Apa yang dimaksud dengan perilaku biaya atau cost behaviour?

Perilaku Biaya

Biaya (cost) adalah nilai dari sejumlah input yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk ( output ). Perilaku Biaya (Cost behaviour) adalah hubungan biaya dan aktivitas/produk.

Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah untuk mendiskripsikan perubahan biaya seiring dengan perubahan output atau suatu pola yang menggambarkan bagaimana jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis.

Beberapa jenis perilaku biaya antara lain :

  1. Biaya Variabel ( Variable Cost )
    Biaya variable adalah Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan aktivitas dan volume produksi, sementara jumlah perunitnya tidak berubah. Berdasarkan definisi di atas dapat ditekankan bahwa :

    • biaya variable total berubah proporsional dengan perubahan aktivitas
    • biaya variable per uni tidak berubah walaupun aktviitas berubah
  2. Biaya Tetap ( Fixed Cost )
    Biaya yang jumlah totalnya tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas dalam kisaran relevan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa :

    • Jumlah biaya tetap total tidak berubah dalam kisaran relevan tertentu meski tingkat aktivitas berubah
    • biaya tetap per unit berubah dengan berubahnya tingkat aktivitas
  3. Biaya Campuran ( Mixed Cost )
    Biaya yang memiliki karakteristik biaya variabel sekaligus biaya tetap

POLA PERILAKU DAN FUNGSI BIAYA

Perubahan biaya total sebagai akibat dari perubahan volume kegiatan perusahaan, sebagaimana telah dibahas dimuka, ada 3 macam pola, yaitu :

  1. Jumlahnya tetap, meskipun volume kegiatan berubah (biaya tetap)
  2. Jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan (biaya variable)
  3. Jumlahnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan (biaya semi variable)

Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian baiaya, manajemen harus mengetahui pola perilaku masing-masing biaya. Untuk menggambarkan hubungan antara biaya total dengan volume kegiatan perusahaan, pada umumnya dinyatakan dengan fungsi biaya berikut :

Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel

Total Biaya total merupakan gabungan antara biaya yang berpola tetap (biaya tetap) dan berpola variable ( biaya variable). Umumnya untuk penyederhanaan dianggap pola tersebut berbentuk garis lurus dan linier, untuk hal tersebut, diperlukan beberapa asumsi, yaitu :

  1. hubungan teknis antara inputs dan outputs bersifat linier, misalnya setiap satuan outputs memerlukan jumlah inputs yang sama besarnya.
  2. Jumlah input yang diperlukan harus sama dengan jumlah input yang digunakan
  3. Harga perolehan input bersifat linier dengan Kuantitas input yang digunakan

Asumsi tersebut hampir tanpa pengecualian dapat diterima oleh para akuntan dan manajer dalam menentukan pola tingkah laku biaya. Pada kenyataannya banyak hal yang membuat sesuatu biaya mutlak berperilaku tetap atau variable.

Misalnya biaya bahan baku tidak mutlak biaya variable, karena suatu pembelian bahan baku dalam kuantitas yang lebih banyak kemungkinan besar akan mempunyai harga yang lebih rendah disbanding jika dibeli dalam jumlah yang lebih sedikit. Karena asumsi tersebut maka pola tingkah laku biaya yang tidak linear (nonlinear) tidak dikemukakan pada pembahasan ini.

Biaya variable total jumlahnya dipengaruhi oleh besar-kecilnya volume kegiatan. Dengan perkataan lain biaya variable total merupakan hasil perkalian antara biaya variable per unit dengan volume kegiatan. Dengan demikian fungsi biaya tersebut diatas dapat pula dinyatakan sebagai berikut :

image

Jika,

Biaya total dinyatakan dengan symbol Y
Volume kegiatan dinyatakan dengan symbol X
Biaya tetap total dinyatakan dengan symbol a
Biaya variable per unit dinyatakan dengan symbol b
Maka fungsi biaya tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :
Y = a + b.X

Metode Penentuan Pola Perilaku Biaya

Terdapat tiga pendekatan dalam menentukan Pola Perilaku Biaya :

  1. Pendekatan Intuisi Merupakan pendekatan yang didasarkan intuisi manajemen.
    Intuisi tersebut bisa didasari atas surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja dengan pihak lain dan sebagainya. Ex : Manajemen menetapkan bahwa biaya penyusutan merupakan biaya tetap, biaya komisi merupakan biaya variable dan lain sebagainya.

  2. Pendekatan Analisis Enjinering Yang didasarkan pada hubungan fisik yang jelas antara masukan (input) dengan keluaran (output).
    Misalnya: sebuah perusahaan yang memproduksi mobil, maka sebuah mobil secara fisik dapat diketahui bahwa akan memerlukan sebuah mesin, 4 buah ban, dan lain sebagainya. Dengan demikian harga ban merupakan harga yang membentuk biaya variable. Insinyur dan atau tenaga kerja yang terlibat langsung dengan pengolahan fisik mobil tersebut, biaya gaji atau upah mereka merupakan biaya variable.

  3. Pendekatan Analisis Data Biaya Masa Lalu. Pendekatan yang didasarkan pada data biaya masa lalu.
    Pendekatan ini berasumsi bahwa biaya dimasa yang akan dating sama perilakunya dengan biaya di masa yang lalu. Data biaya masa lalu dianalisis untuk mengetahui perilaku masing-masing biaya.

    Ada beberapa metode untuk menentukan pola perilaku biaya dengan analisis perilaku biaya masa lalu, antara lain :

    1. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah. Merupakan sebuah cara /metode untuk menganalisis biaya masa lalu pada volume kegiatan yang tertinggi dan volume kegiatan yang terendah. Contoh : Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik tahun 1988 adalah sebagai berikut :

      image

      Berdasarkan data diatas, volume produksi tertinggi adalah bulan April 1988 yaitu, 1.300 unit dengan biaya Rp. 250.000, sedangkan volume produksi terendah adalah bulan September 1988 yakni 100 unit dengan biaya Rp. 150.000. Selanjutnya volume produksi dan biaya pada kedua titik tertinggi dan terendah tersebut dianalisis dengan cara menghitung selisih diantara keduanya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

      image

      Selisih tersebut merupakan unsure variable dari biaya yang bersangkutan. Selisih per unit yakni dengan membagi selisih biaya dengan selisih volume merupakan biaya variable per unit atau dalam fungsi biaya tersebut diatas dinyatakan dalam symbol b. Untuk a (biaya tetap total) dihitung dengan cara menghitung selisih antara total biaya dengan total biaya variable, sebagai contoh untuk biaya pada bulan April 1988 :
      Total biaya (Y) = Rp. 250.000
      Total biaya variable (Rp. 500.000 x 300) = Rp. 150.000
      Total biaya tetap (a) = Rp. 100.000

      Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan dapat dinyatakan sbg berikut :
      Y = 100.000 + 500 . x

      Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa dalam metode titik tertinggi dan titik terendah yang pertama kali ditentukan adalah biaya variable. Setelah biaya variable per unit dapat ditentukan baru ditentukan biaya tetapnya.

    2. Metode Biaya Cadangan

      Analisis perilaku biaya dalam metode ini adalah dengan terlebih dahulu menentukan unsur biaya tetap dari biaya yang bersangkutan. Hal ini berbeda dengan metode pertama yang menentukan unsure variable terlebih dahulu.

      Penentuan unsur biaya tetap dilakukan dengan cara menghentikan kegiatan perusahaan untuk sementara waktu. Dengan cara ini diketahui besarnya biaya yang terjadi jika perusahaan berhenti kegiatannya. Biaya yang timbul selama kegiatan perusahaan dihentikan disebut biaya cadangan (standby cost), yang merupakan unsure biaya tetap dari biaya yang dianalisis. Selisih antara biaya cadangan dengan biaya yang terjadi selama kegiatan perusahaan berjalan merupakan unsure biaya variable.

      Contoh :
      Biaya listrik pada tingkat produksi 100.000 unit adalah Rp. 1.200.000 sedangkan biaya listrik yang harus dibayar pada saat kegiatan produksi dihentikan (produksi sama dengan nol) adalah sebesar Rp. 800.000. dari data tersebut diatas penentuan pola perilaku biaya listrik adalah sbb :

      image

      dengan demikian fungsi biaya listrik adalah : Y = 800.000 + 4 . x

Perilaku Biaya (Cost Behavior) adalah istilah umum untuk mendeskripsikan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Biaya-biaya bereaksi pada perubahan keluaran dengan berbagai cara. Pembahasan mengenai hal ini, biaya tetap, biaya variabel, dan biaya campuran yang akan dmulai dengan melihat kemungkinan-kemungkinan yang paling sederhana.

  1. Biaya Tetap

    Biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah disebut biaya tetap (fixed cost). Lebih formalnya, biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Dua bagian dari definisi biaya tetap perlu pembahasan lebih jauh : rentang yang relevan dan istilah “dalam jumlah keseluruhan”. Rentang yang relevan (relevant range) adalah rentang keluaran dimana asumsi hubungan biaya / keluaran berlaku.

  2. Biaya Variabel

    Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara proporsional terhadap perubahan keluaran. Jadi, biaya variable naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun. Biaya variabel juga dapat dinyatakan dalam bentuk linear. Disini, jumlah biaya variabl berganrung pada tingkat penggerak. Hubungan ini dapat dideskripsikan sebagai berikut.

    Jumlah biaya Variabel = biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit

  3. Biaya Campuran

    Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel. Misalnya, agen penjualan sering dibayar dengan gaji yang ditambah dengan komisi penjualan. Persamaan linear untuk biaya campuran adalah sebagai berikut:

    Jumlah biaya Campuran = biaya tetap x Jumlah biaya Variabel

Mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilaku


Pembahasan sebelumnya mengenai biaya tetap, variabel dan campran berfokus pada definisi dan tidak membahas beberapa faktor penting untuk menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau variabel. Sekarang, saatnya melihat cara mengklasifikasikan biaya menurut perilakunya secara lebih dekat lagi. Dalam menilai perilaku biaya, pertama-tama, batasan waktu harus dipertimbangkan. Kemudian, sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran aktivitas harus diidentifikasi. Terakhir, masukan dan keluaran harus di ukur dan pengaruh perubahan keluaran pada biaya aktivitas ditentukan.

1. Batasan Waktu

Penentuan suatu biaya merupakan biaya tetap tetap atau variabel bergantung pada batasan waktu. Menurut, ilmu ekonomi, dalam jangka panjang (long run), semua biaya adalah variabel. Dalam jangka pendek (short run), paling tidak satu biaya adalah tetap. Dalam jangka pendek biasanya dalam kurum waktu kurang dari 1 tahun. Tetapi perlu diingat bahwa jangka pendek berbeda antara satu biaya dengan biaya lainnya. Bayangkan suatu proses yang menggunakan beberapa bahan baku dan membentuknya menjadi selang penyiram taman. Keluaran proses ini adalah jumlah panjang selang. Ketika jumlah panjang selam berubah, bahan baku langsung yang digunakan secara relatif mudah di sesuaikan (perusahaan membeli bahan baku langsung lebih banyak seiring peningkatan keluaran dan menguranginya seiring penurunan keluaran). Untuk tujuan praktis, perusahaan dapat memperlakukan bahan baku langsung sebagai biaya variabel maupun jumlah bahan baku yang sudah dibeli saja bersifat tetap untuk beberapa jam (atau beberapa hari) berikutnya.

Bagaimana dengan tenaga kerja langsung?

Pada beberapa keadaan, suatu perusahaan mungkin dapat mempekerjakan dan memberhentikan karyawannya dengan relatif cepat. Pada keadaan itu, biaya tenaga kerja langsung dapat diperlakukan sebagai biaya variabel. Pada kaus lain, suatu perusahaan tidak dapat memberhentikan karyawannya saat terjadi penurunan produksi yang bersifat sementara.

Sebagai contoh, mungkin terdapat perjanjian kontrak resmi dengan serikat pekerja yang membuat pemutusan hubungan kerja tersebut menjadi tidak mungkin. Perjanjian tersebut membuat pemutusan hubungan kerja menjadi tidak mungkin, baik dalam jangka pendek maupun ketika terdapat perubahan kebutuhan tenaga kerja yang bersifat permanen. Tingkat tenaga kerja dapat disesuaikan hanya juika kontrak dirundingkan kembali. Dalam kasus ini, tenaga kerja langsung merupakan biaya tetap, bukan biaya variabel. Observasi yang sama dapat dilakukan untuk bentuk lain dari tenaga kerja. Sebagai contoh, gaji pengawas lini produksi juga sulit untuk disesuaikan saat keluaran aktivitas berfluktuasi. Untuk memutskan apakah penurunan produksi bersifat permanen dan apakah jumlah pekerjaan pengawasan perlu dikurangi, memerlukan waktu selama berbulan-bulan, bahkan setahun atau dua tahun. Oleh karena itu, biaya ini dapat dipandang sebagai biaya tetap.

Lama dari periode jangka pendek bergantung pada pertimbangan subjektif manajemen dan tujuan dilakukannya perkiraan perilaku biaya tersebut. sebagai contoh, pengajuan suatu penawaran untuk mendapatkan satu pesanan khusus mungkin hanya membutuhan waktu satu bulan. Waktu satu bulan tersebut merupakan waktu yang cukup lama untuk membuat suatu penawaran dan menghasilkan pesanan. Jenis keputusan lain, seperti eputusan penghentian produk atau penyesuaian bauran produk, akan mempengaruhi periode wakru yang jauh lebih panjang. Pada kasus ini, biaya yang harus dipertimbangkan adalah biaya variabel jangka panjang, termasuk desain dan pengembangan produk, pengembangan pasar, dan penetrasi pasar.

2. Sumber Daya dan Ukuran Keluaran

Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan. Sumber daya dapat meliputi bahan baku, energi atau bahan bakar, tenaga kerja, dan modal. Masukan-maskan ini digabungkan untuk memproduksi suatu keluaran. Sebagai contoh, jika aktivitas yang dilakukan adalah memindahkan bahan baku, masukan-masukan yang digunakan dapat meliputi kotak kayu (bahan baku), bahan bakar (energi), operator pengangkat barang (tenaga kerja), dan kendaraan pengangkat barang (modal). Keluaran dari aktivitas ini adalah bahan baku yang dipindahkan. Namun, bagaimana cara mengukur keluaran ini? salah satu bentuk ukuran yang dapat digunakan adalah frekuensi dilakukannya aktivitas tesebut. Sebagai contoh, anggaplah aktivitas yang dilakukan adalah memindahkan bahan baku dari ruang penyimpanan ke bagian perakitan. Ukuran yang baik untuk keluaran adalah jumlah perpindahan. Semakin banyak perpindahan yang dilakukan, semakin tinggi biaya pemindahan. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan jumlah perpindahan adalah ukuran keluaran yang baik bagi aktivitas pemindahan bahan baku.

Hubungan antara masukan, aktivitas, keluaran, dan perilaku biaya
Gambar Hubungan antara masukan, aktivitas, keluaran, dan perilaku biaya.

Istilah lain untuk ukuran keluaran adalah penggerak. Penggerak aktivitas merupakan faktor-faktor penyebab yang dapat diamati yang mengukur jumlah sumber daya yang digunakan objek biaya. Penggerak aktivitas menelaskan perubahan dalam biaya aktivitas dengan mengukur perubahan dalam penggunaan aktivitas atau keluaran. Oleh karena itu, penggerak untuk penggunaan bahan baku bisa berupa jumlah perpindahaan, penggerak untuk pengapalan barang bisa berupa unit yang terjual, dan penggerak untuk pencucian kain tempat tidur di rumah sakit adalah banyaknya cucian. Pilihan atas penggerak tidak hanya disesuaikan untuk perusahaan tertentu, tapi juga untuk aktivitas tertentu atau biaya yang di ukur. Jadi, untuk memahami perilaku biaya, pertama-tama, tentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak terkait yang berfungsi sebagai pengukur kapasitas dan penggunaan aktivitas. Kebutuhan untuk memeahami hubungan biaya aktivitas ini mengarah pada penentuan ukuran yang tepat untu keluaran aktivitas atau penggerak aktivitas.

Penggerak aktivitas dibagi menjadi dua katagori umum, yaitu penggerak produksi (atau tingkat unit) dan penggerak tingkat non unit. Penggerak produksi menjelaskan perubahan dalam biaya ketika unit yang diproduksi berubah. Jumlah bahan baku langsung, jam-kilowatt yang diguakan untuk menjelaskan mesin produksi, dan jumlah jam tenaga kerja langsung adalah contoh-contoh penggerak produksi. Dengan kata lain, keluaran juga meningkat saat jumlah pemakaian bahan baku jam-kilowatt, dan jumlah jam tenaga kerja langsung meningkat.

3. Penggerak Tingkat non Unit

Penggerak tingkat non unit menjelaskan perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor lain (selain unit) berubah. Sebagai contoh, penyetelan (setup) adalah aktivitas tingkat non unit. Setiap kali pabrik menghentikan proses produksi suatu produk untuk mengatur lini produksi agar dapat memproduksi produk lain, biaya penyetelan muncul. Tidak masalah berapa banyak unit dalam batch baru, biaya penyetelan tetap sama. Intinya adalah penyetelan tidak berhubungan dengan jumllah unit. Sebaliknya, penyetelan merupakan aktivitas tingkat non unit. Contoh lain dari biaya tingkat non unit meliputi penyusutan pabrik, gaji manajer pabrik, dan biaya menjalankan departemen pembelian.

Dalam sistem biaya berdasarkan fungsi, perilaku biaya diasumsikan hanya di deskripsikan oleh penggerak tingkat unit. Sistem berdasarkan aktivitas menggunakan penggerak tingkat unit dan non unit. Oleh karena itu, sistem ABC menghasilkan pandangan yang lebih kaya terhadap perilaku biaya daripada sistem berdasarkan fungsi.

Aktivitas, Penggunaan Sumberdaya, dan Perilaku Biaya


1. Sumber Daya Fleksibel

Suatu Perusahaan akan sangat baik jika hanya membeli Sumber daya yang diperlukan, tepat saat Sumber daya tersebut diperlukan. Jenis sumber daya ini disebut Sumber Daya Flexibel ( Flexible Resource ). Sumber Daya Flexibel dipasok saat digunakan dan dibutuhkan. Sumber Daya ini diperoleh dari pihak luar dan tidak membutuhkan komitmen jangka panjang untuk membeli sejumlah Sumber daya tertentu.

Contonya adalah Bahan Baku Energi. Tidak terdapat kapasitas yang tidak digunakan untuk kategori Sumber daya ini karena jumlah Sumber daya yang digunakan sama dengan jumlah yang dibeli.

2. Sumber Daya Terikat

Sumber Daya Terikat ( Commited Resource ) adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan, didapatkan dengan menggunakan kontrak eksplisit atau implisit untuk memperoleh sejumlah Sumber daya tertentu, tanpa memandang apakah jumlah Sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh atau tidak.

  • Biaya Tetap Terikat ( commited Fixed Cost )
    Pembelian atau penyewaan Gedung dan peralatan adalah contoh bentuk akuisisi Sumber daya di muka. Pembebanan tahunan yang berhubungan dengan kategori multiperiode tidak bergantung pada penggunaan actual sumber daya.

    Oleh karena itu, pembebanan-pembebanan tersebut dapat didefinisikan sebagai biaya tetap terikat ( commited fixed cost ) dan menyediakan kapasitas aktivitas jangka panjang.

  • Biaya Tetap Diskresi ( Discreationary Fixed Cost )
    Perusahaan akan mempertahankan jumlah karyawan meskipun terdapat penurunan kuantitas aktivitas yang digunakan sementara. Akibatnya, pembebanan yang berhuubungan dengan kategori Sumber Daya ini tidak bergantung pada kuantitas yang digunakan-paling tidak dalam jangka pendek.

    Sumber Daya terikat untuk jangka yang lebih pendek ini disebut dengan biaya tetap diskresi ( disceationary fixed cost ). Biaya ini adalah biaya yang terjadi karena pengolahan kapasitas aktivitas jangka pendek.

  1. Perilaku Biaya Bertahap
    Biaya bertahap ( step cost ) menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang keluaran tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang keluaran yang sama.

    Sistem penghitungan biaya berdasarkan fungsi umumnya hanya menyediakan informasi tentang biaya Sumber daya yang dibeli. Dilain pihak, sistem manajemen berdasarkan aktivitas memberikan informasi tentang banyaknya aktivitas yang digunakan dan biaya penggunaannya. Hubungan antara jumlah sumber daya yang tersedia dan sumber daya yang digunakan dinyatakan dalam persamaan berikut ini.

    image

    Apabila persamaan berikut diaplikasikan dengan menggunakan jumlah fisik, maka :

    image

  2. Implikasi-implikasi untuk Pengendalian dan Pengembalian keputusan

    Sistem pengendalian operasional mendorong para Manajer untuk lebih memperhatikan pengendalian atas penggunaan dan pengeluaran Sumber Daya. Sebagai contoh, sistem pengendalian operasional yang didesain dengan baik akan memungkinkan para manajer untuk menilai perubahan permintaan sumber daya yang akan terjadi akibat keputusan tentang bauran produk baru.

    Model penggunaan Sumber Daya berdasarkan aktivitas juga memungkinkan Para manajer untuk menghitung perubahan pasokan dan permintaan Sumber daya yang disebabkan oleh implementasi keputusan untuk membuat atau membeli peralatan, menerima atau menolak pesanan khusus, dan mempertahankan atau menghilangkan lini produk.