Kata asertif berasal dan bahasa Inggris yaitu “to assert” yang berarti positif yaitu menyatakan sesuatu dengan terus-terang atau tegas serta bersikap positif (Fensterheim dan Baer dalam Syarani, 1995). Menurut Mallot, dkk (Prabana, 1997), “to assert” artinya sebagai cara menyatakan sesuatu dengan sopan mengenai hal-hal yang menyenangkan maupun yang dirasa mengganggu atau kurang berkenan Sedangkan menurut Ramus dan Nevid (Yogaryjantono, 1991) “to assert” berarti meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara yang akan menambah penghargaan atau mengurangi aversi (rasa enggan).
Perilaku asertif merupakan terjemahan dari assertif behavior yang mengandung arti suatu tindakan atau perilaku yang dinyatakaan dengan sopan dan bermaksud untuk meminta seseorang berbuat sesuatu agar melakukan apa yang dikehendaki, meminta sesuatu pada orang lain disertai dengan sikap yang sopan, sesuai dengan norma, tenang, dewasa, dan masuk akal.
Definisi-definisi perilaku asertif atau asertivitas berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut,
-
Davis (1981), perilaku asertif adalah perilaku yang mengarah langsung kepada tujuan, jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya.
-
Mulvani (1989) perilaku asertif adalah perilaku pribadi menyangkut emosi yang tepat, jujur, relatif terus terang, tanpa perasaan cemas pada orang lain.
-
Menurut Calhoun (1990) asertivitas berarti bertahan pada hak-hak pribadi dan mengekspresikan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan keyakinan secara langsung, lujur, dan tepat.
-
Weaver (Susanto, 1997) mengartikan asertivitas sebagai kemampuan untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan dengan yakin. Perilaku asertif seseorang pada hakekatnya mencakup tiga klasifikasi umum perilaku, yaitu tepat dalam cara menolak permintaan orang lain, ekspresi yang tepat dari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan serta ekspresi yang tepat dari keinginan-keinginan yang dimiliki (Wood dan Mallinekrodt dalam Prabana, 1997).
-
Kelley (Prabana, 1997) mengatakan bahwa asertif adalah sikap seseorang dalam mengekspresikan dirinya dengan landasan hak pribadinya sendiri ianpa menyakiti atau menyinggung hak pribadi orang lain Perilaku asertif merupakan ekspresi yang tepat dari beberapa emosi selain kecemasan kepada orang lain (Wolpe dalam Yogaryjantono, 1991).
Di dalam perilaku asertif terkandung perilaku kesanggupan untuk bermasyarakat, berempati, dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal (Arsanti, 1985). Jadi terbentuknya perilaku asertif diperkuat dengan adanya hubungan timbal-balik antar siswa, masyarakat, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah.
Menurut Rathus (Retaaningsih, 1992) menggambarkan perilaku asertif sebagai perilaku yang mengandung keberanian dalam mengekspresikan perasaan yang sesungguhnya, berani membela hak-hak asasi serta berani menolak permintaan-permintaan yang tidak beralasan keinginan, dan kebutuhan individu pada orang lain serta untuk mendapatkan penghargaan lebih khusus lagi, Kanfer dan Goldstein (Syarani, 1995) menyatakan bahwa orang yang asertif akan dapat membela diri ketika diperlakukan secara tidak adil, memberi tanggapan terhadap masalah yang mempengaruhi kehidupannya, dan mampu menyatakan cintanya terhadap orang yang berarti dalam kehidupannya.
Ciri-ciri Orang Asertif
Kanfer dan Goldstein (Syarani, 1995) menyatakan bahwa orang yang asertif akan dapat membela diri ketika diperlakukan secara tidak adil, memberi tanggapan terhadap masalah yang mempengaruhi kehidupannya, dan mampu menyatakan cintanya terhadap orang yang berarti dalam kehidupannya.
Domikus (1988) menyebutkan bahwa orang yang mempunyai percaya diri yang baik akan lebih dapat berperilaku asertif. Menurut Rimm dan Master (Susanto, 1997) perilaku asertif yaitu suatu perilaku interpersonal yang berupa pernyataan perasaan yang bersifat jujur dan relatif langsung. Asertivitas seseorang secara tidak langsung akan membuat orang lain merasa dituntut untuk menghargai atau tidak meremehkan keberadaannya.
Orang yang asertif tidak mengabaikan hak-haknya dan tidak membiarkan orang lain melanggar hak-haknya tersebut Dengan sikap asertif seseorang memandang keinginan, kebutuhan, dan hak-haknya sama dengan keinginan, kebutuhan, dan hak-hak orang lain (Lloyd dalam Syarani, 1991).
Orang yang asertif akan memberikan respon yang lebih bersifat terbuka, jujur, penuh penghargaan serta pertimbangan terhadap orang lain (Agustin dalam Syarani, 1993) karena respon asertif lebih bersifat akomodatif daripada respon pasif maupun respon agresif di dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.
Alberti dan Emmons, dkk (Retnaningsih, 1992) menyatakan bahwa orang asertif diasumsikan memiliki konsep diri yang positif yaitu salah satu cirinya adalah harga diri mereka tinggi. Bloom, dkk (Yogaryjantono, 1991) mengemukakan bahwa perilaku asertif merupakan tengah-tengah antara perilaku agresif di salah satu sisi dan perilaku pasif di sisi lain
Kelley (Syarani, 1993) menyatakan bahwa orang yang asertif mampu mengekspresikan emosi secara tepat tanpa adanya kecemasan terhadap orang lain. Orang yang asertif sebagai orang yang dapat mewujudkan perasaannya yang asli, menegakkan hak-hak pribadi masingmasing, dan menolak permintaan-permintaan dari orang lain yang tidak termasuk akal dengan cara yang tidak menghina, tidak mengancam, dan tidak meremehkan orang lain (Rathus dalam Reputrawati, 1996).
Albert dan Emmons (dalam Rosita, tt) mengemukakan bahwa individu yang bersikap asertif adalah individu yang tegas menyatakan perasaan mereka, meminta apa yang mereka inginkan dan mampu mengatakan “ tidak (ada)” tentang suatu hal. Individu tersebut bertindak dengan tegas, mereka bertindak yang terbaik dan berpihak kepada hak atau kebenaran.
Atkinson (1997) menyatakan bahwa menjadi asertif mensyaratkan apa hak-hak anda, atau apa yang diinginkan dari suatu situasi dan mempertahankannya sekaligus tidak melanggar hak orang lain. Keasertifan adalah keadaan pikiran-pikiran juga mempunyai keterampilan komunikasi verbal dan non verbal tertentu. Keasertifan juga tentang mempunyai pikiran, dan menjalankan pikiran itu. Keasertifan adalah mampu menyatakan bahwa anda tidak memilih untuk mengklain hak anda di dalam semua situasi, karena anda tahu jika anda mau atau perlu melakukannya, anda dapat melakukannya.
Maksud perilaku asertif adalah perilaku untuk berkomunikasi secara langsung dan terbuka, sedangkan perilaku agresif adalah untuk rnendominasi, untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mengorbankan orang lain. Sedangkan perilaku pasif merupakan perilaku yang tidak menyatakan perasaan, gagasan, dan kebutuhannya dengan tepat serta mengabaikan hak-haknya sendiri. Perilaku pasif ini biasanya bersifat emosional, tidak jujur dan tidak langsung, terhambat dan menolak diri sendiri. Individu yang pasif akan membiarkan orang lain menentukan apa yang harus dilakukannya dengan sering berakhir dengan perasaan cemas, kecewa terhadap diri sendiri, bahkan kemungkinan akan berakhir dengan kemarahan dan perasaan tersinggung.
Sedangkan asertivitas menurut Graham, Rees, dan Townend (Reputrawati, 1996) adalah perilaku kontinum yang berada di antara perilaku agresif dan perilaku pasif.
-
Perilaku agresif merupakan perilaku yang ekspresif tetapi umumnya bersifat defensive, merusak diri dan orang lain yang sering berakhir dengan rasa ftustasi dan kesepian
-
Perilaku pasif adalah perilaku atau sikap menghargai konflik dengan orang lain dengan cara mendapatkan keinginan - keinginannya sendiri di bawah keinginan-keinginan orang lain atau lebih mendahulukan keinginan dan kebutuhan orang lain serta mengorbankan keinginan sendiri karena takut dan kurang percaya diri. Selain diwujudkan dengan komunikasi langsung, asertivitas juga dapat diwujudkan dengan komunikasi non verbal atau body language yang rneliputi mimik, gerak tubuh,postur, nada, dan tekanan suara, (Bloom dkk dalam Retnaningsih, 1992).
Kontak mata langsung yang menunujukkan ekspresi sungguh-sungguh, postur tubuh yang tegap dan menghadap lawan bicara akan menambah pengaruh pesan yang disampaikan, gerakan isyarat yang tepat, ekspresi wajah serta tekanan dan volume suara yang dimodulasi yang akan rnenimbulkan kesan yang meyakinkan, semua itu contoh dari asertivitas non verbal.