Apa yang dimaksud dengan Pidato?

Pidato

Pidato adalah salah satu tipe komunikasi publik yang sering dilakukan. Apa yang dimaksud dengan Pidato?

pidato

Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal.

Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.

Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai.

Tipe-tipe atau metode pidato yang umum digunakan adalah sebagai berikut :

1) Tipe impromtu.

Tipe impromtu adalah mengungkapkan perasaan pembicara, karena pembicara tidak memikirkan terlebih dahulu pendapat yang disampaikannya.

Gagasan dan pendapatnya itu datang secara spontan. Impromtu memungkinkan orator terus berfikir. Kerugian tipe ini adalah dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, penyampaian yang kurang lancar. Jika tidak hati–hati gagasan menjadi kurang bahkan tidak sistematis.

Jalaludin Rahmat menyarankan sebaiknya hindari orasi atau pidato impromtu, tetapi bila terpaksa, hal- hal berikut dapat dijadikan pegangan:

  • Pikirkan terlebih dahulu teknik pemulaan pidato yang baik. Seperti, cerita, hubungkan dengan pidato sebelumnya, ilustrasi, dan sebagainya.
  • Tentukan sistem organisasi pesan. Seperti, susunan kronologis, teknik pemecahan soal, kerangka sosial ekonomi–politik, hubungan teori dan praktek.
  • Pikirkan teknik menutup pidato yang mengesankan.

2) Tipe Memoriter.

Tipe memoriter adalah pidato yang naskahnya ditulis dan kemudian diingat kata demi kata atau dihafal.

Jalaluddin Rahmat dalam bukunya Retorika Modern: Pendekatan Praktis, menuliskan beberapa kelebihan dan kekurangan tipe memoriter, yakni:

  • Memungkinkan ungkapan yang tepat
  • Organisasi pesan yang terencana
  • Pemilihan bahasa yang teliti
  • Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian

Adapun kekurangan dari tipe ini, yaitu:

  • Kurang terjalinnya saling hubungan antara pesan dengan pendengar.
  • Memerlukan waktu dalam persiapan
  • Kurang spontan karena perhatian beralih pada upaya mengingat pesan.

Bahaya terbesar timbul bila satu kata atau lebih hilang dari ingatan, seperti manuskrip, maka naskah memoriter pun harus ditulis dengan gaya ucapan.

3) Tipe Forensik/Tipe Manuskrip.

Pidato jenis ini merupakan pidato yang dipersiapkan secara tertulis, pidato dengan naskah, atau orasi yang dilakukan dengan cara membacakan naskah pidato dari awal sampai akhir.

Manuskrip dibutuhkan oleh tokoh–tokoh nasional, sebab kesalahan satu kata saja, dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi pembicara. Manuskrip juga sering dilakukan oleh ilmuan yang melaporkan hasil penelitiannya dalam pertemuan ilmiah.

Jalaluddin Rahmat dalam Retorika Modern: Pendekatan Praktis, menulis tentang keuntungan dan kerugian dari tipe manuskrip adalah:

Keuntungan dari tipe ini adalah:

  • Kata–kata dapat dipilih sebaik–baiknya
  • Pernyataan dapat dihemat
  • Kefasihan berbicara dapat dicapai dengan kata–kata yang sudah disiapkan
  • Hal–hal yang menyimpang dapat dihindari
  • Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak

Sementara kelemahan dari tipe ini, yaitu:

  • Komunikasi dengan pendengar berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung dengan mereka meski dalam forum yang sama
  • Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku
  • Umpan balik tidak dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan
  • Pembuatannya memerlukan waktu lama

Untuk mengurangi kekurangan–kekurangan itu, beberapa petunjuk dapat diterapkan dalam penyusunan dan penyampaian manuskrip:

  • Susunlah lebih dahulu garis–garis besarnya dan siapkan bahan– bahannya
  • Tulislah manuskrip seakan–akan anda bicara. Gunakan gaya percakapan yang lebih informal dan langsung
  • Baca naskah itu berkali–kali sambil membayangkan pendengar
  • Hafalkan sekedarnya sehingga anda dapat lebih sering melihat pendengar
  • Siapkan manuskrip dengan ketikan besar, tiga spasi dan batas pinggir yang luas.20

4) Tipe Ekstemporer.

Tipe ini merupakan jenis yang paling baik dan paling sering digunakan. Orasi telah dipersiapkan sebelumnya berupa outline dan pokok–pokok penunjang pembahasan, pembicara tidak berupaya mengingat kata demi kata, outline hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran kita. Sebab itu, ekstemporer membutuhkan banyak latihan, pengalaman dan pengetahuan yang cukup.

Memang kesuksesan sebuah pidato, juga ditentukan oleh adanya persiapan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Harus diingat pepatah Latin “qui assendit sine labore des condit sine homore.” Artinya, barang siapa yang bekerja tanpa persiapan, akan jatuh dengan kehilangan kehormatan.

Adapun kelebihan ekstemporer, yakni: terjadi interaksi dengan pendengar, fleksibel, lebih spontan, dan komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik karena pembicara berbicara langsung dengan khalayak.

Sedangkan kekurangannya bagi pembicara yang kurang mahir, yakni persiapan kurang baik jika terburu–buru, menyimpang dari outline, kehilangan arah interpretasi dari apa yang telah ditulis dari outline, pemilihan kata yang kurang sesuai konteks, terhambatnya kefasihan karena kesukaran memilih kata dengan segera, dan tentunya tidak dapat dijadikan bahan penerbitan.

Referensi : Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah), cet. 1, 2011.