Apa yang dimaksud dengan Pengalaman Traumatis atau Traumatic Experience?

Apa yang dimaksud dengan Traumatic Experience?

Pada hakikatnya traumatic experience merupakan gabungan dua kata yakni trauma dan experience (pengalaman). Istilah Traumatic Experience seringkali digunakan pada kajian penelitian psikiatri, namun belum didefinisikan secara langsung. Namun, Nijenhuis, dkk (2002) menjadikan istilah ini untuk diteliti lebih lanjut dengan menciptakan alat ukur bernama Traumatic Experience Checklist (TEC) sehingga setelah itu penelitian tentang traumatic experience mendapat perhatian lebih besar dalam riset ilmu kejiwaan.

Apa yang dimaksud dengan Traumatic Experience ?

Nijenhuis (2015) memaparkan definisi traumatic experience sebagai dynamic configuration between the brain, body, and environtmental yang berarti konfigurasi dinamis antara otak, tubuh, dan lingkungan. Traumatic experience juga disebutkan adalah pengalaman cedera luar biasa pada tubuh dan perasaan secara emosional sehubungan dengan fenomena yang merugikan (Nijenhuis, 2015). Secara keseluruhan, traumatic experience didefinisikan sebagai fenomena yang menyebabkan cedera secara fisik dan psikologis yang merupakan efek dari gabungan respon otak, tubuh, dan lingkungan.

Aspek-Aspek Traumatic Experience

Berikut beberapa aspek yang ada dalam Traumatic Experience Checklist (TEC) menurut Nijenhuis, dkk (2002) :

1. Bodily Threat from a Person or Intense Pain

Aspek ini terdiri dari dua indikator perilaku yakni pengalaman bodily threat (perilaku disakiti atau dihukum secara tidak wajar) dan intense pain (ketika individu mengalami peristiwa membahayakan dalam hidup). Dalam aspek ini juga termasuk ketika individu mengalami kecelakaan, cedera, atau operasi yang membahayakan nyawanya. Selain itu, intimidasi yang dilakukan oleh orang lain atau perilaku menyakiti dengan sengaja termasuk dalam aspek ini karena dapat menyebabkan seseorang mengalmi ketakutan dan kekhawatiran hingga peristiwa traumatis.

2. Emotional Neglect

Pada saat masa kanak-kanak, individu pernah ditinggalkan sendirian oleh orangtua dan saudaranya sehingga tidak mendapatkan afeksi yang cukup (kebutuhan afeksi tidak terpenuhi dengan baik).

3. Emotional Abuse

Seseorang yang mengalami emotional abuse, dalam hidupnya pernah diremehkan atau dihina sehingga mempengaruhi kondisi emosionalnya dan dapat meninggalkan efek trauma jangka panjang.

4. Physical Abuse

Dalam masa hidupnya, individu pernah mengalami kekerasan fisik sehingga menimbulkan luka fisik atau luka batin. Luka yang ditimbulkan akibat peristiwa ini juga dapat meninggalkan efek traumatis pada individu.

5. Sexual Abuse

Aktivitas seksual yang tidak diinginkan dengan melibatkan kontak fisik ataupun non-fisik seperti mendapat paksaan melakukan aktivitas seksual dengan berhubungan intim atau menyentuh dan disentuh pada bagian tubuh tertentu, sehingga menimbulkan efek traumatis pada individu. Aktivitas seksual non-fisik yang dapat terjadi bisa berupa pelecehan secara tidak langsung yang dilakukan oleh orang lain.

Faktor Penyebab Traumatic Experience

Peristiwa traumatis atau traumatic experience dapat terjadi karena adanya beberapa kejadian, baik karena peristiwa alam ataupun dampak dari perilaku lingkungan sekitarnya. Bencana alam seperti tsunami, gempa, banjir, kebakaran, kecelakaan ataupun erupsi gunung merapi bisa menjadi salah satu penyebab seseorang pernah mengalami traumatic experience dalam hidupnya. Namun, menurut Resic, Monson, & Gutner (2007, dalam Latipun, 2014) menyebutkan bahwa peristiwa traumatik yang terjadi karena faktor alam biasanya memberikan efek yang lebih kecil terhadap prevalensi post traumatic stress disorder , hal ini berbanding terbalik jika peristiwa traumatik dilakukan karena perbuatan manusia.

Peristiwa traumatik yang dilakukan karena perbuatan manusia antara lain seperti kekerasan fisik maupun seksual hingga pengabaian atau neglect. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nijenhuis, dkk (2002) ada beberapa tipe kejadian yang berpotensi tergolong menjadi peristiwa traumatik yakni kehilangan orang terdekat, pengalaman perang, pernah mengalami peristiwa yang mengancam karena penyakit atau serangan tertentu, pengabaian emosional, pelecehan fisik, kekerasan seksual, dan trauma seksual.