Apa yang dimaksud dengan Pengeluaran modal atau capital expenditure?

Pengeluaran modal (Capital Expenditure) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang dirasakan lebih dari satu periode akuntansi (dikapitalisasi).

Apa yang dimaksud dengan Pengeluaran modal atau capital expenditure?

Pengeluaran modal (capital expenditure) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli aktiva tetap, tambahan komponen aktiva tetap yang ada. Dengan tujuan memperoleh manfaat, meningkatkan beban, kapasitas, dan memperpanjang masa manfaat.

Contoh dari pengeluaran modal antara lain ; pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap.

Capital Expenditure atau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan atau memperbarui aset bisnis mereka. Belanja modal biasanya memerlukan pengeluaran yang besar seperti pembelian bangunan baru dan pembaruan fasilitas yang ada.

Capital Expenditure juga terkadang disebut sebagai capital expense atau capital spending dan dilaporkan pada laporan tahunan dari perusahaan sehingga pemegang saham dapat dengan jelas melihat seberapa besar uang yang diinvestasikan untuk jangka panjang.

Anandarajah (1998) menyatakan Capital Expenditure dalam definisi berikut ini :

“Capital Expenditure is an expenditure on long-lived assets, also referred to as fixed assets or non-current physical assets”

Dari deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Capital Expenditure berkaitan dengan dua unsur, yaitu :

  1. Expenditure atau pengeluaran
  2. Long lived assets atau aset yang memiliki masa ekonomis yang panjang

Sedangkan menurut Saphiro (2005), Capital Expenditure merupakan investasi yang dikeluarkan dengan harapan akan menghasilkan aliran kas masuk di masa depan. Oleh karenanya dibutuhkan persiapan yang matang dalam merencanakan Capital Expenditure.

Jenis jenis Capital Expenditure

Ada beberapa jenis Capital Expenditure menurut Saphiro (2005), yaitu :

  1. Equipment Replacement
    Hal yang dimaksud dalam poin ini adalah adanya tambahan aset karena adanya kebutuhan baru ataupun karena usangnya peralatan yang lama.Sebagai contoh adanya penggantian komputer di sebuah perusahaan karena rusaknya komputer yang ada, maka komputer baru tersebut dikategorikan sebagai Capital Expenditure.

  2. Expansion to meet growth in existing products
    Jika suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan ekspansi demi meningkatkan produk yang ada (baik dari segi efisiensi maupun pengembangan pangsa pasar) maka biaya dalam proyek ekspansi tersebut dapat dikategorikan sebagai Capital Expenditure.

  3. Expansion generated by new products
    Begitu pula dengan adanya rencana untuk mengeluarkan produk baru, sehingga dibutuhkan, misalnya pabrik baru. Seluruh biaya dalam menghasilkan pabrik yang siap beroperasi dapat dimasukkan ke dalam Capital Expenditure.

  4. Projected mandated by law
    Hal ini berkaitan dengan ketegasan hukum yang terjadi. Jenis terahir ini, makin sering dihadapi perusahaan belakangan ini, terutama yang bergerak di bidang pertambangan ataupun industri lain yang bidang operasinya mengambil sesuatu dari alam. Intinya, seluruh pengeluaran yang dikeluarkan demi kesesuaian dengan hukum (peraturan) yang berlaku dapat dikategorikan sebagai Capital Expenditure. Misalnya jika ada peraturan negara yang menyebutkan bahwa di sekitar pabrik yang mengeluarkan limbah yang berbahaya diwajibkan keberadaan tempat pengolahan limbah, maka seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan siap dipakainya tempat pengolahan limbah tersebut dapat dikapitalisasi dan digolongkan sebagai Capital Expenditure

Dalam pelaksanaannya terkadang susah untuk membedakan biaya manakah yang termasuk ke dalam Capital Expenditure dan biaya yang termasuk ke dalam routine expense. Perbedaan yang jelas antara keduanya terletak pada hasil yang diperoleh, jika suatu biaya dapat menaikkan nilai dari sebuah aset maka biaya tersebut digolongkan sebagai Capital Expenditure namun jika biaya yang ada hanya dipakai untuk mempertahankan kondisi kerja yang ada maka biaya tersebut digolongkan sebagai routine expense.

Sebagai contoh biaya untuk instalasi kamar mandi di sebuah warnet adalah Capital Expenditure karena meningkatkan nilai dari warnet tersebut namun biaya untuk memperbaiki komputer yang rusak besar pun biayanya termasuk ke dalam routine expense karena hanya mempertahankan kinerja warnet seperti yang dulu.

Perusahaan dalam melakukan keputusan Pembelian Capital Expenditure memang tidak digolongkan ke dalam biaya produksi, namun tetap merupakan sebuah pengeluaran dan beban bagi perusahaan. Selain itu pengaruh keputusan Capital Expenditure yang signifikan terhadap cash flow dan biaya depresiasi membuat kedua jenis beban tersebut jelas sangat besar pengaruhnya bagi keadaan keuangan perusahaan, terutama dari segi likuiditas dan rentabilitas karena akan memakai aset perusahaan dalam jumlah yang besar.

Dalam hal ini, pengendalian sangatlah dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam Capital Expenditure, sehingga kebutuhan akan Capital Expenditure dapat terpenuhi dan kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan beban keuangan yang terjadi tidak sampai mengganggu operasi perusahaan.untuk itu sebagai salah satu alat pengendaliannya dibuatlah penganggaran Capital Expenditure.

Tujuan dari pengendalian Capital Expenditure menurut Rina (2008) adalah :

  • Agar pelaksanaan investasi benar benar sesuai dengan rencana yang dibuat dalam anggaran

  • Untuk memanfaatkan pendayagunaan dana perusahaan seoptimal mungkin agar tercapai tingkat efisiensi yang tinggi dengan mengatur skala prioritas baik dari segi pendanaan maupun segi waktu

  • Menjaga efisiensi dengan cara menyeleksi permintaan investasi sesuai dengan cost dan benefitnya

A post was split to a new topic: Bagaimana cara melihat capital expenditure dalam laporan tahunan/laporan keuangan ?