Apa yang dimaksud dengan Peramalan atau Forecasting?

Peramalan

Peramalan (Forecasting) merupakan hasil prediksi, tren, atau perilaku di masa depan yang diharapkan dari bisnis, industri, atau ekonomi secara keseluruhan melalui penggunaan statistik.

Jenis peramalan mencakup, tetapi tidak terbatas pada, analisis tren, analisis regresi, dan smoothing eksponensial.

Referensi : Louise Kelly & Chris Booth, 2004, Dictionary of Strategy: Strategic Management, SAGE Publications, Inc.

Peramalan atau forecasting adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Handoko (2003)

Peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikanya ke masa depan dengan beberapa bentuk model sistematis. Heizer dan Render (2009)

Dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa peramalan adalah proses memperkirakan jumlah permintaan di masa mendatang berdasarkan pengujian kondisi di masa sebelumnya.

Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan jika kondisi permintaan pasar bersifat komplek dan dinamis.

Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat komplek, dan dinamis karena permintaan tersebut tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik, teknologi, produk pesaing, dan produk substitusi. Oleh karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.

Peramalan dan Horison Waktu


Dalam hubungannya dengan horison waktu peramalan, menurut Heizer dan Render (2009) peramalan dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu :

  1. Peramalan Jangka Panjang, umumnya untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.

  2. Peramalan Jangka Menengah, umumnya mencakup hitungan bulan hingga 3 tahun. Peramalan ini lebih mengkhusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi serta menganalisis bermacam rencana operasi.

  3. Peramalan Jangka Pendek. Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi.

Jenis-Jenis Peramalan


Menurut Heizer dan Render (2009), pada umumnya berbagai organisasi menggunakan tiga jenis peramalan dalam perencanaan operasi di masa depan, yaitu :

  1. Peramalan Ekonomi (Economic Forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya.

  2. Peramalan Teknologi (Technological Forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

  3. Peramalan Permintaan (Demand Forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

Djauhari (1986), peramalan adalah menduga atau memprediksi peristiwa yang akan datang atau terjadi di masa depan dan bertujuan untuk memperkecil resiko yang akan mungkin terjadi akibat keputusan yang kita ambil, dengan tidak menghilangkan secara penuh faktor-faktor ketidakpastian yang secara eksplisit diperhitungkan dalam perhitungan.

Jadi, inti dari pengertian peramalan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menduga, memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, serta bertujuan untuk memperkecil resiko atau kesalahan yang mungkin terjadi terhadap keputusan yang akan kita ambil.

Hubungan antara keputusan yang diambil, ramalan, dan galat digambarkan sebagai berikut:

image

Dari hubungan gambar diatas dapat terlihat bahwa keputusan yang kita ambil itu selalu berhubungan atau memperhitungkan galat atau error. Jadi pengkajian dari galat ramalan sama pentingnya dengan cara peramalan yang kita ambil. Dalam merumuskan masalah peramalan langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengkaji masalah pengambilan keputusan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menuntun kita dalam menentukan apa yang akan kita ramal bentuk ramalan dan bagaimana tingkat keakuratan hasil keputusan yang kita inginkan.
Langkah selanjutnya adalah mempelajari faktor-faktor yang sifatnya lebih teknis yaitu:

  • Ketersediaan data. Apakah data-data yang kita perlukan dalam melakukan peramalan tersedia dan dapat kita gunakan.

  • Pola data. Penanganan data yang berubah menurut waktu dengan tingkat perubahan yang lemah akan sangat brbeda dengan pola data yang tidak teratur.

  • Komputasi. Jumlah variabel yang kecil serta frekuensi peramalan yang rendah daat ditangani dengan prosedur analisis yang mendalam. Lain halnya dengan jumlah veriabel yang besar dan frekuensi peramalan yang tinggi

Peramalan (Forecasting) adalah teknik yang menggunakan data historis sebagai input untuk membuat estimasi yang informatif yang bersifat prediksi dalam menentukan arah tren masa depan.

Bisnis menggunakan peramalan untuk menentukan bagaimana mengalokasikan anggaran mereka atau merencanakan pengeluaran yang diantisipasi untuk periode waktu mendatang. Ini biasanya didasarkan pada permintaan yang diproyeksikan untuk barang dan jasa yang ditawarkan.

Cara Peramalan Bekerja

Investor menggunakan peramalan untuk menentukan apakah peristiwa yang mempengaruhi perusahaan, seperti ekspektasi penjualan, akan meningkatkan atau menurunkan harga saham di perusahaan itu. Peramalan juga memberikan tolok ukur penting bagi perusahaan, yang membutuhkan perspektif operasi jangka panjang.

Analis saham menggunakan perkiraan untuk memperkirakan bagaimana tren, seperti PDB atau pengangguran, akan berubah pada kuartal atau tahun mendatang. Semakin jauh perkiraan, semakin tinggi kemungkinan estimasi tersebut tidak akurat. Akhirnya, ahli statistik menggunakan peramalan dalam situasi apa pun yang mengharuskan penggunaan peramalan. Misalnya, data dapat dikumpulkan mengenai dampak kepuasan pelanggan dengan mengubah jam kerja atau produktivitas karyawan saat mengubah kondisi kerja tertentu.

Peramalan mengatasi masalah atau sekumpulan data. Ekonom membuat asumsi mengenai situasi yang dianalisis yang harus ditetapkan sebelum variabel peramalan ditentukan. Berdasarkan item yang ditentukan, satu set data yang sesuai dipilih dan digunakan dalam manipulasi informasi. Data dianalisis, dan ramalan ditentukan. Akhirnya, periode verifikasi terjadi ketika prakiraan dibandingkan dengan hasil aktual untuk membentuk model yang lebih akurat untuk peramalan di masa mendatang.

Metode Peramalan

Analis saham menggunakan berbagai metode perkiraan untuk menentukan bagaimana harga saham akan bergerak di masa depan. Mereka mungkin melihat pendapatan dan membandingkannya dengan indikator ekonomi. Perubahan data keuangan atau statistik diamati untuk menentukan hubungan antara beberapa variabel. Hubungan ini mungkin didasarkan pada berlalunya waktu atau terjadinya peristiwa tertentu. Misalnya, perkiraan penjualan mungkin didasarkan pada periode tertentu (berlalunya 12 bulan ke depan) atau terjadinya suatu peristiwa (pembelian bisnis pesaing).

Model peramalan kualitatif berguna dalam mengembangkan prakiraan dengan ruang lingkup terbatas. Model-model ini sangat bergantung pada pendapat para ahli dan paling bermanfaat dalam jangka pendek. Contoh model peramalan kualitatif termasuk penelitian pasar, jajak pendapat, dan survei yang menerapkan metode Delphi. Metode peramalan kuantitatif mengecualikan pendapat ahli dan menggunakan data statistik berdasarkan informasi kuantitatif. Model peramalan kuantitatif mencakup metode deret waktu, diskon, analisis indikator terkemuka atau tertinggal, dan pemodelan ekonometrik.

Peramalan adalah suatu proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa (Asdjudiredja dan Permana, 1990). Pengertian peramalan yang lainnya adalah pernyataan sederhana tentang masa depan (McLeavey, 1995). Peramalan itu sulit disusun dengan baik serta dapat memberikan hasil yang sempurna, hal ini disebabkan oleh situasi kondisi yang dinamik.

Prinsip dan Tujuan Peramalan

Peramalan memiliki prinsip-prinsip yang harus dipahami agar dapat membantu mendapatkan peramalan yang lebih efektif (Arnold dan Chapman, 2004).

  • Peramalan biasanya salah . Kesalahan hasil peramalan tidak dapat dielakkan karena peramalan mencoba untuk melihat masa depan yang belum diketahui.

  • Setiap peramalan seharusnya menyertakan estimasi kesalahan (error) . Peramalan yang dilakukan diprediksikan akan menemui kesalahan. Setiap peramalan seharusnya menyertakan estimasi kesalahan yang dapat menentukan tingkat kepercayaan, dapat berupa simpangan persentase antara peramalan dan permintaan sebenarnya yang dapat dianggap sebagai rentang nilai minimum dan maksimum.

  • Peramalan akan lebih akurat untuk kelompok atau grup . Perilaku dari individual item dalam sebuah grup adalah acak bahkan ketika grup tersebut berada dalam keadaan stabil.

  • Peramalan lebih akurat untuk jangka waktu yang lebih dekat. Masa depan yang akan diramalkan dalam waktu panjang memiliki ketidakpsatian yang lebih tinggi daripada meramalkan untuk jangka waktu yang pendek.

Sistem Peramalan

Berikut ini adalah gambaran sistem peramalan secara umum.

1. Menentukan jenis dari apa yang akan diramalkan

Dimana tujuannya akan sangat tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi perusahaan. Penyusun peramalan harus dapat menentukan hal-hal sebagai berikut:

  • Variabel-variabel apa yang akan diramalkan

  • Ramalan jangka panjang atau jangka pendek ataukan kedua-duanya yang diinginkan

  • Kapan ramalan yang dibuat diperlukan

  • Derajat ketetapan yang bagaimanakah yang dibutuhkan

  • Siapa yang akan menggunakan peramalan tersebut

  • Untuk tujuan apakah peramalan tersebut dibuat

2. Pengembangan model

Sebagai langkah kedua adalah pengembangan model, hal ini disebabkan bahwa di dalam peramalan, model merupakan suatu kerangka analitik yang bila dimasukkan data akan menghasilkan suatu perkiraan untuk masa yang akan datang. Penyusun peramalan sebaiknya memilih suatu model yang dapat menggambarkan secara nyata dari perilaku variable-variabel yang dipertimbangkan.

3. Pengujian model

Langkah ketiga adalah pengujian model. Yang dimaksud dengan pengujian model adalah bahwa sebelum diterapkan model terpilih sebaiknya diuji terlebih dahulu dengan tujuan untuk menentukan tingkat daripada ketelitian, ketepatan serta kebenaran yang diinginkan. Nilai suatu peramalan akan sangat ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan sebenarnya.

4. Penerapan model

Tahap keempat adalah penerapan model, yakni setelah pengujian selesai, maka penyusun peramalan menerapkan model terpilih serta data masa lalu diolah dalam model ini untuk mendapatkan ramalan yang diinginkan

5. Revisi

Pada tahap ini ramalan yang telah disusun perlu ditinjau kembali bila perlu diperbaiki. Hal ini bisa terjadi mungkin disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan, baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi peramalan tersebut, seperti perubahan harga, karakteristik produk, dsb.

6. Evaluasi

Dalam tahap ini evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan ramalan yang telah dibuat dengan hasil sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk penilaian kebenaran atas suatu teknik peramalan

Periode Peramalan

Peramalan seringkali diklasifikasikan berdasarkan periode waktu. Secara umum, periode waktu peramalan dibagi menjadi tiga, yakni jangka pendek (≤ 1 tahun), jangka menengah (1 – 3 tahun), dan jangka panjang (> 5 tahun). Untuk penggunaan dalam jangka pendek, peramalan dapat berfungsi sebagai acuan operasi tertentu. Untuk peramalan jangka panjang, peramalan dapat membantu membuat keputusan dalam menentukan lokasi pabrik dan kapasitas produksi. Dengan mengetahui peramalan permintaan masa depan, kita dapat mendeteksi besarnya rata-rata permintaan selama lead time untuk tujuan inventory control .

Metode Peramalan

Peramalan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Sejauh ini, peramalan telah dikembangkan menjadi beberapa teknik yang dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Peramalan kualitatif dapat dilakukan dengan cara-cara berikut (Setyawan, 2006):

  • Juri opini eksekutif . Dalam metode ini, peramalam dilakukan oleh eksekutif atau manajer tingkat atas perusahaan.

  • Metode Delphi . Metode ini dilakukan dengan melengkapi data untuk peramalan dengan membagikan daftar pertanyaan kepada konsumen atau masyarakat

  • Tenaga Penjualan. Peramalan dilakukan dengan memanfaatkan kedekatan tenaga penjual dengan konsumen

  • Survei Pasar. Dimana peramalan dilakukan dengan turun langsung ke lapangan atau pasar, sehingga diperoleh informasi langsung dari pasar

Akurasi Peramalan

Peramalan tidak pernah sempurna. Peramalan terhadap kondisi di masa mendatang umumnya tidak dapat persis sama dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi di masa yang akan datang. Dalam setiap peramalan yang dibuat selalu dihasilkan bias.

Kesalahan peramalan didefinisikan sebagai perbedaan nilai antara hasil ramalan dengan keadaan sesungguhnya. Besarnya kesalahan peramalan permintaan dalam suatu peiode merupakan besarnya permintaan sesungguhnya dikurangi peramalan permintaan untuk periode tersebut. Nilai kesalahan peramalan menunjukkan apakah peramalan yang dilakukan sudah cukup baik. Metode peramalan terbaik adalah yang menghasilkan nilai kesalahan peramalan yang terkecil.