Peramalan adalah suatu proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa (Asdjudiredja dan Permana, 1990). Pengertian peramalan yang lainnya adalah pernyataan sederhana tentang masa depan (McLeavey, 1995). Peramalan itu sulit disusun dengan baik serta dapat memberikan hasil yang sempurna, hal ini disebabkan oleh situasi kondisi yang dinamik.
Prinsip dan Tujuan Peramalan
Peramalan memiliki prinsip-prinsip yang harus dipahami agar dapat membantu mendapatkan peramalan yang lebih efektif (Arnold dan Chapman, 2004).
-
Peramalan biasanya salah . Kesalahan hasil peramalan tidak dapat dielakkan karena peramalan mencoba untuk melihat masa depan yang belum diketahui.
-
Setiap peramalan seharusnya menyertakan estimasi kesalahan (error) . Peramalan yang dilakukan diprediksikan akan menemui kesalahan. Setiap peramalan seharusnya menyertakan estimasi kesalahan yang dapat menentukan tingkat kepercayaan, dapat berupa simpangan persentase antara peramalan dan permintaan sebenarnya yang dapat dianggap sebagai rentang nilai minimum dan maksimum.
-
Peramalan akan lebih akurat untuk kelompok atau grup . Perilaku dari individual item dalam sebuah grup adalah acak bahkan ketika grup tersebut berada dalam keadaan stabil.
-
Peramalan lebih akurat untuk jangka waktu yang lebih dekat. Masa depan yang akan diramalkan dalam waktu panjang memiliki ketidakpsatian yang lebih tinggi daripada meramalkan untuk jangka waktu yang pendek.
Sistem Peramalan
Berikut ini adalah gambaran sistem peramalan secara umum.
1. Menentukan jenis dari apa yang akan diramalkan
Dimana tujuannya akan sangat tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi perusahaan. Penyusun peramalan harus dapat menentukan hal-hal sebagai berikut:
-
Variabel-variabel apa yang akan diramalkan
-
Ramalan jangka panjang atau jangka pendek ataukan kedua-duanya yang diinginkan
-
Kapan ramalan yang dibuat diperlukan
-
Derajat ketetapan yang bagaimanakah yang dibutuhkan
-
Siapa yang akan menggunakan peramalan tersebut
-
Untuk tujuan apakah peramalan tersebut dibuat
2. Pengembangan model
Sebagai langkah kedua adalah pengembangan model, hal ini disebabkan bahwa di dalam peramalan, model merupakan suatu kerangka analitik yang bila dimasukkan data akan menghasilkan suatu perkiraan untuk masa yang akan datang. Penyusun peramalan sebaiknya memilih suatu model yang dapat menggambarkan secara nyata dari perilaku variable-variabel yang dipertimbangkan.
3. Pengujian model
Langkah ketiga adalah pengujian model. Yang dimaksud dengan pengujian model adalah bahwa sebelum diterapkan model terpilih sebaiknya diuji terlebih dahulu dengan tujuan untuk menentukan tingkat daripada ketelitian, ketepatan serta kebenaran yang diinginkan. Nilai suatu peramalan akan sangat ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan sebenarnya.
4. Penerapan model
Tahap keempat adalah penerapan model, yakni setelah pengujian selesai, maka penyusun peramalan menerapkan model terpilih serta data masa lalu diolah dalam model ini untuk mendapatkan ramalan yang diinginkan
5. Revisi
Pada tahap ini ramalan yang telah disusun perlu ditinjau kembali bila perlu diperbaiki. Hal ini bisa terjadi mungkin disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan, baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi peramalan tersebut, seperti perubahan harga, karakteristik produk, dsb.
6. Evaluasi
Dalam tahap ini evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan ramalan yang telah dibuat dengan hasil sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk penilaian kebenaran atas suatu teknik peramalan
Periode Peramalan
Peramalan seringkali diklasifikasikan berdasarkan periode waktu. Secara umum, periode waktu peramalan dibagi menjadi tiga, yakni jangka pendek (≤ 1 tahun), jangka menengah (1 – 3 tahun), dan jangka panjang (> 5 tahun). Untuk penggunaan dalam jangka pendek, peramalan dapat berfungsi sebagai acuan operasi tertentu. Untuk peramalan jangka panjang, peramalan dapat membantu membuat keputusan dalam menentukan lokasi pabrik dan kapasitas produksi. Dengan mengetahui peramalan permintaan masa depan, kita dapat mendeteksi besarnya rata-rata permintaan selama lead time untuk tujuan inventory control .
Metode Peramalan
Peramalan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Sejauh ini, peramalan telah dikembangkan menjadi beberapa teknik yang dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Peramalan kualitatif dapat dilakukan dengan cara-cara berikut (Setyawan, 2006):
-
Juri opini eksekutif . Dalam metode ini, peramalam dilakukan oleh eksekutif atau manajer tingkat atas perusahaan.
-
Metode Delphi . Metode ini dilakukan dengan melengkapi data untuk peramalan dengan membagikan daftar pertanyaan kepada konsumen atau masyarakat
-
Tenaga Penjualan. Peramalan dilakukan dengan memanfaatkan kedekatan tenaga penjual dengan konsumen
-
Survei Pasar. Dimana peramalan dilakukan dengan turun langsung ke lapangan atau pasar, sehingga diperoleh informasi langsung dari pasar
Akurasi Peramalan
Peramalan tidak pernah sempurna. Peramalan terhadap kondisi di masa mendatang umumnya tidak dapat persis sama dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi di masa yang akan datang. Dalam setiap peramalan yang dibuat selalu dihasilkan bias.
Kesalahan peramalan didefinisikan sebagai perbedaan nilai antara hasil ramalan dengan keadaan sesungguhnya. Besarnya kesalahan peramalan permintaan dalam suatu peiode merupakan besarnya permintaan sesungguhnya dikurangi peramalan permintaan untuk periode tersebut. Nilai kesalahan peramalan menunjukkan apakah peramalan yang dilakukan sudah cukup baik. Metode peramalan terbaik adalah yang menghasilkan nilai kesalahan peramalan yang terkecil.