Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi?

pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal.

Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi?

6 Likes

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, pengertian ini menekankan pada tiga hal yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Proses menggambarkan perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu yang lebih bersifat dinamis, output per kapita mengaitkan aspek output total (GDP) dan aspek jumlah penduduk, sehingga jangka panjang menunjukkan kecenderungan perubahan perekonomian dalam jangka tertentu yang didorong oleh proses intern perekonomian (self generating).

Pertumbuhan ekonomi juga diartikan secara sederhana sebagai kenaikan output total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk dan apakah diikuti oleh pertumbuhan struktur perekonomian atau tidak.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi (Tambunan, 2001).

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Dengan kata lain, perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya. Dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti peningkatan Pendapatan Nasional/PN.

Menurut Sukirno (2011) pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan PDB atau PNB rill. Sejak lama ahli-ahli ekonomi telah menganalisis faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan kepada pertumbuhan ekonomi yang berlaku di berbagai negara dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan suatu negara adalah kekayaan sumber alam dan tanahnya, jumlah dan mutu tenaga kerja, barang-barang modal yang tersedia, tingkat teknologi yang digunakan dan sistem sosial dan sikap masyarakat.

Beberapa teori telah dikemukakan yang menerangkan hubungan diantara faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi. Pandangan teori-teori tersebut diringkas sebagai berikut:

  • Teori Klasik: Menekankan tentang pentingnya faktor-faktor produksi dalam menaikkan pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Akan tetapi yang terutama diperhatikan adalah peranan tenaga kerja. Menurut mereka tenaga kerja yang berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

  • Teori Schumpeter: Menekankan tentang peranan usahawan yang akan melakukan inovasi dan investasi untuk mewujidkan pertumbuhan ekonomi.

  • Teori Harrod-Domar: Mewujudkan peranan investasi sebagai faktor yang menimbulkan pertambahan pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya menekankan peranan segi permintaan dalam mewujudkan pertumbuhan.

  • Teori Neo-Klasik: Melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor yang terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Dengan kata lain, perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.

Dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti peningkatan Pendapatan Nasional/PN (Tambunan, 2001).

Hubungan antra PDB dan PN dapat dijelaskan melalui beberapa persamaan sederhana sebagai berikut:

PNB = PDB + F

NNP = PNB – D

PN = NNP – Ttl

dimana:

PNB : Produk Nasional Bruto
PDB : Produk Domestik Bruto
F : Pendapatan neto terhadap luar negeri
NNP : Produk nasional neto
D : Penyusutan
PN : Pendapatan Nasional
Ttl : Pajak tak langsung neto (selisih antara pajak tak langsung dan subsidi)

Jika tiga persamaan di atas digabungkan, akan didapatkan persamaan berikut:

PDB = PN + Ttl + D – F

atau

PN = PDB + F – D – Ttl

PDB itu sendiri diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai tambah (NT) dari semua sektor ekonomi (lapangan usaha):

PDB = NT1 + NT2 + … + NTn

Dimana NT1 hingga NTn adalah NT dari sektor 1 hingga sektor n. NT setiap lapangan usaha atau sektor adalah selisih antara keluaran sektor (nilai output) dan masukan sektor (nilai input).

Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan PDB. Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan pertumbuhan PDB dan bukan indikator lainnya (seperti PNB) sebagai pertumbuhan. Alasan-alasan yang dikemukanan oleh Susanti et al (2007) tersebut adalah:

  • PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi di dalam perekonomian. Hal ini berarti peningkatan PDB juga mencerminkan peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang digunakan dalam aktivitas produksi tersebut.

  • PDB dihitung atas dasar konsep aliran (flow concept). Artinya perhitungan PDB hanya mencakup nilai produk yang dihasilkan pada satu periode tertentu. Perhitungan ini tidak mencakup nilai produk yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran guna menghitung PDB, memungkinkan untuk membandingkan jumlah output yang dihasilkan pada tahun ini dengan tahun sebelumnya.

  • Batas wilayah perhitungan PDB adalah negara (perekonomian domestik). Hal ini memungkinkan untuk mengukur sejauh mana kebijaksanaan- kebijaksanaan ekonomi yang diterapkan pemerintah mampu mendorong perekonomian domestik.

Guna menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, data PDB yang digunakan adalah data PDB riil (atas dasar harga konstan) karena dengan penggunaan data PDB riil, pengaruh perubahan harga terhadap nilai PDB (atas dasar harga berlaku) telah dihilangkan. Dengan demikian, maka pertumbuhan PDB semata-mata hanya mencerminkan pertumbuhan output yang dihasilkan perekonomian pada periode tertentu. Selain itu, apablila tujuan perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi seharusnya dihitung dengan data PDB riil per kapita.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah peningkatan hasil kegiatan ekonomi seluruh unit ekonomi dalam suatu wilayah, atau sering dikatakan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dimana produk atau hasil kegiatan ekonomi dari seluruh unit ekonomi domestik adalah dalam wilayah kekuasaan atau administratif seperti propinsi, atau kabupaten. Dengan demikian maka perhitungan pertumbuhan ekonomi suatu daerah (propinsi) yang diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dihitung dengan data PDRB riil per kapita.

Metode Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi seperti metode sederhana, metode end to end, dan metode regresi. Pemilihan metode pertumbuhan ekonomi tergantung pada kebutuhan dan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dalam melakukan perhitungan.

  • Metode Sederhana
    Metode sederhana adalah metode yang paling sederhana dalam menghitung pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, metode ini mempunyai kelemahan yaitu hanya bisa digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan tahunan (hanya satu tahun saja). Formulasi dari metode ini adalah sebagai berikut:

    image

    Untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi untuk periode yang lebih panjang (misalkan selama tiga tahun), maka tingkat pertumbuhan per tahun harus dihitung terlebih dahulu dan kemudian dirata-ratakan dengan cara berikut:

    image

  • Metode End to End
    Guna mengatasi kelemahan metode sederhana, maka dikembangkan metode end to end. Dengan metode ini, tingkat pertumbuhan dihitung dengan rumus di bawah ini:

    image

    dimana n adalah jumlah periode observasi.

  • Metode Regresi
    Guna memadukan segi efisiensi dengan upaya menangkap gejolak nilai PDB di antara awal dan akhir periode observasi, maka dikembangkan metode perhitungan pertumbuhan dengan metode regresi. Dengan metode ini, tingkat pertumbuhan dihitung dengan membentuk model semi-log seperti di bawah ini:

    LnPDBt = A + rt

    Dalam persamaan diatas, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun selama periode observasi tercermin pada koefisien r. hal ini dapat dijelaskan dengan jalan melihat total diferensial dari persamaan diatas, yaitu:

    image

    Sehingga

    image

    Hasil penurunan persamaan di atas dapat dibaca dengan “jika t berubah t satu tahun, maka PDB akan berubah sebesar (dPDB/PDB) %”. Hal ini tentu saja tidak berbeda dengan definisi pertumbuhan pada metode-metode lainnya.

Menurut pandangan ekonom klasik mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah stok barang dan modal, (3) luas tanah dan kekayaan alam, (4) tingkat tekhnologi yang digunakan (Kuncoro,2004).

Menurut Kuznet pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan kapasitas produksi dalam jangka panjang dari suatu negara untuk menyediakan barang ekonomi kepada penduduknya.

Menurut Todaro (2003), Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu :

  1. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
    Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan jumlah angkatan kerja yang bekerja yang notabenya merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pertumbuhan penduduk ini dipengaruhi seberapa besar perekonomian dapat menyerap angkatan kerja yang bekerja produktif.

  2. Akumulasi Modal
    Akumulasi modal merupakan gabungan dari investasi baru yang di dalamya mencakup lahan, peralatan fiskal dan sumber daya manusia yang digabung dengan pendapatan sekarang untuk dipergunakan memperbesar output pada masa datang.

  3. Kemajuan Teknologi
    Kemajuan teknologi menurut para ekonom merupakan faktor terpenting dalam terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi memberikan dampak besar karena dapat memberikan cara-cara baru dan menyempurnakan cara lama dalam melakukan suatu pekerjaan.

Menurut Sadono (2000), alat untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. Perekonomian wilayah akan mengalami kenaikan dari tahun ketahun dikarenakan adanya penambahan pada faktor produksi. Selain faktor produksi, jumlah angkatan kerja yang bekerja juga akan meningkat dari tahun ke tahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa alat pengukur dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu :

  1. Produk Domestik Bruto (PDB)
    Produk Domestik Bruto/Produk Domestik Regional Bruto apabila ditingkat nasional adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar.

  2. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
    Produk domestik bruto per kapita dapat digunakan sebagai alat ukur pertumbuhan yang lebih baik dalam mencerminkan kesejahteraan penduduk dalam skala daerah.

Model pertumbuhan ekonomi neoklasik yang dikemukakan oleh Solow menyatakan bahwa persediaan modal dan angkatan yang bekerja dan asumsi bahwa produksi memiliki pengembalian konstan merupakan hal-hal yang mempengaruhi besaranya output. Model pertumbuhan Solow juga dirancang untuk mengetahui apakah tingkat tabungan, stok modal, tingkat populasi dan kemajuan teknologi mempunyai dampak terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut harga konstan. Pertumbuhan ekonomi di daerah dapat dilihat menggunakan PDRB per kapita sehingga diketahui apakah kesejahteraan masyarakat sudah tercapai atau belum.

Referensi

Pambudi, E W. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah). Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Menurut Putong (2007), pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan pendapatan nasional secara berarti dalam suatu periode perhitungan tertentu. Sedangkan menurut Schumpeter (dalam Putong, 2007), pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan output (pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan.

Menurut Kuznets (dalam Jhingan, 1994), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan serta ideologis yang diperlukannya.

Definisi tersebut memiliki tiga komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajad pertumbuhan ekonomi dalam penyediaan beraneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB, yang berarti peningkatan pendapatan nasional.

Pendapatan nasional memiliki dua arti, yaitu arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, pendapatan nasional adalah pendapatan nasional itu sendiri, sedangkan dalam arti luas, pendapatan nasional merujuk ke PDB atau merujuk ke PNB, atau ke PNN (Tambunan, 2003:41).

Sejak dahulu para ahli ekonomi klasik dan neo-klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus, John Stuart Mill, Alfred Marshal, Leon Walras dan Kurt Wicksel telah mengemukakan beberapa teori pertumbuhan untuk menjawab berbagai masalah perekonomian. Adam Smith adalah ahli ekonomi klasik yang pertama kali mengemukakan mengenai pentingnya kebijaksanaan lisezfaire atas sistem mekanisme untuk memaksimalkan tingkat perkembangan ekonomi suatu masyarakat.

Adam Smith dalam bukunya ” An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth of the Nations ” mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya pertumbuhan ekonomi. Menurut Smith (dalam Suryana, 2000), penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi. Spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pertumbuhan ekonomi, karena spesialisasi akan mendorong produktifitas tenaga kerja dan mendorong tingkat perkembangan teknologi. Jadi, menurut teori klasik, pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh adanya perpacuan antara perkembangan penduduk dan kemajuan teknologi.

Mengenai corak dan proses pertumbuhan ekonomi, Smith mengemukakan bahwa apabila pertumbuhan telah terjadi, maka proses tersebut akan terus menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila terdapat permodalan awal dan kemungkinankemungkinan pasar, pembagian kerja akan terjadi, sehingga timbul kenaikan produktifitas dan pendapatan nasional. Adanya kenaikan pendapatan nasional akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Selain itu, spesialisasi dan perluasan pasar akan menciptakan perangsang yang lebih besar bagi para pengusaha, pengembangan teknologi dan inovasi, sehingga pertumbuhan ekonomi akan berlangsung secara terus menerus.

Pandangan Smith yang optimis terhadap pola proses pertumbuhan ekonomi bertentangan dengan pendapat David Ricardo dan Thomas Robert Malthus. Ricardo dan Malthus lebih pesimis terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang ( long run ), karena dalam jangka panjang, perekonomian akan berada pada kondisi ” stationary state ”, yaitu suatu keadaan dimana pertumbuhan ekonomi tidak terjadi sama sekali, sedangkan pertumbuhan penduduk akan menurunkan kembali pertumbuhan ekonomi ke tahap yang lebih rendah. Hal tersebut terjadi karena berlakunya ” The Law of Deminishing Returns ” . Hakikat teori ini adalah karena keterbatasan tanah, maka apabila terjadi pertumbuhan penduduk (pertambahan tenaga kerja), akan berakibat pada menurunnya marginal product. Pada tingkat ini, pekerja akan menerima tingkat upah yang subsisten, yaitu suatu tingkat upah yang hanya cukup untuk hidup, sedangkan tingkat keuntungan pada akhirnya adalah nol. Tibalah dengan yang disebut dengan keadaan stasioner.

Menurut Ricardo (dalam Suryana, 2000), peranan teknologi dan akumulasi modal akan meningkatkan produktifitas tenaga kerja dan menghambat bekerjanya The Law of Deminishing Returns , meskipun diantara keduanya memiliki peranan yang berbeda. Akumulasi kapital mampu menghambat penurunan produktifitas, yaitu melalui kemajuan teknologi dan kemajuan teknologi inilah yang dapat menghalangi terjadinya stationary state . Sehingga jelas bahwa pertumbuhan ekonomi akan merupakan proses tarik menarik antara dua kekuatan, yaitu The Law of Deminishing Returns dan kemajuan teknologi.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pertumbuhan ekonomi berdasarkan teori klasik,

  • Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung pada 4 faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok modal, luas tanah dan tingkat teknologi yang dicapai,
  • Kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan penduduk,
  • Tingkat keuntungan merupakan faktor yang menentukan pembentukan modal, bila tidak terdapat keuntungan, maka akan mencapai stationary state,
  • The Law of Deminishing Returns berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan pertambahan produk yang semakin menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, tetapi menaikkan tingkat sewa tanah.

Ahli ekonomi neo-klasik memiliki pendapat lain dalam mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya. Yoseph Schumpeter lebih menekankan peranan pengusaha dalam pertumbuhan ekonomi. Sebagai kunci dari teori Schumpeter adalah bahwa untuk pertumbuhan ekonomi, faktor yang terpenting adalah entrepreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan produk nasional maupun regional. Scumpeter berkeyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif.

Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000), pembaharuan yang diciptakan oleh para pengusaha meliputi bentuk:

  • Memperkenalkan barang baru,
  • Menggunakan cara-cara baru dalam memproduksi barang,
  • Memperluas pasar ke daerah-daerah baru,
  • Mengembangkan sumber bahan mentah baru, dan
  • Mengadakan reorganisasi dalam suatu unit produksi.

Samuelson pada tahun 1955 juga memperkenalkan salah satu teori pertumbuhan ekonomi yang dikenal dengan teori pertumbuhan jalur cepat ( turnpike ). Menurut Samuelson (dalam Tarigan, 2005), setiap wilayah perlu melihat sektor atau komoditi yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam maupun karena sektor tersebut memiliki competitive adventage untuk dikembangkan. Artinya, dengan kebutuhan modal yang sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar dan memberikan sumbangan yang besar untuk perekonomian. Agar pasarnya dapat terjamin, produk tersebut harus dapat menembus dan mampu bersaing pada pasar luar negeri. Perkembangan sektor tersebut akan mendorong sektor lain turut berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan dapat bertumbuh.

Bila dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi regional, pada dasarnya konsep pertumbuhan ekonomi yang digunakan hampir sama dengan konsep pertumbuhan ekonomi secara nasional. Menurut Tarigan (2005), pertumbuhan ekonomi regional adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah ( added value ) yang terjadi.

Menurut Djojohadikusumo (dalam Setiawan, 2006), pengertian pertumbuhan ekonomi regional menyangkut perkembangan berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi (output) dan pendapatan.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkembangan jika tingkat kegiatan atau ekonominya meningkat atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, pertumbuhan baru terjadi bila jumlah barang dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian tersebut bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, untuk melihat peningkatan jumlah barang yang dihasilkan, maka pengaruh perubahan harga-harga terhadap nilai pendapatan daerah pada berbagai tahun harus dihilangkan. Caranya adalah dengan melakukan perhitungan pendapatan daerah atas dasar harga konstan.

Dalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi regional, sangat perlu diketahui tentang konsep atau arti nilai tambah. Nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah karena di dalam nilai produksi terdapat biaya antara ( intermediate cost ), yaitu biaya perolehan dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di sektor lain. Terdapat berbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membahas pendapatan regional/nilai tambah.

Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.
Pengertian pertumbuhan ekonomi memiliki tiga komponen, yaitu :

  1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang.

  2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derjata pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk.

  3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memrlukn adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. Teknologi modern misalnya, tidak cock dengan corak/kehidupan desa, pola keluarga besar, usaha keluarga dan buta huruf.

Ciri-ciri pertumbuhan ekonomi

  1. Laju pertumbuhan pendudukan penduduk dan produk per kapita
  2. Peningkatan produktivitas
  3. Laju pertumbuhan struktural yang tinggi
  4. Urbanisasi
  5. Ekspansi negara maju
  6. Arus barang, modal, dan orang antar bangsa
Referensi

Rapanna, Patta dan Sukarno Zulfikry. 2017. Ekonomi Pembangunan. Makassar : CV. SAH MEDIA.

Pertumbuhan ekonomi mempunyai dua segi pengertian yang berbeda. Pertama, pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan bahwa sesuatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi. Kedua, bertujuan untuk menggambarkan tentang masalah ekonomi yang dihadapi dalam jangka panjang (Sukirno, 2000).

Pertumbuhan ekonomi merupakan standar materi kehidupan telah meningkat secara mengesankan sepanjang waktu bagi sebagian besar keluarga di banyak negara. Perkembangan ini berasal dari pendapatan yang terus meningkat, yang memungkinkan orang-orang mengkonsumsi jumlah barang dan jasa yang lebih banyak serta beragam (Mankiw, 2010).

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah diukur menggunakan produk domestik regional bruto (PDRB), yaitu mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian. Produk domestik regional bruto adalah seluruh nilai tambah yang timbul dari berbagai kegiatan ekonomi di suatu wilayah, tanpa memperhatikan pemilik atas faktor produksinya, milik penduduk wilayah atau milik penduduk wilayah lain (Sukirno, 1994).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain (Suparmoko, 1991) :

  1. Tenaga Kerja
    Faktor Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang terpenting dalam kaitannya dengan peningkatan PDB suatu negara. Pada segi jumlahnya, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi biasanya akan semakin tinggi pula produksi dari kegiatan tersebut. Namun hal ini tidak berlaku sepenuhnya karena ada hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang, sehingga setelah suatu tingkat penggunaan tenaga kerja tertentu, jumlah produk total yang dapat dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut akan berkurang.

    Penambahan kerja bagi negara sedang berkembang tampaknya tidak masalah, karena negara sedang berkembang memiliki jumlah penduduk yang besar dan selalu bertambah jumlahnya. Bertambahnya jumlah penduduk akan bertambah pula jumlah tenaga kerja. Sedangkan dari segi kualitasnya, tenaga kerja dapat diperbaiki dengan perbaikan tingkat kesehatan melalui perbaikan gizi, perbaikan pendidikan dan keahlian lewat pendidikan formal maupun tidak formal, rekseasi dan olahraga.

  2. Kapital
    Kapital merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan nasional atau PDB. Namun sering kali disalah artikan bahwa tanpa kapital, perekonomian suatu negara dikatakan tidak dapat berkembang sama sekali. Kapital itu penting, tetapi bukan merupakan faktor satu-satunya yang menentukan pertumbuhan ekonomi.

    Sesungguhnya kapital merupakan pelengkap dari pada sebagai faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi pada permulaan pertumbuhan ekonomi. Kapital yang sedikit, asal ada kemauan yang kuat dari penduduk di dalam negara yang bersangkutan, maka pertumbuhan akan terjadi dan justru terbentuklah kapital sebagi hasil dari adanya tabungan yang dapat disisihkan dari tingkat pendapatan yang semakin meningkat atau dari bantuan luar negeri.

    Hal ini tentunya sudah di mengerti karena tabungan adalah sisa pendapatan yang tidak dikonsumsikan dan biasanya siap untuk diinvestasikan. Semakin tinggi tingkat pendapatan dan semakin tinggi hasrat untuk menabung, sehingga akan semakin kecil proporsi pendapatan yang dipakai untuk konsumsi dan semakin besar proporsi pendapatan yang ditabung. Jadi dengan adanya pertumbuhan ekonomi, akan tercipta kapital yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi lebih lanjut.

  3. Sumber Daya Alam
    Sumber daya alam merupakan faktor produksi yang penting disamping kapital dan tenaga kerja dalam menentukan berhasilnya pembangunan ekonomi suatu negara. Suatu negara yang tidak memiliki sumber daya alam akan lamban dalam mencapai kemajuan ekonomi yang lebih tinggi tetapi kenyataannya tidaklah demikian karena Negara yang bersangkutan dalam mendatangkan barang sumber daya alam dari negara lain. Oleh karena itu yang penting bagi suatu negara adalah kemajuan penduduknya yang kuat untuk melakukan pembangunan, kapital dan sumber daya alam lebih merupakan hasil dan bukan sebab bagi berhasilnya pembangunan suatu perekonomian.

    Tersedianya sumber daya alam yang cukup merupakan faktor pendorong keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara kiranya tidak diragukan lagi asal negara yang bersangkutan mampu memanfaatkannya semaksimal mungkin dengan mengingat kendalakendala yang ada, tetapi suatu negara tidak memiliki sumber daya alam sama sekali dan tidak mampu mengimpor dari negara lain, maka negara yang bersangkutan akan tidak dapat berbuat apa-apa.

  4. Teknologi
    Faktor ekonomi tidak kalah pentingnya bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Faktor-faktor kapital, tenaga kerja, dan sumber dayaa alam relatif tetap, pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan dengan perbaikan teknologi. Teknologi adalah cara untuk mengolah atau menghasilkan suatu jenis barang barang atau jasa tertentu. Teknologi mempunyai hubungan dengan inovasi yaitu penemuan barang baru yang telah diterapkan daalam proses produksi.

    Teknik produksi biasanya secara garis besar dibedakan menjadi teknik produksi yang padat karya dan teknik produksi yang padat modal. Negara yang sedang berkembang biasanya teknik produksi yang dirasa cocok adalah teknik produksi yang padat karya, karena di negara yang bersangkutan lebih banyak tersedia faktor produksi tenaga kerja dan sedikit kapital.

    Kaitannya dengan penciptaankesempatan kerja dan distribusi pendapatan, maka teknik produksi yang sifatnya padat karya lebih banyak menciptakan kesempatan kerja dan mempersempit kesenjangan distribusi pendapatan, sedangkan teknik produksi yang padat modal kurang menciptakan kesenjangan yang melebar dalam distribusi pendapatan.

Konsep Pertumbuhan Ekonomi


Perekonomian suatu Negara dapat dilihat dari semakin kuatnya atau semakin tingginya pertumbuhan ekonomi Negara yang bersangkutan. Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik akan membawa dampak positif bagi perkembangan perekonomian khususnya bagi sektor-sektor perekonomian yang berhubungan dengan pendapatan nasional.

Suatu Negara dapat dikatakan memiliki kondisi perekonomian yang baik melalui perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau secara sederhana diukur dari peningkatan jumlah produksi barang dan jasa yang telah dihasilkan. Taksiran atau indikator jumlah produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian dikenal denga terminologi Produk Domestik Bruto (PDB) dan untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi digunakan PDB berdasarkan harga konstan (PDB Rill) untuk mengeliminasi pengaruh perubahan harga selama periode waktu pengukuran.

Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang dimana di setiap periode masyarakat suatu Negara akan berusaha menambah kemampuannya untuk memproduksi barang dan jasa. Sasarannya berupa kenaikan tingkat produksi rill (pendapatan nasional) dan taraf hidup (pedapatan rill perkapita) melalui penyediaan dan pengerahan proses faktor-faktor produksi. Dengan meningkatnya faktor-faktor produksi seperti 8 jumlah tenaga kerja yang bertambah, investasi masa lalu dan investasi baru yang menambah barang-barang modal dan kapasitas produksi masa kini yang biasanya diikuti dengan perkembangan teknologi alat-alat produksi yang semua ini akan mempercepat penambahan kemampuan memproduksi.

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan rata-rata dari output yang dihasilkan tiap orang dalam produksi barang dan jasa yang merupakan tingkat pertumbuhan perkapita secara rill bagi setiap orang (Shone R, 1989). Dengan kenaikan ini maka diharapkan akan meningkatkan kapital, produksi dari tiap pekerja atau atau dengan kata lain akan meningkatka cadangan devisa.

Selain itu pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sebagai kenaikan GDP riil suatu Negara pada tahun tertentu yang menunjukkan naiknya pendapatan perkapita setiap orang dalam perekonomian dan dalam suatu Negara pada tahun tertentu (Mankiw, 2003).

Terdapat pendapat lain mengenai pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu Negara, seperti peningkatan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, peningkatan jumlah sekolah, peningkatan produksi sector jasa, dan peningkatan produksi barang modal. Pertumbuhan selalu digunakan sebagai suatu ungkapan umum yang menggambarkan tingkat perkembangan suatu Negara yang diukur melalui presentasi pertambahan pendapatan rill.

Terdapat tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2000), yaitu: pertama, Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanam, peralatan fisik dan modal atau sumber daya manusia. Kedua, Pertumbuah penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja. Dan ketiga, Kemajuan teknologi.

Dari ketiga faktor tersebut disimpulkan bahwa sumber kemajuan ekonomi bisa meliputi berbagai macam faktor. Secara umum dapat dikatakan bahwa sumber utama pertumbuhan ekonomi adalah investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal dan sumber daya manusia dan fisik yang selanjutnya akan meningkatkan kualitas sumber daya produktif dan yang bisa menaikkan produktivitas seluruh sumber daya melalui penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.

Untuk menjelaskan bagaimana perekonomian berjalan dalam proses pemamfaatan faktor produksi untuk menghasilkan output sepanjang waktu, maka peran masing-masing input tersebut dibahas dalam beberapa model pertumbuhan dibawah ini. Diawali dengan model Harrod-Domar yang selanjutnya dengan model pertumbuhan solow yang menjelaskan bagaiman pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja dan kemajuan teknologi berinteraksi dan mempengaruhi tingkat output perekonomian serta pertumbuhannya sepanjang waktu (Mankiw, 2003).