Apa yang dimaksud dengan perdagangan elektronik?

pedagangan elektronik
Perdagangan elektronik merupakan salah satu yang dibahas di dalam ilmu ekonomi.

Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

Karakter e-commerce berbeda dengan traditional commerce, karena menitikberatkan penggunaan teknologi dalam melakukan komunikasi dan transaksi (Jaworksi dan Rayport, 2001). Pembeli saat ini hanya perlu melihat produk yang ditawarkan oleh penjual atau produsen melalui layar komputer pada halaman situs web. Web diartikan sebagai keseluruhan atau rangkaian dari sejumlah halaman web yang terdapat dalam sebuah domain dan mengandung informasi serta topik yang saling terkait (Yuhefizar, Mooduta, Hidayat, 2006). Salah satu jenis situs web berdasarkan fungsi utamanya adalah e-commerce, yakni situs web yang berperan sebagai toko online (Sumaryadi, 2014).

E-commerce (electronic commerce) merupakan proses di mana pembeli dan penjual dapat saling melakukan pertukaran informasi, uang, dan barang dagangan dengan cara elektronik, yakni terutama melalui internet (Peter & Olson, 2008). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan e-commerce adalah siapa pun pihak yang dapat mengakses komputer, memiliki sambungan ke internet, dan mampu melakukan pembayaran atas barang dan jasa yang telah dibeli secara elektronik atau electronic payment (Shelly, Cashman, Vermaat, 2007).

image

Pada umumnya e-commerce terbagi menjadi tiga kategori utama yakni (Laudon dan Jane, 2008);

  1. Perusahaan-ke-konsumen (business-to consumer—B2C)
    E-commerce yang dimaksudkan sebagai kategori B2C adalah aktivitas penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan kepada konsumen perorangan (masyarakat umum). Jenis ini sama dengan toko online yang memiliki alamat web (domain) sendiri dan perusahaan di dalamnya melakukan penjualan produknya sendiri secara langsung kepada konsumen

  2. Perusahaan-ke-perusahaan (business-to-business—B2B)
    Yang dimaksud sebagai kategori B2B adalah proses jual beli produk dan layanan yang melibatkan antar perusahaan, di mana suatu perusahaan akan menyediakan barang dan jasa untuk perusahaan lain. Contoh B2B seperti perusahaan penerbangan Garuda Indonesia yang bekerjasama dengan perusahaan agen perjalanan.

  3. Konsumen-ke-konsumen (consumer-to-consumer—C2C)
    Kategori e-commerce yang terakhir adalah C2C, yakni melibatkan antar konsumen atau penggunanya secara langsung untuk melakukan transaksi baik penjualan maupun pembelian. C2C disebut juga sebagai marketplace karena memang keberadaannya sendiri diperuntukkan sebagai penyedia tempat atau wadah bagi para pedagang untuk dapat menjual dagangannya. Contoh situs e-commerce kategori C2C atau marketplace di antaranya seperti; Tokopedia, Bukalapak, dan Elevenia.

Jika dibandingkan dengan perdagangan tradisional (traditional commerce), salah satu komponen yang hanya dimiliki oleh e-commerce adalah front-end (Turban, King, Lee, Liang, 2015). Front-end disebut juga sebagai client-side technology, yang merupakan suatu bagian dalam e-commerce yang dapat berinteraksi langsung dengan user. Front-end diartikan pula sebagai halaman muka situs web yang terlihat oleh user. Beberapa proses bisnis pada front-end di antaranya seperti; portal penjual, mesin pencari, katalog elektronik, shopping cart, dan payment gateway.

Interaksi dalam e-commerce semuanya didasarkan pada customer interface, yakni interaksi secara “screen-to-face” atau “screen-to-customer” (Jaworski dan Rayport, 2001). Customer memegang kontrol sepenuhnya selama interaksi screen-to-face pada situs web berlangsung. Seperti misalnya dalam hal proses pencarian, waktu yang dihabiskan pada berbagai situs, melakukan perbandingan atas harga dan produk, hingga pada keputusan untuk membeli (Jaworksi dan Rayport, 2001). Interface (antarmuka) bersifat virtual, sehingga menjadi representasi dari situs e-commerce. Komponen context, content, dan communication merupakan bagian dari beberapa komponen penting yang menjadi dasar dalam pembuatan desain interface/antarmuka yang efektif, dan dapat pula diaplikasikan pada situs web e-commerce (Jaworski & Rayport, 2001). Adapun penjelasannya sebagai berikut:

  • Context
    Context pada situs e-commerce berkaitan dengan dua dimensi yakni aesthetics dan function. Penjelasan mengenai dua dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

    • Aesthetics
      Estetika berfokus pada karakteristik visual pada layout dan desain pada situs, seperti dilihat dari unsur warna, grafis, foto, pilihan font, dan fitur berorientasi visual lainnya.

    • Function
      Fungsi berfokus pada keberhasilan dalam mengkomunikasikan manfaat inti situs kepada pengguna. 15 Situs yang dirancang dengan baik dan terorganisir berfungsi untuk memudahkan penggunanya dalam proses pencarian informasi dari satu halaman ke halaman lainnya. Sebagai contoh, dimensi function berkaitan dengan penyusunan pada halaman situs e-commerce berdasarkan sub-komponen, termasuk penempatan dan pengaturan alur dari fitur pencarian (search), shopping bag, my account, flypaper, help, dan selanjutnya (Jaworski & Rayport, 2001).

  • Content
    Content pada situs e-commerce didefinisikan sebagai semua materi digital yang terdapat dalam situs. Konten berfokus pada materi-materi yang ditampilkan dalam situs berupa; teks, gambar, audio, video, dan grafik yang terdapat dalam tampilan antarmuka situs web. Selain itu, konten juga berupa domain materi digital seperti; produk, service, dan segala informasi yang ditampilkan. Beberapa contoh konten yang terdapat dalam situs e-commerce seperti di antaranya spesifikasi dan deskripsi penggunaan produk (Unger & Chandler, 2009)

  • Communication
    Communication pada situs e-commerce memungkinkan proses komunikasi terjadi antara pengguna dengan situs (komunikasi dua arah). Komunikasi dapat terdiri dari tiga bentuk, yakni; site-to-user communication contohnya seperti notifikasi email, user-to-site seperti permintaan layanan oleh pelanggan, atau two-way-communication berupa pesan instan berupa chat atau layanan telepon bebas pulsa

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, komunikasi merupakan salah satu komponen penting dalam situs e-commerce. Komunikasi yang terjadi antara user dengan situs tidaklah hanya sebatas melalui notifikasi e-mail atau layanan telepon dan chat saja. Komunikasi user to site juga terjadi melalui tampilan estetika dalam halaman situs web e-commerce.

Kalakota dan Whinston mendefinisikan e-commerce dalam perspektif komunikasi sebagai pengiriman informasi, produk atau layanan, hingga proses pembayaran dengan menggunakan telepon, jaringan komputer atau melalui media elektronik lainnya (Kalakota & Whinston, 1997). Melalui halaman situs web e-commerce, pelaku bisnis e-commerce dapat menyampaikan segala pesan yang ingin ditujukan kepada pengunjung situs. Pesan dapat berupa konten ataupun informasi terkait dengan berbagai hal mengenai produk yang dijual dan ditampilkan pada halaman interface situs web e-commerce. Oleh karena itu, proses komunikasi pada halaman situs web e-commerce menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Source:

Jaworski, J. B., & Rayport, F. J. (2001). E-Commerce. New York: McGraw-Hill Companies.
Kalakota, R., & Whinston, B. A. (1997). Electronic Commerce: A Manager’s Guide. Diakses dari https://books.google.co.id/
Peter, J. P., & Olson, J. C. (2008). Consumer Behavior and Marketing Strategy. New York: McGrawHill.
Shelly, Chasman, & Vermaat. (2007). Discovering Computers: Menjelajahi Dunia Komputer Fundamental Edisi 3. Jakarta: Salemba Infotek.
Sumaryadi, A. (2014). Onlinekan!. Bandung: Azzahra Publishing
Turban, E., King, D., Lee, J. K., Liang, Ting. P., Turban, D. C. (2015). E-Commerce. Diakses dari https://books.google.co.id/book
Unger, Rush., & Bill, Taylor. (2009). A Project Guide To UX Design: For User Experience Designers In The Field Or In The Making. Diakses dari http://wireframe.vn/books/
Yuhefizar, Mooduto, & Hidayat, R. (2009). Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunakan Content Management System Joomla (CMS). Diakses dari https://books.google.co.id/