Apa yang Dimaksud dengan pendekatan Politik Teori Pilihan Rasional?

Banyak hal dalam kehidupan ini untuk berbagai cara agar mendapatkan suatu keuntungan. Dalam menghadap suatu putusan yang berakhir antara Menguntungkan atau merugi manusia perlu menentukan pilihan agar tidak mendapatkan kerugian. Dalam kehidupan berpolitik tentunya semua dihadapkan dalam suatu pilihan dan suatu keputusan. Selaras dengan itu manusia selalu ingin mendapatkan seuatu keuntungan.

Teori pilihan rasional merupakan suatu pendekatan pada studi mengenai institusi. Lembaga tercipta karena masyarakat sangat membutuhkan lembaga. Mengapa lembaga sangat dibutuhkan? alasanya lembaga ada untuk membuat kerjasama dalam hidup. Apabila lembaga tidak ada, individu akan kacau dan tidak dapat hidup tentram.

Teori ini juga pada akhirnya akan mencangkup kepada tiga pertanyaan yaitu apakah dampak dari institusi, kenapa institusi dibutuhkan, serta mengenai institusi yang khusus/unik termasuk kemampuan bertahannya. Pilihan rasional, mempelajari bagaimana lembaga membatasi berbagai interaksi diantara aktor-aktornya, pilihan yang tersedia untuk aktor tertentu, struktur informasi dan keyakinan aktor, serta imbalan untuk individu dan kelompok. Berdasarkan asumsi ini, teori pilihan rasional merupakan pilihan bagi para aktor untuk mencapai tujuan dan preferensi mereka. Aktor akan membuat pilihan dalam keterbatasan lembaga. Teori pilihan rasional memberikan fokus kepada perilaku para aktor yang jarang sekali diberikan oleh pendekatan institusi yang lainnya.

Pilihan rasional melihat lembaga sebagai aturan formal dan informal dari sebuah permainan. Aturan formal permainan berupa peraturan dan undang-undang , sedangkan lembaga informal berbentuk norma-norma dan konvensi yang diterima oleh kelompok-kelompok tertentu (North 1990). Terdapat 3 tema dalam Teori Pilihan Rasional, tema yang pertama membahas mengenai beberapa cara teoritis lembaga-lembaga yang dijelaskan oleh teori pilihan rasional. Tema kedua melihat kemajuan dalam memahami apa yang disebut lembaga terstruktur dan tidak terstruktur. Tema ketiga terfokus pada keterbatasan teori pilihan rasional. Ketiga tema tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam bahasan berikut ini:

Interprestasi Lembaga

Interprestasi lembaga adalah pandangan Rational Choice terhadap peranan lembaga dalam faktor-faktor pengaruh dari luar. Lembaga adalah sebuah wadah dimana ada aktor, dan alur yang membentuk sebuah strategi serta sebuah urutan di mana aktor memilih informasi yang mereka miliki ketika mereka membuat pilihan, dan hasil yang dihasilkan dari kombinasi pilihan yang sudah mereka tentukan. Interprestasi lembaga menjelaskan bahwa dalam sebuah organisasi adanya sebuah strategi permainan yang dilakukan oleh para aktornya yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang sudah mereka rancang.

Lembaga terstruktur dan tidak terstruktur

Kabinet parlementer, pengadilan yudisial, biro administrasi, badan pengawas, bank sentral, rezim pemilu, partai politik, pengadilan kerajaan, serta tentara merupakan lembaga yang terstruktur. Ada banyak variasi di antara segudang contoh dari lembaga-lembaga terstruktur lainya. Inilah yang menyebabkan kita untuk bersama-sama berpikir apakah membandingkan hal tersebut masuk akal. Sedangkan lembaga yang tidak terstruktur dapat digambarkan sebagai praktek yang diakui oleh pola mereka dan dilakukan terus menerus tetapi mereka lebih amorf dan implisit bukan diformalkan. Contohnya seperti norma, aktivitas koordinasi, pengaturan koperasi, dan kolektif. Pola-pola ini muncul secara informal dan sering tidak ditulis sebagai aturan yang resmi. Hal ini sering dikenal sebagai hal-hal yang selalu dilakukan di sini dan menjadi kebiasaan. Intinya mereka merupakan pola keseimbangan. Apabila tidak dilakukan akan mengganggu kestabilan lembaga tersebut.

Kesimpulan: “Keterbatasan” Lembaga Pilihan Rasional

Banyak analisis dalam program ini benar-benar praktik dari apa yang diajarkan. Sadar diri dan batas diri adalah bagian tak terpisahkan dari program ini, sehingga dapat kita simpulkan bahwa kita dapat melakukan penelitian ini sejak dahulu kala. Karena proses kelembagaan telah terlibat sejak awal, walaupun banyak perbedaan dengan yang sekarang. Dan tentu saja teori ini memiliki berbagai keterbatasan. Mungkin yang paling jelas adalah rasionalitas terikat (Simon, 1957, 1969; Cyert dan Maret 1963).

Yang kedua adalah munculnya perilaku ekonomi dan metodologi yang terkait dengan itu.

Lalu yang ketiga adalah biaya transaksi ekonomi. Keempat adalah narasi analisis, perilaku mereka mengungkapkan tingkat aspirasi, aturan praktis, keputusan sendiri, pemberhentian aturan, dan perilaku tidak pernah puas terhadap apa yang telah tercapai.

Perilaku Ekonomi merupakan cabang dari pilihan rasional, meneliti apa yang terjadi di pasar dan perusahaan ketika agen individu dibatasi. biaya transaksi ekonomi , unit dasar analisisnya adalah transaksi dan lembaga yang isinya sebuah kontrak. Hal ini difokuskan pada kemahalan mencari mitra transaksi, menyusun perjanjian, mengantisipasi kontingen yang relevan dengan perjanjian, merancang mekanisme dalam perjanjian yang baru, kepolisian dalam menegakkan kepatuhan, serta berurusan dengan pelanggaran.

Sumber
Coleman James S.1992.Rational Choice Theory. New York: Macmillan Publishing Company.