (Cinnanomum sp) dan lain-lain. Adakalanya jenis pohon pengisi lapisan A dan B masih berada pada lapisan C dalam proses pertumbuhannya. Beberapa diantaranya berhasil lolos memasuki strata B atau A, terutama ketika terjadi suksesi (ketika pohon tua telah tumbang). Banyak diantara pohon-pohon tersebut gagal memasuki lapisan di atasnya karena belum mendapatkan ruang tumbuh. Kondisi hutan tropis yang sangat rapat dan lebat menimbulkan efek persaingan tempat tumbuh yang tinggi.

  4. Strata D merupakan lapisan ke empat dimana vegetasi hanya mendapatkan sinar matahari dari pantulan tajuk pohon lain. Pengisi lapisan ini biasanya tingkat pancang dan tiang dari berbagai jenis termasuk famili dari Dipterocarpaceae. Adakala permudaan Dipterocarpaceae mengalami dormansi karena tidak mendapatkan ruang tumbuh, terutama sinar matahari, yang optimal untuk perkembangannya.

  5. Strata E merupakan lapisan ke lima yang didominasi tumbuhan bawah, herba, perdu dari berbagai jenis. Disamping mempunyai lima lapisan vegetasi, lantai hutan tropis masih mempunyai lapisan serasah, humus dan top soil yang kaya bahan organik. Struktur hutan tropis seperti ini telah menciptakan ekosistem yang komplek dan exclusivedengan iklim mikro dan sistem siklus hara tetutup didalamnya. Masing-masing pohon telah membentuk jaring pengaman unsur hara (nutrients safety net)untuk meningkatkan efisiensi penangkapan zat hara yang telah menjadi bentuk tersedia (Kozlowski dan Pallardy 1997; Oliver dan Larson 1990).

Harapannya, dengan adanya artikel ini semoga dapat menambah pengetahuan serta kecintaan kita terhadap pohon. Mari kita sama-sama menyayangi pohon sebagaimana kita menyayangi orang-orang disekitar kita. Tanpa pohon, kita tidak bisa hidup dengan baik. dan tanpa pohon dunia tidak lagi seimbang. Salam lestasi!

Referensi:

Kozlowski, T.T, & Pallardy, S.G. 1997. Physiology of Woody Plants. Academic Press.

Pamoengkas P. 2006. Kajian Aspek Vegetasi dan Kualitas Tanah Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur. Studi Kasus di Areal PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah (Disertasi). Bogor: Program Pascasarjana IPB.

Soerianegara, I. & Indrawan, A. 2005. Ekologi Hutan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wahyudi. 2012. Simulasi pertumbuhan dan hasil meng-gunakan siklus tebang 25, 30 dan 35 tahun pada sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia. Jurnal Produktivitas Hutan Tanaman Badan Litbang Kehutanan 9 (2): 2012.