Apa yang dimaksud dengan perilaku organisasi ?

Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi (Organizational behavior) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.

Apa yang dimaksud dengan perilaku organisasi ?

1 Like

Persoalan yang tidak kalah sentralnya di dalam mengkaji organisasi adalah mengenai perilaku organisasi (organization behavior). Menurut Robbins, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektivan organisasi.

Perilaku organisasi mempelajari determinan perilaku dalam organisasi yaitu : individu, kelompok, dan struktur. Perilaku organisasi itu cenderung menekankan produktivitas, kemungkinan, tingkat keluarnya karyawan, dan kepuasan kerja. Keempat ini sebagai determinan kritis dari keefektivan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Bahwa organisasi itu produktif, jika organisasi itu mencapai tujuan-tujuannya, dan mencapainya dengan cara mengubah masukan menjadi keluaran dengan biaya paling rendah. Sehingga produktivitas menyiratkan suatu kepedulian baik akan efektivitas maupun efisiensi.

Menurut Thoha, perilaku organisasi adalah sebagai berikut :

“Bahwa perilaku organisasi secara langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan, dan pengendalian terhadap tingkah laku orang- orang di dalam organisasi, dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi.”

Raymond Miles dalam Thoha lebih menekankan aspek hubungan kemanusiaan, yang menempatkan karyawan sebagai manusia, bukan sebagai mesin yang dipergunakan dalam berproduksi.

Perilaku organisasi adalah suatu studi untuk mengetahui pengaruh determinan perorangan, kelompok, dan struktur organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama, lebih menekankan kepada produktivitas yang berlandaskan pada efisiensi dan efektivitas.

Referensi
  • Sutarto, 2002, Dasar-Dasar Organisasi , Cetakan Ke-18, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
  • Miftah Thoha , 2002, Perilaku Organisasi, Konsep dan Aplikasi , Jakarta, Rajawali Press.
  • Adam I. Indrawijaya, 2002, Perilaku Organisasi , Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Perilaku organisasi atau organizational behavior. Menurut Thoha merupakan suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Perilaku organisasi meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia, serta aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap aspek organisasi.

Menurut Fred Luthans, perilaku organisasi merupakan pemahaman, prediksi, dan manajemen perilaku manusia dalam organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan dari studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimana perilaku manusia mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Menurut Thoha, berbagai definisi tentang perilaku organisasi selalu bermula dari perilaku manusia dan atau lebih banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu.

Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan, menurut Duncan, adalah sebagai berikut :

  • Studi perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi. Sehingga sejak uang merupakan bagian dari alasan orang untuk mencari pekerjaan, maka aspek ekonomi tertentu adalah relevan bagi ilmu perilaku organisasi. Demikian juga sejak tingkah laku orang dipengaruhi oleh performennya, maka psikologi juga relevan, Termasuk juga sosiologi, untuk menjelaskan pengaruh kelompok terhadap tingkah laku individu.

  • Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya. Sehingga perilaku organisasi juga memperhitungkan pula pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu.

  • Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan bisa dijalankan. Sehingga perilaku organisasi memberi alternatif cara bagaimana agar usaha-usaha individu itu bisa terkoordinir dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Catatan-catatan di atas menjelaskan bahwa banyak hal-hal penting tentang perilaku organisasi. Perilaku organisasi merupakan ilmu yang interdisipliner, yang dapat menarik sumber-sumber dari ilmu-ilmu yang lain. Perilaku organisasi juga memberikan petunjuk- petunjuk dan pengarahan yang preskriptif untuk usaha mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Jika psikologi dan sosiologi berusaha menjelaskan pengertian tindakan-tindakan individu dan kelompok, perilaku organisasi adalah suatu bidang terapan dari suatu ilmu. Ilmu ini berusaha mencari penggunaan ilmu tingkah laku dalam rangka mencapai hasil- hasil yang diinginkan.

Larry L. Cumming Presiden Akademi Manajemen di Amerika Serikat, memberikan suatu analisis perbedaan antara perilaku organisasi dengan disiplin lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku, yaitu:

  • Perilaku organisasi dengan psikologi organisasi. Psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi saja, sedangkan perilaku organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi disiplin. Sedangkan kesamaannya adalah kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku orang-orang di dalam suatu organisasi.

    Perbedaan perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan pada unit analisis dan pusat variabel tak bebas, Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil-hasil dari organisasi itu sendiri.

  • Perilaku organisasi dengan Personel & Human Resources ( P & HR). Perilaku organisasi lebih menekankan orientasi konsep, sedangkan P & HR menekankan pada teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi yang efektif dalam organisasi, seringkali muncul pada keduanya. P & HR berada pada permukaan antara organisasi dan individu dengan menekankan pada pengembangan dan pelaksanaan sistem pengangkatan, pengembangan, dan motivasi dari individu-individu dalam organisasi.

Larry L. Cummings juga menekankan bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, penemuan beserta tindakan-tindakan pemecahan. Larry L. Cumming juga menyarankan beberapa sifat dari ilmu perilaku organisasi sebagai refleksi pendapat tersebut, yaitu:

  • Masalah dan persoalan-persoalan dirumuskan secara tipikal dalam bentuk kerangka kerja variabel tak bebas ( independent variable ) dan variabel bebas ( dependent variable ). Model ini berusaha mencari sebab akibat.

  • Bidang pengetahuan perilaku organisasi mendorong adanya suatu perubahan sebagai suatu hasil yang diinginkan oleh organisasi dan orang-orang yang berada dalam organisasi.

  • Bidang pengetahuan perilaku organisasi melalui pengembangan pribadi, pertumbuhan person, dan pencapaian kepuasaan diri. Bidang ini juga menekankan sisi yang lain yaitu operant learning, dan modifikasi tingkah laku ( behavior modification ), yang lebih merefleksi pada pengaruh lingkungan dibandingkan dengan aktualisasi diri ( self actualization ).

  • Bidang pengetahuan perilaku organisasi menjadi lebih berorientasi pada pelaksanaan kerja, dan hampir semua studi memasukkan suatu variabel tak bebas yang berupa organisasi pelaksanaan kerja ini pada orientasinya.

  • Bidang pengetahuan perilaku organisasi banyak dipengaruhi oleh norma-norma skeptik, kehati-hatian, replikasi, ilmu pengetahuan umum yang didasarkan pada kenyataan. Dengan kata lain, bidang pengetahuan perilaku mengikuti metode ilmiah ( scientific management ).

Menurut Joe Kelly, perilaku organisasi dapat dipahami lewat suatu penelaahan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana pula suatu struktur, proses, dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama-sama yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan. Pandangan ini memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem tempat tinggal ( a living system ), sebagai suatu raksasa “amoeba” yang hidup di tempat tinggalnya sendiri.

Titik berat dari pemahaman perilaku organisasi adalah pada tingkah laku dari organisasi, dan bagaimana perilaku dari anggota-anggota organisasi mempengaruhi organisasi. Hal ini seperti dikemukakan Joe Kelly, bahwa perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem studi dari sifat organisasi seperti misalnya: bagaimana organisasi dimulai, tumbuh, dan berkembang, serta bagaimana pengaruhya terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok- kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan institusi-institusi yang lebih besar.

Pengertian dari rumusan Kelly menjelaskan bahwa perilaku organisasi didalamnya terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku individu di pihak lain. Selain hal tersebut, untuk memahami perilaku organisasi sementara sarjana berpendapat, sebaiknya diketahui dari ilmu perilaku itu sendiri ( behavioral science ). Ilmu ini mencoba menelaah perilaku secara sistematis. Secara umum dikatakan bahwa ilmu perilaku merupakan salah satu dari tiga divisi penelaahan keilmuan yang dua diantaranya ialah ilmu fisik dan biologi. Walaupun dibandingkan dengan biologi dan ilmu fisik, ilmu perilaku masih jauh lebih muda sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan.

Karakteristik Perilaku Organisasi

Dalam mempelajari perilaku organisasi, dipusatkan dalam tiga karakteristik yaitu:

  1. Perilaku
    Fokus dari perilaku organisasi adalah perilaku individu dalam organisasi, sehingga untuk memahami perilaku organisasi maka terlebih dulu harus dipahami perilaku berbagai individu di dalam organisasi.

  2. Struktur
    Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam organisai dirancang, bagaimana pekerjaan itu diatur dalam bagan organisasi. Struktur organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang-orang dalam organisasi serta efektivitas dari organisasi tersebut.

  3. Proses
    Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi antara lain meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi yang efektif adalah agar berbagai proses organisasi tersebut dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.

Hubungan beberapa Bidang Ilmu terhadap Perilaku Organisasi


Hubungan Beberapa Bidang Ilmu terhadap Perilaku Organisasi
Gambar Hubungan Beberapa Bidang Ilmu terhadap Perilaku Organisasi

Ilmu perilaku organisasi merupakan bidang ilmu yang relatif baru yang bersifat multidisipliner. Beberapa bidang ilmu yang memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu perilaku organisasi adalah:

  1. Psikologi
    Ilmu psikologi memberikan sumbangannya terhadap perilaku organisasi terutama dalam hal pemahaman tentang perilaku individu dalam organisasi. Psikologi, terutama psikologi organisasi mencoba untuk memahami, meramalkan dan mengendalikan perilaku seseorang dalam organisasi.

  2. Sosiologi
    Ilmu Sosiologi membahas tentang sistem sosial dan interaksi manusia dalam suatu sistem sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap perilaku organisasi terutama pemahaman tentang perilaku kelompok di dalam organisasi.

  3. Antropologi
    Ilmu Antropologi mempelajari tentang interaksi antara manusia dan lingkungannya. Manusia hidup dalam kelompok dan memiliki kebiasaan- kebiasaan dan nilai-nilai yang dianutnya, yang disebut dengan kultur atau budaya. Budaya diwujudkan dalam simbol-simbol kebersamaan kelompok yang direfleksikan dalam bentuk bahasa dan keyakinan. Demikian juga organisasi membentuk budaya tertentu untuk mempengaruhi pola pikir dan perilaku anggota organisasi.

  4. Politik, Sejarah, dan Ekonomi
    Ilmu politik mempelajari tentang perilaku individu dan kelompok di dalam suatu lingkungan politik. Sumbangan dari ilmu politik terutama dalam proses mempengaruhi, pengalokasian wewenang dan pengelolaan konflik. Ilmu sejarah terutama tentang sejarah dari pemimpin-pemimpin besar di masa lampau atas keberhasilan dan kegagalannya. Beberapa model dari ilmu ekonomi mencoba menjelaskan perilaku individu ketika mereka dihadapkan pada suatu pilihan. Model-model ekonomi tersebut memberikan sumbangan yang berarti terutama dalam proses pengambilan keputusan.

Referensi

Marita Ahdiyana, Perilaku Organisasi, Universitas Negeri Yogyakarta

perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek- aspek tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu. Aspek pertama meliputi pengaruh organisasi terhadap manusia, sedang aspek kedua pengaruh manusia terhadap organisasi. Pengertian ini sesuai dengan rumusan Kelly dalam bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasi di dalamnya terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku individu di lain pihak. Kesemuanya ini memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku manusia itu kepada upaya-upaya pencapaian tujuan.

Ruang Lingkup Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilakuperilaku individu yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan
meliputi atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi.

Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah: motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan organisasi (organizational development), dan sebagainya. Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi seperti faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu manajemen strategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam konteks ilmu perilaku organisasi.

Pendekatan dalam Perilaku Organisasi

Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sumber daya
manusia (supportif), pendekatan kontingensi, pendekatan produktivitas dan pendekatan sistem. Pendekatan sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar berprestasi lebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan kemudian berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat menyumbang sampai pada batas kemampuan yang mereka miliki, sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan pelaksanaan
tugas.

Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baik akan mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini disebut pula dengan pendekatan suportif. Sementara itu,
pendekatan kontingensi mengandung pengertian bahwa adanya lingkungan yang berbeda menghendaki praktek perilaku yang berbeda pula untuk mencapai keefektifan. Disini pandangan lama yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifat universal dan perilaku dapat berlaku dalam situasi apapun, tidak dapat diterima sepenuhnya. Disisi lain, pendekatan produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien suatu organisasi dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan.

Jadi, produktivitas yang lebih baik merupakan ukuran yang bernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber daya dalam masyarakat. Dalam hal ini perlu diingat bahwa konsep produktivitas tidak hanya diukur dalam kaitannya dengan masukan dan keluaran ekonomis, tetapi masukan manusia dan sosial juga merupakan hal yang penting.31 Dengan demikian, apabila perilaku organisasi yang lebih baik dapat mempertinggi kepuasan kerja, maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan pada akhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan. Adapun pendekatan sistem terutama diterapkan dalam sistem sosial, dimana di dalamnya terdapat seperangkat hubungan manusia yang rumit yang berinteraksi dalam banyak cara. Ini berarti, dalam mengambil keputusan para manaer harus mengkaji hal-hal diluar situasi langsung untuk menentukan dampaknya terhadap sistem yang lebih besar, sehingga memerlukan analisis biaya dan manfaat (cost – benefit analysis).

Antara pendekatan sumber daya manusia dengan pendekatan produktivitas diatas, memiliki kaitan yang sangat erat, dimana adanya dorongan pimpinan terhadap karyawan untuk melakukan tugasnya sebaik mungkin, secara langsung akan mendorong tingkat produktivitas organisasi.33 Untuk dapat mendorong karyawannya kearah tujuan yang diharapkan, seorang pimpinan harus dapat mengetahui kebutuhan karyawan yang bersifat pribadi dan internal. Atau dengan kata lain, disini terjadi hubungan antara kebutuhan dengan prestasi kerja.

Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang berperilaku di dalam suatu organisasi. Beberapa penulis memberikan pengertian tentang organisasi secara berbeda, namun bersifat saling melengkapi. Organisasi adalah unit sosial yang saling sadar dikoordinasikan, terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih yang berfungsi secara relatif berkelanjutan untuk mencapai tujuan (Robbins dan Judge, 2011), bersama atau serangkaiaan tujuan. Dikatakan pula bahwa organisasi adalah suatu sistem yang dikoordinasikan secara sadar dari aktifitas 2 orang atau lebih (Keitner dan Kinicki, 2010).

Sedangkan Grenberg dan Baron berpendapat bahwa organisasi adalah sistem sosial yang terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja sama untuk mencapai beberapa sasaran yang disepakati. Organisasi menurut pandangan Gibson, Ivancevich, Donelly (2000) adalah sebagai entitas yang memungkinkan masyarakat mengejar penyelesaian yang tidak dapat dicapai oleh individu yang bertindak sendiri. Seperti halnya dengan organisasi, pandangan di antara pakar tentang perilaku organisasi sangat beragam. Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok dan struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi (Robbins dan Judge, 2011).

Sedangkan menurut Greenberg dan Baron yang di kutip Wibowo (2013), Perilaku organisasi adalah studi tentang apa yang orang pikirkan, rasakan dan lakukan di dalam dan sekitar organisasi. Perilaku organisasi adalah suatu studi tentang perilaku manusia dalam pengaturan organisasi, hubungan antara individu dengan organisasi, dan organisasi itu sendiri. Perilaku (Behaviour) merupakan sebuah fungsi dari variabel-variabel individual (Individual), variabel-variabel keorganisasian (Organizational) dan variabel- variabel psikologikal (Psycological). (Winardi, 2014).

Perilaku Individu dalam Organisasi


Sopiah (2008) untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik, terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik yang melekat pada indvidu. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap. Thoha (2000) manusia merupakan salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting, merupakan salah satu faktor dan pendukung organisasi. Perilaku organisasi pada hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut.

Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semua merupakan karakteristik yang dipunya individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi antara lain: keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian dan lain sebagainya.

Perilaku Kelompok dalam Organisasi


Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Masing-masing dari kita telah menjadi dan masih menjadi anggota kelompok- kelompok yang berbeda. Ada kelompok sekolah, kelompok kerja, kelompok keluarga, kelompok sosial, kelompok kegamaan, kelompok formal, dan kelompok informal (Ivancevich dkk, 2006).

Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok- kelompok ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok- kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.

Ada beberapa alasan mengapa manusia berkelompok dan berorganisasi. Robbins dan Judge (2008) dalam Sucipto dan Siswanto (2008) berpendapat bahwa manusia berkelompok untuk alasan:

  1. Rasa Aman
    Rasa aman merupakan kebutuhan dasar manusia. Perasaan aman dapat berupa sesuatu yang bersifat material atau non material. Dengan berkelompok dan berorganisasi kebutuhan tersebut akan terpenuhi. Dapat dibayangkan bagaimana seseorang yang hidup sendiri, tidak bersosialisasi.

  2. Harga Diri
    Dengan berkelompok dan masuk dalam organisasi akan memunculkan harga diri seseorang. Perasaan itu muncul karena dalam interaksi dengan kelompok terdapat kesalingtergantungan.

  3. Afiliasi
    Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk berafiliasi. Afiliasi itu dapat terjadi karena memiliki kesamaan latar belakang, kepribadian, kecenderungan, hobi, dan kesenangan.

  4. Status
    Manusia memiliki sifat dasar ingin dipuji, diperhatikan, dan diakui keberadaannya. Dengan berkelompok dan berorganisasi kebutuhan tersebut akan diperolehnya.

  5. Kekuatan
    Manusia memiliki kemampuan yang terbatas. Kekurangan dan kelemahan yang dimiliki dapat ditutupi jika mendapat dukungan dari orang lain.

  6. Pencapaian Tujuan
    Melalui organisasi, tujuan akan mudah dicapai. Sebagai sasaran dan alat, organisasi dapat digunakan untuk mempercepat proses tujuan bersama.

Mengapa Perlu Perilaku Organisasi


  1. Practical Application
    Dalam kenyataan riil organisasi, ada beberapa manfaat memahami perilaku organisasi, antara lain berkenaan dengan pengembangan gaya kepemimpinan, pemilihan strategi dalam mengatasi persoalan, seleksi pekerjaan yang tepat, peningkatan kinerja dan sebagainya.

  2. Personal Growth
    Dengan memahami perilaku organisasi dapat lebih memahami orang lain. Memahami orang lain akan memberikan pengetahuan diri dan wawasan diri lebih besar. Dengan memahami orang lain, atasan dapat menilai apa yang diperlukan bawahan untuk mengembangkan diri sehingga pada gilirannya meningkatkan kontribusi pada organisasi.

  3. Increased knowledge
    Dengan perilaku organisasi dapat menggabungkan pengetahuan tentang manusia dalam pekerjaan. Studi perilaku organisasi dapat membantu orang untuk berfikir tentang masalah yang berhubungan dengan pengalaman kerja. Kemampuan berpikir kritis dapat bermanfaat dalam menganalisis baik masalah pekerjaan maupun personal.

Konstribusi Disiplin Ilmu Pada Organisasi


Perilaku organisasi merupakan suatu ilmu perilaku organisasi terapan yang dibangun atas sumbangan- sumbangan dari sejumlah disiplin ilmu (Rivai dan Mulyadi, 2012). Bidang disiplin ilmu yang menonjol tersebut adalah Psikologi, Sosiologi, Antropologi, dan Ilmu Politik. Menurut Robbins yang dikutip oleh Badeni (2013) ikhtisar sumbangan disiplin- disiplin ilmu tersebut adalah:

  1. Psikologi
    Ilmu psikologi memberikan sumbangan terhadap perilaku organisasi terutama dalam hal pemahaman tentang perilaku individu dalam organisasi, terutama psikologi organisasi yang mencoba untuk memahami dan mengendalikan perilaku seseorang dalam organisasi. Kemudian ilmu psikologi juga digunakan dalam seleksi karyawan dimana proses seleksi dan penempatan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan membantu terwujudnya tujuan organisasi.

  2. Sosiologi
    Ilmu sosiologi membahas tentang sistem sosial dan interaksi manusia dalam suatu sistem sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap perilaku keorganisasian terutama pemahaman tentang perilaku kelompok di dalam organisasi. Masukan yang berharga dari para sosiolog adalah dinamika kelompok, disain tim kerja budaya organisasi, birokrasi, komunikasi perilaku antar kelompok dalam organisasi dan teknologi organisasional. Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan organisasi.

  3. Antropologi
    Ilmu antropologi mempelajari tentang interaksi antara manusia dan lingkungannya. Manusia hidup dalam kelompok dan memiliki kebiasaan- kebiasaan yang disebut kultur atau budaya. Sumbangannya dalam perilaku organisasi adalah membantu untuk memahami perbedaan- perbedaan sikap dan perilaku individu dalam organisasi.

  4. Ilmu politik
    Selain tiga bidang ilmu di atas, bidang- bidang ilmu lain seperti politik, sejarah, dan ilmu ekonomi juga turut memberikan andil. Ilmu politik mempelajari tentang perilaku individu dan kelompok di dalam suatu lingkungan politik. Sumbangan dari ilmu politik terhadap perilaku keorganisasian terutama dalam proses mempengaruhi, pengalokasian wewenang dan pengelolaan konflik. Sedangkan ilmu sejarah terutama tentang sejarah dari pimpinan-pimpinan besar dimasa lampau atau keberhasilan dan kegagalannya dapat dipelajari untuk dijadikan contoh. Yang terakhir dari ilmu ekonomi mencoba menjelaskan perilaku individu ketika mereka dihadapkan pada suatu pilihan.

Model Perilaku Organisasi


  1. Motivation atau motivasi mencerminkan kekuatan dalam diri orang yang memengaruhi direction (arah), intensity (intensitas) dan persistence (kekuatan) orang tersebut dalam perilaku sukarela. Direction menunjukkan jalan yang diikuti orang yang terikat pada usahanya. Sebenarnya, orang mempunyai pilihan kemana menempatkan usaha. Dengan demikian motivasi diarahkan oleh tujuan, atau goal directed. Sedangkan intensity adalah tentang seberapa besar orang mendorong dirinya untuk menyelesaikan tugas. Sementara itu, persistence menunjukan usaha berkelanjutan selama waktu tertentu. Ability atau kemampuan merupakan natural aptitude, kecerdasan alamiah dan learned capabilities, kapabilitas yang dipelajari yang diperlukan untuk berhasil menyelesaikan suatu tugas.

  2. Aptitudes adalah bakat alamiah yang membantu pekerja mempelajari tugas spesifik lebih cepat dan mengerjakannya dengan lebih baik. Terdapat banyak kecerdasan fisik dan mental dan kemampuan kita memperoleh keterampilan dipengaruhi oleh kecerdasan ini sedangkan learned capabilities adalah keterampilan dan pengetahuan yang telah kita peroleh. Kapabilitas ini termasuk keterampilan dan pengetahuan fisik dan mental yang telah diperoleh. Learned capabilities cenderung berkurang selama berjalannya waktu apabila tidak dipergunakan.

  3. Role perception atau persepsi terhadap peran diperlukan untuk mewujudkan pekerjaan dengan baik. Persepsi peran merupakan tingkatan dimana orang memahami tugas pekerjaan atau peran yang ditugas kan kepada mereka atau diharapkan dari mereka. Persepsi ini sangat penting karena mereka membimbing arah usaha pekerja dan memperbaiki koordinasi dengan teman sekerja, pemasok dan stakeholder atau pemangku kepentingaan. Situational Factors atau faktor situasi merupakan kondisi diluar kontrol langsung pekerja yang membatasi atau memfasilitasi perilaku dan kinerja.

Referensi

Wijaya, Candra. 2017. Perilaku Organisasi. Medan : Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI). http://repository.uinsu.ac.id/2838/1/Perilaku%20Organisasi.pdf

Organizational behavior tergolong sebagai ilmu pengetahuan yang baru muncul (Miner, 2015) dan berasal dari kontribusi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya mengenai perilaku seperti psikologi, psikologi sosial, sosiologi, dan antropologi (Robbins & Judge, 2007). Dewasa ini, isu yang mendorong pembelajaran organizational behavior adalah globalisasi, tenaga kerja yang berubah, teknologi informasi, hubungan kerja, dan etika bisnis (McShane & Glinow). Kebutuhan untuk memahami, memprediksi, dan mempengaruhi peristiwa yang terjadi dalam organisasi juga menjadi alasan utama dalam mempelajari ilmu ini (McShane & Glinow).

Pengertian dari organizational behavior adalah studi mengenai perilaku manusia dalam organisasi. Organisasi adalah sekumpulan individu yang terkoordinasi untuk bekerjasama secara berkelanjutan guna mencapai tujuan bersama (André, 2008). Sedangkan definisi lain dari organizational behavior adalah ilmu yang mempelajari persepsi, nilai, tindakan individu ketika bekerjasama dalam kelompok dan organisasi secara keseluruhan serta analisa efek lingkungan luar terhadap organisasi (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2011).

Sebuah organisasi dan anggota didalamnya memiliki hubungan timbal balik dimana kedua pihak saling mempengaruhi, maka sulit untuk mempelajari hanya salah satu tanpa memperhatikan yang lainnya (Griffin & Moorhead, 2007). Dibandingkan dengan ilmu terkait lainnya seperti human resource management, organizational behavior memiliki orientasi yang cenderung teoritis dan analisisnya terjadi pada tingkat mikro (Luthans, 2012).

Ada 3 fokus utama dalam organizational behavior , yaitu perilaku individu (contoh: kepribadian, persepsi, motivasi) perilaku kelompok (contoh: norma, peraturan, konflik, kepemimpinan) dan aspek organisasi (contoh: struktur, budaya, kebijakan dan praktek-praktek lainnya) (Robbins & Coulter, 2013).

Tujuan utama dari organizational behavior adalah untuk menambah kesejahteraan anggota organisasi atau karyawan perusahaan serta meningkatkan efektivitas organisasi (André, 2008) dengan merepresentasikan pendekatan mengenai perilaku kepada manajemen (Luthans, 2012).

Untuk memahami organizational behavior lebih lanjut, para peneliti beranggapan bahwa motivation theory adalah bagian yang terpenting dalam organizational behavior karena motivasi merupakan akar dan penyebab dari perilaku individu (Luthans, 2012). Dan beberapa perilaku organisasi yang sering menjadi sorotan penelitian adalah produktivitas pekerja, absenteeisim, turnover, organizational citizenship behavior (OCB), dan kepuasan kerja (Robbins & Coulter, 2013)

Pengertian Perilaku menurut Cummings yang dikutip oleh Thoha (2014) yaitu: “Perilaku Organisasi adalah suatu cara berfikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.”

Adapun pengertian lain dari perilaku organisasi menurut Duncan dikutip oleh Thoha (2014): “Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.

Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuannya praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasikan bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.”

Menurut Kelly yang dikutip oleh Thoha dalam (2014) yaitu: “Perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem studi dari sifat organisasi seperti misalnya: bagaimana organisasi dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggora-anggota sebagai individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan instansi-instansi yang lebih besar.”

Perilaku Organisasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organiasasi serta dampaknya terhadap kinerja, baik kinerja individual, kelompok maupun organisasi.

Indikator Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi sangatlah penting dalam suatu kegiatan organisasi karena setiap orang memiliki perilaku yang tidak sama, maka dari itu dalam mempelajari perilaku organisasi menurut Davis yang dikutip oleh Dharma (1993) yaitu:

  1. Orang-orang
    Membentuk sistem sosial intern organisasi, mereka terdiri dari orangorang dan kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil, Selain itu ada kelompok yang lebih resmi dan formal.

  2. Struktur
    Menentukan hubungan resmi orang-orang dalam organisasi. Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan untuk melakukan semua aktivitas organisasi, ada manajer dan pegawai.

  3. Teknologi
    Menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang untuk bekerja dan sumber daya itu memoengaruhi tugas yang mereka dapat menghasilkan banyak hal dengan tangan kosong. Jadi, mereka mendirikan bangunan, merancang, mesin mencipatakan proses kerja dan merakit sumber daya.

  4. Lingkungan
    Semua organisasi beroperasi didalam lingkungan luar, organisasi tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari sistem yang lebih besar yang banyak memuat unsur lain, seperti pemerintah, keluarga dan organisasi lainnya. Semua unsur ini saling mempengaruhi dalam suatu sistem yang rumit yang menjadi corak hidup sekelompok orang.