Apa yang dimaksud dengan pengecoran logam dan jenis logam apa yang umumnya digunakan?

Pengecoran merupakan salah satu proses pembentukan bahan baku atau bahan benda kerja dengan proses peleburan atau pencairan logam di dalam tungku peleburan yang kemudian hasil peleburan dimasukan kedalam cetakan. Tahapan dalam proses pengecoran adalah pembuatan model (pola), pembuatan pasir cetak, pembuatan cetakan pasir (rongga cetak), peleburan logam, menuang logam ke dalam cetakan dan membongkar serta membersihkan hasil pengecoran. Jenis logam yang banyak digunakan untuk pembuatan produk cor adalah alumunium. Alumunium murni mempunyai sifat mampu cor dan sifat mekanik yang jelek. Oleh karena itu dipergunakan paduan alumunium karena sifat-sifat mekaniknya dapat diperbaiki dengan menambahkan tembaga, silisium, magnesium, mangan dan sebagainya.

Kualitas coran salah satunya tergantung pada sistem saluran yang diantaranya saluran turun, penambah, keadaan penuangan, dan lain-lain. Kondisi aliran logam bergantung pada ingate , karena ingate adalah area dimana logam memasuki rongga cetakan. Selain itu ingate juga berfungsi sebagai saluran cadangan apabila terjadi penyusutan yang dapat membuat produk menjadi cacat. Cacat coran logam dapat diketahui dari pemeriksaan kualitas hasil cor yang dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melalui pemeriksaan rupa yang dilakukan dengan penglihatan. Dalam pemeriksaan ini yang diteliti adalah berbagai macam cacat yang dapat terlihat pada permukaan benda hasil cor.
WhatsApp Image 2020-08-29 at 00.12.06
Gambar : Hasil Pengecoran Logam (Sumber : Palagan 2015).

Referensi :

Palagan FF. 2015. Pengaruh model sistem saluran pada proses pengecoran logam Al-Si dengan penggunaan 15% lumpur porong sidoarjo sebaga pengikat pasir cetak terhadap cacat cor fluiditas dan kekerasan cor. Jurnal Teknik Mesin . Vol 23 (2) : 1-11.

1 Like

Izin menambahkan hal hal yang perlu diperhatikan saat pengecoran alumunium

  1. Pemanasan tidak lebih dari 770 oC . Diatas temperatur tersebut akan terjadi kontaminasi gas H2 yang besar sehingga menjadi porositas pada produk cor.

  2. Gunakan selalu bahan baku dan alat-alat yang bersih dan kering . Al-ingot dari dari pabrik Aluminium sekunder bersertifikat hasil analisa merupakan pilihan terbaik pada proses ini. Untuk penggunaan bahan daur ulang maupun skrap, perhatikan kebersihannya (pasir cetak, oli, air, sampah dll).

  3. Krusibel harus bebas retak dan bersih dari dari sisa-sisa cairan maupun kotoran lainnya sebelum proses dimulai. Sisa cairan yang umumnya berupa oksida akan mengakibatkan terbentuknya inklusi-inklusi keras didalam produk serta menjadi tempat gas-gas menempel atau terjebak. Sedangkan retak rambut sekalipun tidak tertembus cairan namun akibat tekanan yang tinggi diruang bakar (terutama pada tanur berbahan bakar minyak) akan dapat dilalui oleh gas-gas sisa pembakaran (khususnya H2) sehingga masuk kedalam cairan.

  4. Bahan baku hanya dimuatkan kedalam krusibel yang telah panas. Demikian halnya peralatan, harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan.

  5. Perhatikan bahwa Aluminium paduan bebas Cu dilarang dilebur menggunakan krusibel bekas Aluminium berpaduan Cu. Pada umumnya Cu akan mengendap didasar dan atau tersisa pada dinding krisibel sehingga selalu akan menaikkan kandungan Cu pada bahan hasil proses peleburan selanjutnya. Untuk kasus seperti diatas, sebaiknya sebelum melakukan proses peleburan Al paduan non Cu, terlebih dahulu dilakukan proses peleburan antara dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa dan endapan Cu dari dalam krusibel