Apa yang dimaksud dengan Perilaku Konsumen?

perilaku konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Apa yang dimaksud dengan Perilaku Konsumen ?

3 Likes

Para ahli berpendapat mengenai definisi Perilaku Konsumen, sebagai berikut ;

  1. Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979) menjelaskan bahwa :

    “Consumer behavior are acts, process and sosial relationship exhibited by individuals, groups and organizations in the obtainment, use of, and consequent experience with products, services and other resources”.

    Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainya.

  2. David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984) mengemukakan bahwa :

    “Consumer behavior may be defined as decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquaring, using or disposing of good and services”.

    Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.

  3. James F. Engel, et.al (1968) berpendapat bahwa :

    “Consumer behavior is defined as the acts of individuals directly involved in obtaining and using economic good services including the decision process that precede and determine these acts”.

    Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

  4. Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan sebagai berikut;

    “The term consumer behavior refers to the behavior that consumer display in searching for purchasing, using evaluating and disposing of product and services that they expect will satisfy their needs”.

    Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

  5. Menurut Solomon (2007),

    “It is study of the processes involved when individuals or group select, purchase, use, or dispose of products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires”.

    Studi Perilaku Konsumen merupakan proses ketika individu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan atau membuang produk, pelayanan, ide dan pengalaman untuk memuaskan kebutuhannya.

  6. Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001)

    “Consumer behavior is the study of individuals, groups, or organizations and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products, services, experiences, or ideas to satisfy needs and the impacts that these processes have on the consumer and society”.

    Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan membuang produk, layanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.

image
Gambar Beberapa masalah pada saat terjadinya proses pengkonsumsian (Solomon, 2007)

Menurut Solomon (2007), tingkatan unit analisis perilaku konsumen terdiri atas 5 tipe yaitu

  1. konsumen di pasar
  2. konsumen sebagai individu yang terdiri dari persepsi, pembelajaran dan memory, nilai dan motivasi, kepribadian dan gaya hidup, sikap, perubahan sikap dan komunikasi interaktif
  3. konsumen sebagai pengambil keputusan terdiri dari pengambil keputusan individu
  4. konsumen dan budaya yang terdiri dari pendapatan dan kelas sosial, Ethnik, Rasial, and kebudayaan agama, serta Age Subcultures
  5. Konsumen dan budaya yang terdiri dari Cultural Influences dalam perilaku konsumen, The Creation and Diffusion of Consumer Culture.

image
Gambar The Wheel Of Consumer Behavior (Solomon, 2007)

Arah Kajian Perilaku Konsumen merupakan proses yang dilakukan konsumen baik individu maupun organisasi dalam rangka mendapatkan suatu produk yang melalui tahapan kognisi dan afeksi (yang disebut penulis sebagai aspek internal) dan aspek eksternal (pengaruh rumah tangga, kelompok referensi budaya, kelas sosial) yang berakibat kosumen melakukan tindakan apakah akan membeli atau tidak membeli suatu produk, sekaligus tindakan setelah pembelian produk tersebut.

Arah Kajian Perilaku Konsumen tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan maupun mengevaluasi strategi pemasaran. Pengembangan strategi pemasaran dapat dilakukan oleh perusahaan, pemerintah, organisasi nirlaba, partai politik dan lain sebagainya, sedangkan evaluasinya dapat digunakan untuk implikasi kebijakan publik, pendidikan konsumen dan kesempurnaan strategi pemasaran.

image
Gambar Arah Kajian Perilaku Konsumen

Sumber :

Rini Dwiastuti, Agustina Shinta, Riyanti Isaskar, Ilmu perilaku konsumen, Universitas Brawijaya Press (UB Press)

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel, et all, 1995).

Menurut Assael (1992), secara umum manajemen pemasaran membutuhkan informasi mengenai konsumen yang bertujuan untuk :

  1. mendefinisikan dan menentukan segmen pasar,
  2. menentukan kebutuhan konsumen,
  3. mengembangkan strategi berdasarkan kebutuhan konsumen, sikap dan persepsi konsumen,
  4. mengevaluasi strategi pemasaran, dan memperkirakan perilaku konsumen di masa yang akan datang.

Menurut Kotler (2004), perilaku pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis.

  • Faktor kebudayaan meliputi budaya, sub budaya dan kelas sosial.
  • Faktor sosial meliputi kelompok acuan, keluarga, peranan dan status.
  • Faktor pribadi meliputi usia dan tahap silus hidup keluarga, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
  • Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap. Keputusan konsumen untuk melakukan pembelian tidak muncul begitu saja tetapi melewati beberapa tahapan tertentu.

Menurut Kotler (2004) terdapat lima tahap proses pembelian yaitu :

  1. Pengenalan masalah,
    Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (rasa lapar dan haus) atau rangsangan eksternal (iklan televisi).

  2. Pencarian informasi,
    Tahap kedua dari proses pembelian adalah pencarian informasi. Menurut Kotler (2004), sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu :

    • Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
    • Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
    • Sumber publik : media massa, organisasi konsumen pemeringkat
    • Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk
  3. Evaluasi alternatif,
    Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Komponen dari tahap evaluasi ini adalah :

    • menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif,
    • menentukan elternatif mana yang akan dipertimbangkan,
    • menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan dan
    • memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir (Engel, et all, 1995).
  4. Keputusan pembelian
    Setelah melakukan evaluasi alternatif, konsumen akan membentuk niat pembelian. Menurut Kotler (2004), ada dua faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

    • Faktor pertama adalah pendirian orang lain. Sejauh mana pendirian orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu intensitas pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

    • Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian konsumen.

  5. Perilaku pasca pembelian.
    Hasil dari evaluasi pasca pembelian adalah kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan pembeli adalah fungsi seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan pembeli, pembeli akan kecewa; jika ia sesuai harapan, pembeli akan puas; jika ia melebihi harapan, pembeli akan sangat puas.

Para konsumen sangat beragam dilihat dari segi usia, pendapatan, tingkat pendidikan dan selera. Mereka juga membeli jenis barang dan jasa yang sangat berbeda-beda.Memahami perilaku pembelian dari pasar sasaran merupakan tugas penting dari pemasar, berdasarkan konsep pemasaran.

Konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian setiap hari hampir seluruh perusahaan meneliti pengambilan keputusan pembelian konsumen secara mendetail untuk memperoleh jawaban apa yang konsumen beli, dimana mereka membelinya, bagaimana caranya, seberapa banyak, kapan dan mengapa mereka membelinya.

Pemasar dapat mempelajari pembelian konsumen aktual untuk mengetahui apa yang mereka beli, dimana dan seberapa banyak. Namun, mempelajari mengenai alasan perilaku pembelian konsumen tidaklah mudah, jawabanya sering kali tersembunyi jauh didalam benak konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2012) : “Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004) : “Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan ,dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.

Perilaku konsumen adalah proses yang oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan pasca konsumsi produk, jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya”.

Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas atau kegiatan mengevaluasi.

Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang- barang dan jasa-jasa secara ekonomis.

image

Stimulus pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran pelanggan, dan serangkaian proses psikologis dikombinasikan dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Memahami perilaku pembelian konsumen atau yang disebut juga sebagai karakteristik konsumen, memiliki manfaat yang besar bagi perusahaan untuk kelancaran kegiatan usaha jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Perilaku pembelian konsumen atau karakteristik konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor penting.

Menurut Kotler dan Keller (2012) , faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah “faktor budaya, faktor sosial, dan faktor pribadi”.

1. Faktor Budaya

Faktor budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih menampakan identitas serta sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Faktor budaya terdiri dari budaya itu sendiri dan sub-budaya:

  1. Budaya
    Budaya ( culture ) adalah penentu dasar keinginan dan perilaku seseorang. Pemasar benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya disetiap negara untuk memahami cara terbaik memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang untuk produk baru.

  2. Sub-budaya
    Setiap budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak cirri-ciri sosialisasi bagi anggotanya.Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.Ketika subbudaya tumbuh besar dan cukup kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran khusus untuk melayani mereka.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran social dan status mempengaruhi perilaku pembelian.Dibawah ini dijelaskan mengenai ketiga kelompok tersebut yaitu mengenai kelompok acuan, keluarga, peran dan status.

  1. Kelompok referensi seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok referensi mempengaruhi anggota setidaknya dengan tiga cara. Mereka memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mereka mempengaruhi sikap dan konsep diri, dan mereka menciptakan tekanan kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek. Jika pengaruh kelompok referensi kuat, pemasar harus menentukan cara menjangkau dan mempengaruhi pemimpin opini kelompok.

  2. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama adalah keluarga orientasi ( family of orientation ) yang terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Sedangkan yang kedua adalah keluarga prokreasi ( family of procreation ) yaitu pasangan dan anak-anak.

  3. Peran dan status. Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok, klub, dan organisasi. Kelompok sering menjadi sumber informasi penting dan membantu mendefinisikan norma perilaku. Kita dapat mendefinisikan posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan sesorang. Setiap peran menyandang status.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi ini terdiri dari:

  1. Usia dan tahap siklus hidup
    Orang membeli barang atau jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.Konsumen juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga, orang dewasa mengalami perjalanan dan perubahan sepanjang hidupnya.Pemasar memberikan perhatian yang besar pada perubahan siklus hidup karena berpengaruh pada perilaku konsumsi.

  2. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
    Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsinya.Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka dan bahkan menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan tertentu.Pilihan produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.

  3. Kepribadian dan konsep diri
    Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud dengan kepribadian (personality), adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relative konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian).

  4. Gaya hidup dan nilai
    Orang-orang subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Sebagian gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu konsumen. Perusahaan yang bertujuan melayani konsumen dengan keuangan terbatas akan menciptakan produk dan jasa murah.

4. Psikologis Konsumen

Keadaan psikologis konsumen mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan perilaku konsumen.Perusahaan dituntut untuk memahami keadaan psikologis konsumen agar dapat menciptakan nilai-nilai yang dapat membentuk perilaku konsumen yang sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Kotler dan Keller (2012:182), menjelaskan empat kunci psikologis konsumen yang terdiri dari motivasi ( motivation ), persepsi ( perception ), pembelajaran ( learning ), dan memori ( memory ).

  1. Motivasi ( motivation )
    Abraham Maslow menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu.Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling mendesak seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Setiap orang akan mencoba memenuhi sebagian kebutuhan yang paling utama diperlukan dan kemudia mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang lainnya.

  2. Persepsi ( perception ), persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menginterprestasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti. Ini tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik. Tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap lingkungan sekitarnya dan kondisi kita masing-masing.

  3. Pembelajaran ( learning ), ketika kita bertindak, kita belajar. Pembelajaran menyebabkan perubahan dalam perilaku yang timbul dari pengalaman. Teori pembelajaran adalah mempercayai bahwa pembelajaran dihasilkan melalui interaksi, rangsangan, isyarat, dan tanggapan.

  4. Memori ( memory ), memori dibedakan antara memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek adalah tempat penyimpanan informasi sementara dan terbatas. Sedangkan memori jangka panjang merupakan tempat penyimpanan informasi permanen yang pada dasarnya tidak terbatas.

1 Like

Perilaku konsumen adalah semua tindakan kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. (Sumarwan, 2003)

Perilaku konsumen menggambarkan proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli juga untuk menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. (Lamb, Hair, dan Mc.Daniel, 2001)

Perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, di mana, kapan, dan bagaimana membelinya (Ma’ruf, 2005). Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen menggambarkan tentang bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian termasuk di dalamnya analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.

Model Perilaku Konsumen

Memahami perilaku konsumen adalah sesuatu yang cukup kompleks. Kompleksitas permasalahan disebabkan banyaknya variabel yang saling mempengaruhi dan kecenderungan untuk saling berinteraksi. Agar dapat memahami perilaku konsumen secara baik, diperlukan suatu kerangka model yang merupakan penyederhanaan keadaan nyata serta menerangkan alur proses pengambilan keputusan.

Inti dari permasalahannya adalah bagaimana konsumen memberi jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang di buat perusahaan. Rangsangan dari luar yang terdiri dari pemasaran yang meliputi produk, harga, lokasi, promosi, serta lingkungan luar yang meliputi keadaan ekonomi, teknologi, politik, dan budaya ini melewati kotak hitam pembeli atau situasi konsumen. Kotak hitam pembeli mengandung 2 komponen, yaitu:

  1. Ciri-ciri atau karakteristik pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu.

  2. Proses keputusan membeli yang mempengaruhi perilaku pembelian. (Komsatun, 2005)

Perilaku konsumen pada akhirnya terlihat pada saat konsumen melakukan keputusan pembelian. Tidak saja terhadap pilihan produk dan mereknya, konsumen juga memilih gerai mana yang mereka kunjungi, kapan mereka berbelanja, dan berapa besarnya belanja mereka. Ini terjadi pada proses keputusan membeli dan sesuai karakteristik diri mereka dalam menerima stimulus eksternal (Ma’ruf, 2005).

Definisi Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (James F. Engel, dkk, 1994). “Akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi, dan adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya agar diperoleh kepuasan yang maksimal di sisi lainnya, maka timbul perilaku konsumsen” (Suhartati dan Fathorrazi, 2012).

Perkembangan harga mempengaruhi pilihan dan keputusan konsumen dalam membeli sejumlah barang. Jika harga barang naik konsumen cenderung mengurangi pembeliannya. Jika harga turun konsumen akan menambah pembeliannya. Keterbatasan pendapatan menuntut konsumen untuk berhati-hati dalam membelanjakan atau mengalokasikan dana yang dimilikinya. Agar dengan keterbatasan pendapatan tersebut dapat memperoleh barang yang mempunyai utilitas (nilai guna) tinggi sesuai dengan kebutuhannya. Utilitas (nilai guna) adalah kemampuan suatu barang dalam memenuhi kebutuhan manusia (Lia dan Asfia, 2014).

Faktor-faktor yang Memengaruhi Konsumsi


Menurut Sadono Sukirno (2011), pendapatan rumah tangga merupakan faktor penting yang menentukan tingkat konsumsi dan tabungan. Hal tersebut didasarkan kepada pandangan Keynes yang berpendapat tingkat konsumsi dan tabungan terutama ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga. Walaupun pendapatan rumah tangga penting peranannya dalam menentukan konsumsi, peranan faktor-faktor lain tidak dapat diabaikan. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga diantaranya:

  1. Kekayaan yang Telah Terkumpul
    Sebagai akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan yang banyak sebagai akibat usaha di masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi di masa sekarang.

  2. Suku Bunga
    Suku bunga yang tinggi mendorong masyarakat untuk menabung lebih banyak dan mengurangi pengeluaran konsumsinya, karena tingkat bunga yang lebih tinggi akan memberikan tambahan pendapatan bagi penabung. Pada tingkat bunga yang rendah masyarakat cenderung menambah pengeluaran konsumsinya.

  3. Sikap Berhemat
    Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan. Tetapi ada pula masyarakat yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi lebih tinggi.

  4. Keadaan Perekonomian
    Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran, masyarakat berkecenderungan melakukan pengeluaran yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan kegiatan perekonomian yang lambat perkembangannya, sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatannya menjadi makin berhati-hati.

  5. Distribusi Pendapatan
    Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih banyak tabungan akan dapat diperoleh. Dalam masyarakat yang demikian, sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yang sangat kaya, dan golongan masyarakat ini mempunyai kecenderungan menabung yang tinggi. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup membiayai konsumsinya dan tabungannya adalah kecil. Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih seimbang tingkat tabungannya relatif sedikit karena mereka mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi.

Referensi

Indriani, Lia. 2015. Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, Dan Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY.

Amirullah (2002) dalam bukunya yang berjudul Perilaku Konsumen mendefinisikan perilaku konsumen sebagai sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang diinginkannya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dari beberapa pendapat tentang definisi perilaku konsumen oleh para ahli di atas terdapat kesamaan yaitu bahwa perilaku konsumen merupakan:

  • sejumlah tindakan dalam memperoleh dan mengkonsumsi produk dan jasa
  • dilakukan oleh individu maupun kelompok
  • bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Sehingga dalam hal ini mendefinisikan perilaku kosumen sebagai sejumlah tindakan baik individu maupun kelompok dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk dan jasa yang mereka butuhkan dan inginkan

Model Perilaku Konsumen

Menurut Amirullah (2002) suatu model dirancang untuk berbagai macam tujuan, secara umum tujuan utama dari suatu model perilaku konsumen adalah untuk membantu dalam pengembangan teori dan mempermudah dalam mengetahui perilaku konsumen secara tepat. Suatu model harus menggunakan struktur yang sistematik dan berfikir secara logis mengenai konsumen, dengan demikian model harus dapat menunjukkan tiga hal berikut:

  1. Mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan.

  2. Menunjukkan karakteristiknya.

  3. Menetapkan hubungan timbal balik, bagaimana mereka saling mempengaruhi.

Menurut Amirullah (2002), Engel-Blackwell-Miniard Model muncul pertama kali di tahun 1968 oleh Engel, Kollat dan Blackwell dengan sejumlah revisi yang telah dilakukan. Model ini menggambarkan perilaku konsumen sebagai suatu proses keputusan yang melewati lima tahapan, yaitu:

  1. Motivation and need recognition (motivasi dan pengenalan masalah).

  2. Search information (pencarian informasi).

  3. Alternatif evaluation (evaluasi alternatif).

  4. Purchase (pembelian).

  5. Outcomes (hasil).

Variabel-variabel dalam model ini dikelompokkan ke dalam empat kelompok utama yang terdiri dari:

  1. Stimulus.

  2. Proses informasi.

  3. Proses keputusan.

  4. Variabel yang mempengaruhi proses keputusan.

Berdasarkan tahapan proses keputusan di atas, maka perilaku konsumen dapat dijelaskan sebagai berikut: konsumen yang membutuhkan sesuatu, misalkan handphone, tentu akan terdorong dan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan itu (motivation and need recognition). Konsumen selanjutnya mencari beberapa informasi yang terkait dengan barang tersebut, misalnya merek, harga, tempat penjualan, kualitas dan layanan lainnya (search information). Setelah informasi diperoleh, konsumen selanjutnya mencoba membanding-bandingkan baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan (alternatif evaluation), akhirnya konsumen menetapkan pada salah satu handphone yang dapat memuaskan kebutuhannya itu (purchase), dan ternyata memang betul-betul dapat memuaskan kebutuhannya.

Kotler (2008) mengembangkan teori stimuli-respon ke dalam model perilaku konsumen seperti tampak pada Gambar di bawah ini:

image

Berdasakan gambar tersebut ini dari permasalahannya adalah bagaimana konsumen memberi jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang diatur oleh perusahaan. Rangsangan dari luar yang terdiri dari pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, promosi dan lingkungan yang meliputi ekonomi, teknologi, politik dan budaya ini melewati kotak hitam pembeli mengandung dua komponen, yaitu:

  1. Ciri-ciri pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaiman seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu.
  2. Proses keputusan membeli yang mempengaruhi hasil keputusan (Kotler, 2008).