Apa yang dimaksud dengan pergiliran tanaman?

pergiliran tanaman

Pergiliran tanaman merupakan pola tanam yang dilakukan dengan menanam jenis-jenis tanaman dari famili yang berbeda-beda secara bergantian atau bergilir. Tujuan dari pergiliran tanaman adalah untuk mengendalikan penyebaran hama dan penyakit. Penggunaan tanaman yang berbeda famili akan memutuskan siklus kehidupan hama dan penyakit karena kehilangan tempat tinggal sehingga lahan akan bersih dari hama yang mengganggu tanaman tertentu.

Sistem pergiliran Tanaman ( rotasi tanaman ) merupakan salat Satu Metode Yang Sering diterapkan Oleh Petani hearts Rangka untuk review mencegah Perkembangan hama Dan penyakit, memelihara ATAU Memperbaiki kesuburan tanah (ketersediaan hara Dan Sifat-Sifat Fisik tanah) Serta DAPAT Mengurangi Erosi Lahan. Sistem ini dilakukan penanaman berbagai tanaman secara bergilir dalam urutan waktu tertentu pada sebidang lahan. Pergiliran tanaman sangat tergantung pada jenis tanah, iklim, topografi, dan pemasaran hasil. Lahan dengan kemiringan <8% dapat mendukung usaha tanaman pangan sebagai tanaman utama. Sedangkan lahan dengan kemiringan> 8%, pertanaman diusahakan searah kontur atau teras dan tanaman pangan tidak lagi berfungsi sebagai tanaman utama, melainkan sudah beralih ke tanaman tahunan.
Dalam pergiliran tanaman juga dapat dilakukan dengan memasukkan tidak ada tanaman penutup tanah. Tanaman yang lebih sesuai untuk dijadikan tanaman penutup tanah dan pupuk hijau adalah tanaman leguminoceae , karena dapat menambah nitrogen tanah dan mempunyai sistem perakaran yang tidak memberikan kompetisi yang berat terhadap tanaman pokok / utama. Pola rotasi tanam atau menggilir tanaman dalam satu kali periode tanam memiliki banyak manfaat bagi para petani maupun kesuburan lahan. Meski cara ini sepintas sederhana dan sudah diterapkan sejak dahulu, namun masih efektif hingga saat ini. Bahkan menjadi rekomendasi dalam menghadapi masa paceklik dan mampu mengurangi risiko gagal panen. Untuk budidaya tanaman organik pola sistem rotasi tanam, sangat dianjurkan. Apa saja keuntungan sistem rotasi tanaman bagi para petani maupun area pertanian.

  • Dapat mengurangi serangan hama dan penyakit
    Manfaat dan keuntungan rotasi tanaman paling besar adalah mampu mengurangi hama dan penyakit secara drastis. Berkembangnya hama dan penyakit dikarenakan adanya pola pertanian yang bersifat monokultur atau menanam satu jenis tanaman dari famili yang sama sepanjang tahunnya. Misalnya saja di sebuah area pertanian hanya ditanami jagung atau padi saja.
    Famili tanaman pertanian memiliki unsur hama dan penyakit yang relatif sama. Pada kasus ini dapat dicontohkan ketika Anda menanam tomat, maka hama ketika menanam cabai setelah tomat relatif sama dengan hama tomat tersebut. Dengan adanya pola rotasi tanam dapat memutus mata rantai siklus hama yang menyerang sebelumnya. Jika Anda menanam kacang-kacangan sebelumnya, untuk jenis tanaman berikutnya yang bisa ditanami ialah komoditas dari sayur-sayuran atau komoditas daun-daunan seperti kangkung dan sebagainya.

  • Meningkatkan kesuburan tanah
    Keuntungan rotasi tanaman berikutnya ialah untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah di area pertanian. Komoditas tanaman tertentu memiliki sifat yang rakus terhadap unsur hara, sementara itu ada pula tanaman yang justru dapat memberikan kesuburan unsur hara dalam tanah. Misalnya saja untuk tanaman yang rakus unsur hama ini adalah umbi-umbian sedangkan yang mampu meningkatkan kesuburan adalah kacang-kacangan.
    Dengan demikian jika pada siklus tanam pertama Anda menanam umbi-umbian, maka dianjurkan untuk siklus tanam berikutnya menanam kacang-kacangan. Hal ini untuk memulihkan kembali unsur tanah yang habis oleh umbi-umbian. Setelah stabil, maka setelah kacang-kacangan bisa ditanami dengan sayur-sayuran atau buah-buahan. Apabila Anda menerapkan pola siklus tanam seperti ini, manfaat lainnya adalah kestabilan hara dan ekosistem mikro di dalam tanah dapat terjaga dengan baik dan mampu merotasi kesuburan secara alami.

  • Permintaan pasar dapat stabil
    Keuntungan rotasi tanaman selain mampu menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman pertanian, di sisi lain juga mampu membuat permintaan menjadi stabil. Pola rotasi tanam dapat memproduksi beragam varian komoditas tanaman dalam satu area lahan pertanian. Mengenai teknisnya, Anda dapat melihat apa yang sedang dibutuhkan pasar dan menyesuaikan dengan pola tanam yang ada.
    Dengan adanya pola tanam seperti ini membuat kebutuhan pangan di pasar tetap stabil. Semisalnya, jika dalam satu area lahan pertanian hanya fokus untuk menanam komoditas pangan tertentu seperti jagung dan padi, sementara di sisi lain komoditas sayur dan buah juga dibutuhkan. Tentu hal ini akan membuat pemenuhan kebutuhan konsumen menjadi terganggu dan tidak terpenuhi. Berbeda jika Anda menerapkan sistem pola rotasi tanam seperti yang disebutkan di atas.

  • Mencegah terakumulasinya patogen dan hama yang sering menyerang satu spesies tanaman saja.

  • Rotasi tanaman juga meningkatkan kualitas struktur tanah dan mempertahankan kesuburan dengan melakukan pergantian antara tanaman berakar dalam dengan tanaman berakar dangkal.

  • Rotasi tanaman merupakan bagian dari

  • Rotasi tanaman juga mempengaruhi bahan organik pada tanah. Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air.

  • Rotasi tanaman serta bahan organik tanah ini dapat diterapkan untuk mendukung satu atau lebih hal berikut yaitu mengurangi lapisan tanah yang tererosi akibat angin, meningkatkan kualitas tanah, mengelola keseimbangan nutrisi tanaman, memasok nitrogen melalui fiksasi nitrogen biologis untuk mengurangi penggunaan energi, penghematan air, mengelola hama.

  • Rotasi tanaman merupakan salah satu praktek yang paling penting dalam pertanian berkelanjutan. Karena hal ini melibatkan budidaya tanaman yang berbeda di lahan/daerah yang waktu yang berbeda tahun atau di tahun yang berbeda . Metode ini dapat mengurangi pestisida dan herbisida digunakan. Penggunaan pestisida terbatas karena hama tidak bisa membangun populasi karena mereka tidak memiliki sumber makanan yang stabil ketika panen berubah dari tahun ke tahun. Siklus reproduksi hama juga terganggu dengan perubahan dalam tanaman, mencegah jumlah hama berkembang pesat.

  • Memberantas nematoda-nematoda jahat dan penyakit yang hidup lama di dalam tanah dan sulit untuk dibasmi dengan cara lain misalnya seperti penggunaan obat-obatan berbahan kimia

  • Menghindari peledakan hama dan penyakit tanaman

  • Meningkatkan hasil budidaya.
    Tujuan dari penanaman tanaman penutup tanahadalah: melindungi permukaan tanah dari erosi percikan ( splash erosion ) akibat jatuhnya tetesan air hujan; meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia tanah; membantu pertumbuhan gulma sehingga mengurangi biaya perawatan tanaman; meminimumkan perubahan-perubahan iklim mikro dan suhu tanah sehingga dapat menyediakan lingkungan hidup yang lebih baik bagi tanaman.

Polikultur merupakan teknik menanam yang dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan dan waktu yang sama. Penggunaan tanaman yang akan dipolikultur pun harus tepat dan saling menguntungkan atau setidaknya tidak saling merugikan karena terdapat dua jenis tanaman yang berbeda dalam satu lahan.
Dalam sistem polikultur terdapat beberapa jenis yang sering digunakan oleh para petani. Berikut ini ulasan lebih lengkapnya.

  • Tumpang gilir (multiple cropping)
    Pola penanaman yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.

  • Tanaman pendamping (companion planting)
    Pola tanam yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu tanaman dalam satu bedeng dengan tanaman lain yang melengkapi kebutuhan fisik dan unsur hara.

  • Tanaman campuran (mixed cropping)
    Pola tanam yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dalam waktu yang sama. Seperti tomat dan kubis dalam satu bedeng. Hal ini berfungsi untuk mengendalikan penyakit dan hama, seperti ngengat trip yang biasanya merusak tanaman kubis.

  • Tumpang sari (intercropping dan interplanting)
    Pola tanam yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanam pada satu lahan serta dilakukan dalam satu waktu yang sama dengan baris-barisan teratur.

  • Penanaman lorong (alley cropping)
    Pola tanam yang dilakukan dengan menanam tanaman yang berumur pendek seperti wortel, selada, dan beberapa jenis tanaman lainnya yang cepat tumbuh di antara larikan tanaman yang tumbuh tinggi serta berumur panjang atau tahunan. Pola ini biasanya diterapkan pada pohon kayu yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk tumbuh tinggi dan bisa dipanen. Hal ini berguna untuk menambah pemasukan petani dengan memanfaatkan lorong barisan pohon.

  • Pergiliran tanaman (rotasi tanaman)
    Pola tanam yang dilakukan dengan menanam jenis-jenis tanaman dari famili yang berbeda-beda secara bergantian atau bergilir. Tujuan dari pergiliran tanaman adalah untuk mengendalikan penyebaran hama dan penyakit. Penggunaan tanaman yang berbeda famili akan memutuskan siklus kehidupan hama dan penyakit karena kehilangan tempat tinggal sehingga lahan akan bersih dari hama yang mengganggu tanaman tertentu.
    Serangga yang hidup dalam ekosistem alami biasanya tidak dapat berkembang dalam jumlah yang banyak antara lain karena ketersediaan makanan terbatas. Serangga yang bersifat monofagus (pemakan satu jenis tanaman) akan berkembang dengan cepat bila ekosistem berubah menjadi ekosistem pertanian dengan pola tanam monokultur dan terus-menerus pada suatu areal. Hal ini disebabkan ketersediaan makanan yang melimpah dalam waktu yang lebih panjang, sehingga tidak mustahil bahwa dalam satu musim tanam, serangga tersebut dapat menyelesaikan siklus hidupnya sampai tiga generasi, terutama jenis-jenis serangga yang mempunyai siklus hidup yang pendek seperti apid dan wereng.
    Salah satu cara pengendalian hama serangga tersebut adalah pengendalian dengan pergiliran tanaman, yaitu meniadakan satu jenis tanaman dalam waktu tertentu. Dengan melakukan perubahan jenis tanaman dalam satu sistem rotasi akan mengisolasi hama serangga tersebut dari sumber makanannya. Cara ini juga dapat mengendalikan hama serangga yang mempunyai siklus hidup panjang dan memiliki bagian yang tidak bergerak (immobile) dalam perkembangan siklus hidupnya seperti apid. Pola pergiliran tanaman yang dapat dilakukan seperti setelahpanen padi dilanjutkan dengan menanam kedelai, jagung atau sayuran. Cara seperti ini dapat mengendalikan wereng coklat dan nematode padi (Heterodera oryzae).
    Di lahan lebak dan pasang surut tipe B dan C, pergiliran tanaman padi dengan palawija (kedelai, kacang tanah atau jagung) serta sayuran sudah banyak dilakukan (Gambar 1 dan 2). Sedangkan di lahan pasang surut tipe A yang selalu digenangi air, petani hanya dapat menanam padi saja sehingga tidak dapat melakukan pergiliran tanaman seperti di tipologi lain. Dalam hal ini yang dapat dilakukan adalah pergiliran varietas, karena beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa perkembangan hama diantaranya wereng coklat sangat cepat di daerah yang menanam padi secara terus-menerus dengan varietas yang sama, sedangkan di daerah yang melakukan pergiliran varietas, perkembangannya lebih lambat. Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman mempunyai keterbatasan, karena tidak dapat mengurangi tingkat serangan hama dalam waktu yang singkat seperti penggunaan pestisida, oleh karena itu cara ini harus dilakukan dalam areal yang luas.

Sumber Referensi

https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/jenis-jenis-pola-tanam-polikultur-yang-sering-digunakan

https://kumparan.com/techno-geek/keuntungan-sistem-rotasi-tanaman-1rmKsk0pV78/full

Rotasi Tanaman Sebagai Alternatif Untuk Mengurangi Serangan Hama dan Menjaga Kesuburan Tanah.

1 Like