Apa yang Dimaksud dengan Perencanaan Microteaching?


Sebelum melakukan microteaching yang sesungguhnya, seseorang harus melewati proses peencanaan microteaching.

Apa yang dimaksud dengan microteaching?

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang akan ditentukan. Perencanaan merupakan proses penetapan dan pemanfaatan sumber-sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.

Fungsi perencanaan secara umum meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, berapa waktu yang akan dibutuhkan, berapa orang yang diperlukan dan berapa biayanya. Melalui perencanaan yang telah dibuat, dapat terbayangkan tujuan yang ingin dicapai, aktivitas atau proses yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, sarana dan fasilitas yang diperlukan, hasil yang akan didapat, bahkan faktor kendala maupun unsur pendukung juga sudah dapat diantisipasi.

Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang menuntut latihan terprogram untuk dapat menguasainya. Agar kegiatan latihan keterampilan dasar mengajar yang dilakukan melalui pendekatan pembelajran mikro dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal maka tentu saja diperlukan perencanaan yang matang.

Perencanaan pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan. Unsur-unsur perencanaan meliputi, menentukan tujuan, materi, metode, media dan evaluasi.

Dalam membuat perencanaan pembelajaran mikro, unsur-unsur yang digunakan sama dengan unsur-unsur perencanaan pembelajaran secara umum. Perbedaannya yaitu disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran mikro, yaitu setiap unsur perencanaan tersebut disederhanakan, dan ada penekanan terhadap jenis keterampilan apa yang akan dilatihkan.

Langkah-Langkah Pembuatan Perencanaan Micro Teaching

Perencanaan merupakan proyeksi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Perencanaan bukan hanya untuk melengkapi kepentingan yang bersifat administratif saja melainkan sebagai pedoman operasional dalam melaksanakan pembelajaran. Menyusun perencanaan pembelajaran selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang bersifat umum juga harus disesuaikan untuk kepentingan apa perencanaan itu dibuat.

Dalam peraturan pemerintah (PP No. 19 tahun 2005) tentang standar Nasional pendidikan dijelaskan “Setiap satuan pendidikan melakukan proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien “ (Bab IV pasal 19 ayat 3).

Jenis-jenis perencanaan pembelajaran selajutnya dalam Bab IV pasal 20 dijelaskan “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilain hasil belajar.”

Perencanaan pembelajaran tersebut dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Unsur-unsur yang harus ada dalam setiap perencanaan yaitu:

Tujuan, materi, metode, sumber dan penilaian hasil belajar. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Tuliskan identitas mata pelajaran antara lain: Nama mata pelajaran, pokok bahasan / sub pokok bahasan, kelas, semester, waktu dan lain sebagainya sesuai kebutuhan.
  2. Tuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
  3. Materi pembelajaran. Sebutkan materi yang harus diajarkan untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan.
  4. Kegiatan pembelajaran. Rumuskan kegiatan-kegiatan atau pengalaman pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam melakukan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  5. Tentukan alat, media, dan sumber rujukan. Yaitu menentukan alat/media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran secara efektif dan efisien.
  6. Tentukan prosedur evaluasi. Yaitu merumuskan prosedur, bentuk dan jenis evaluasi yang akan dilakukan untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam evaluasi harus memperhatikan prinsip evaluasi yaitu validitas dan reliabilitasnya agar memperoleh informasi yang akurat dari hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa.

Pembelajaran mikro yang sebenarnya dilakukan dalam kelas khusus yang dirancang untuk kepentingan latihan mengajar. Maka tentu saja perencanaan pembelajarannya dibuat sesuai dengan kaidah prosedur pembuatan perencanaan pembelajaran yang berlaku untuk kepentingan pembelajaran biasa. Satu hal yang membedakan antara rencana pembelajaran mikro dan rencana pembelajaran biasa, untuk rencana pembelajaran mikro ditambah satu komponen yaitu “ Tujuan Latihan Pembelajaran Mikro”.

Sebagai alat kontrol untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta yang telah berlatih, dalam pembelajaran mikro dilengkapi oleh seperangkat alat / instrumen lain, yaitu pedoman observasi. Rumusan pedoman observasi berbeda-beda antara pedoman dengan setiap jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan. Pedoman observasi dipegang oleh observer yang bertugas mengamati penampilan perserta yang berlatih. Pihak observer adalah mereka yang dianggap sudah memiliki pengalaman lebih sehingga dapat memberikan penilaian secara objektif untuk dijadikan masukan/balikan bagi peserta yang berlatih.

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang akan ditentukan (Gaffar, 1987). Ada tiga hal penting dari pengertian perecanaan tersebut, yaitu: 1) Proses penyusunan keputusan, 2) Pelasanaan kegiatan dimasa yang akan datang, dan 3) Untuk mencapai tujuan.

  1. Proses penyusunan keputusan; berarti perencanaan adalah membuat atau merumuskan perkiraan keputusan yang akan diambil atau rencana ketetapan yang akan menjadi pilihan pada saat rencana itu dilaksanakan. Dengan kata lain melalui perencanaan keputusan yang akan diambil atau pilihan yang akan menjadi ketetapan sejak awal sudah diproyeksikan. Dalam pembelajaran ketika guru mmbuat perencanaan, berarti sejak awal guru sudah membuat keputusan tindakan atau aktivitas yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

  2. Pelaksanaan kegiatan yang akan datang; artinya proses penyusunan kegiatan yang akan dilakukan, bentuk dan jenis keputusan yang akan ditetapkan, semuanya baru pada tahap dugaan (hipotetik) yang didasarkan pada beberapa pertimbangan teori maupun prkatis serta pengalaman yang sudah lalu. Dengan demikian ketika guru menyusun dan menetapkan rencana metode diskusi yang akan diterapkan, itu baru pada dugaan setelah mempertimbangkan bebera aspek misalnya: tujuan yang ingin dicapai, karaktersitik materi, karakteristik siswa, dan lain sebagainya. Adapun jika pada saat rencana itu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, dan ternyata tidak cocok lagi, karena situasi dan kondisi tidak mendukung, maka guru harus segera merubah dengan metode lain yang lebih sesuai. Itulah makna menysusun rencana merupakan kegiatan praduga (hipotetik).

  3. Untuk mencapai tujuan; yaitu sasaran akhir dari penetapan bentuk keputusan yang akan diambil, atau penetapan kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu rencana, semuanya diarahkan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu sebelum pilihan-pilihan kegiatan ditetapkan dalam suatu perencanaan, terlebih dahulu harus memiliki gambaran yang jelas dan operasional tujuan yang harus dicapai. Apabila tujuan yang hendak dicapai sudah dipahami, maka baru menetapkan atau memutuskan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan. Secara keseluruhan unsur-unsur perencanaan tersebut meliputi menentukan tujuan, materi, metode, media dan evaluasi.

Perencanaan Pembelajaran yang dibuat oleh calon guru atau guru yang berlatih melalui pembelajaran mikro, pada dasarnya merupakan langkah awal untuk melakukan salah satu jenis keterampilan mengajar melalui pembelajaran mikro. Berhasil tidaknya suatu kegiatan tergantung pada perencanaannya.

Dalam membuat perencanaan pembelajaran mikro, unsur-unsur yang digunakannya sama dengan unsur-unsur perencanaan pembelajaran secara umum seperti yang telah dibahas di atas. Perbedaannya tentu saja desesuaikan dengan karakteristik pembelajaran mikro, yaitu setiap unsur perencanaan tersebut lebih disederhanakan, dan hanya memfokuskan pada jenis kegiatan yang lebih terbatas.

Dalam hubungan ini dijelaskan oleh Wardani dan A. Suhaenah S. (1994), yang dimaksud dengan terbatas yaitu fokus latihan dan fokus pengamatan serta penilaian bahkan fokus perbaikan ditujukan kepada keterampilan khusus tertentu sesuai dengan jenis yang dilatihkan.

Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pembelajaran


  1. Sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. Melalui perencanaan yang telah dibuat, guru dan siswa sudah memiliki kerangka pokok kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan. Dengan adanya bukti fisik rencana pembelajaran yang telah dibuat, selain secara langsung berguna bagi guru dan siswa, juga bermanfaat bagi pihak-pihak lain, seperti bagi kepala sekolah sebagai administrator, bagi supervisor dan pihak lain yang terkait.

  2. Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek. Melalui perencanaan pembelajaran yang telah dikembangkan, secara operasional memberi gambaran konkrit aktivitas yang harus dilakukan, bahkan hasil yang harus direalisasikan oleh setiap unsur yang terkait pada setiap unit atau pertemuan pembelajaran.

  3. Perencanaan pembelajaran, karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, maka memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa. Pembelajaran diarahkan untuk kepentingan siswa yaitu untuk terjadinya perubahan perilaku siswa. Dengan demikian melalui perencenaan pembelajaran akan memberi dampak positif terhadap perkembangan setiap individu siswa.

  4. Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect. Melalui perencanaan yang dibuat secara matang dan komprehensif, selain akan memberikan gambaran nyata aktivitas dan sasaran atau tujuan yang harus dicapai, juga akan berdampak pada pencapaian unsur-unsur lain yang tidak termasuk kedalam rencana. Perubahan perilakau yang menjadi target pencapaian dari kegiatan pembelajaran sangat banyak dan komplek, dan hal ini tidak mungkin semua keinginan tersebut dapat dirumuskan dalam tujuan. Melalui perencanaan tersebut maka kadang-kadang apa yang tidak dirumuskan secara konkrit dalam rencana pembelajaran, tapi dapat muncul dan memperkaya pencapaian dari yang telah direncanakan (nurturant effect).