Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Tematik?

Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.

Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Tematik?

Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Pengertian Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Hamalik, 2008).

Kurikulum yang digunakan dijenjang Sekolah Dasar saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang menggunakan kurikulum tematik, mampu mengintegrasikan beberapa macam mata pelajaran menjadi satu tema.

Pembelajaran Tematik diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Daryanto, 2014).

Pembelajaran tematik memiliki arti penting didalam pembelajaran. Hal ini yang membuat pembelajaran tematik menjadi unik dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya.

Menurut Daryanto (2014) pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif sehingga siswa mampu memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

Pembelajaran tematik juga menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan serta mengembangkan ketrampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Karakteristik Pembelajaran Tematik


Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, Pembelajaran Tematik memiliki karakteristik-karakteristik yang membuat pembelajaran Tematik menjadi lebih baik untuk dapat diterapkan pada pembelajaran yang ada di kelas. Adapun karakteristik pembelajaran Tematik menurut Daryanto (2014) sebagai berikut:

  1. Berpusat kepada siswa.
    Pembelajaran Tematik berpusat kepada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

  2. Memberikan pengalaman langsung.
    Pembelajaran Tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

  3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
    Dalam pembelajaran Tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat dan berkaitan dengan kehidupan siswa.

  4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
    Pembelajaran Tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Siswa mampu memahami konsep- konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam keidupan sehari-hari.

  5. Bersifat fleksibel.
    Pembelajaran Tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

  6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
    Siswa diberi kesempatan untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

  7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
    Karakteristik siswa Sekolah Dasar yang senang bermain membuat pembelajaran tematik ini dapat diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memiliki prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan untuk siswa.

Manfaat Pembelajaran Tematik


Setiap model pembelajaran yang diterapkan, pastinya memiliki beberapa manfaat. Menurut Daryanto (2014) manfaat pembelajaran tematik, yakni:

1.) Penggabungan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

2.) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi atau materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.

3.) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.

4.) Adanya pemaduan antar mata pelajaran, membuat penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang khas bagi anak usia dini dari jenjang pendidikan prasekolah sampai kelas-kelas rendah sekolah dasar. Peserta didik pada kelas rendah perkembangan kecerdasannya sangat pesat dan melihat segala sesuatu satu keutuhan serta serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana.

Hadi Subroto (Trianto, 2011) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman bermakana bagi siswa.

Fungsi Tema Dalam Pembelajaran Tematik

Dalam pembelajaran tematik, tema digunakan untuk menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna, peran tema yang lain adalah agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas serta menciptakan materi yang terintegrasi.

Dewey (Asri, 2006) memberikan alasan perlunya pengintegrasian berbagai materi pelajaran ke dalam pembelajaran, karena didalam kehidupan manusia sebagaian besar masalah dan pengalamannya adalah bersifat interdisipliner.

Karakteristik Pembelajaran Tematik

Rusman (2011:258) mengemukakan karakteristik pembelajarn tematik adalah sebagai berikut :

  1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu meberikan kemudahankemudahan pada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

  1. Meberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa ( direct experiences ). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebgai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

  1. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antarmata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

  1. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memcahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehdupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

  1. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

  1. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik

Dalam penerapan pembelajaran tematik perlu diperhatikan dengan benar mengenai prinsip-prinsip yang mendasarinya sehingga dapat menghindari terjadimya kesalahan pada pelaksanaannya didalam kegiatan belajar mengajar. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

1. Prinsip Penggalian Tema

Dalam penggalian tema sebaiknya difokuskan pada kebutuhan dan minat siswa, agar siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran serta tema sebaiknya dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Dalam penggalian tema perlu memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

  • Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan anak.

  • Kesederhanaan, artinya tma hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana, ke tema-tema yang lebih rumit bagi anak.

  • Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat anak kepada tema-tema yang kurang menarik minat anak.

  • Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar anak (sekolah) yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung, hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu. (Abdul Majid, 2011)

2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Dalam pembelajaran tematik peran guru sangat penting, guru tidak hanya sekedar memberikan ceramah namun juga sebagai fasilitator bagi peserta didiknya, guru harus mampu terlibat dalam seluruh rangkaian proses pembelajaran, tidak hanya itu guru juga harus mampu menjadi mediator bagi peserta didiknya. Berdasarkan hal tersebut maka Prabowo (Trianto, 2011) mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut ;

  • Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar;

  • Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok;

  • Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.

3. Prinsip Evaluasi

Pada dasarnya evaluasi digunakan untuk mengetahui hasil pencapaian terhadap sesuatu dengan standar yang telah ditentukan. Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2011) mengemukakan langkah yang positif terkait dengan evaluasi yaitu

  • Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri ( self-evaluation/self-assessment ) di samping bentuk evaluasi lainnya;

  • Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

4. Prinsip Reaksi

Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna (Trianto,2011). Maka guru dituntut agar mampu merencanakan pembelajaran dan melaksanakannya dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara menyeluruh dengan pembelajaran tematik maka dapat memungkinkan hal tersebut bisa dilakukan, karena guru dapat merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

Model Pengembangan Pembelajaran Tematik

Isniatun Munawaroh (2011) mengemukakan dari sekian banyak model integrasi pembelajaran yang ada, terdapat tiga model integrasi pembelajaran yang digunakan untuk pengembangan pembelajaran tematik di Indonesia yaitu :

1) Jaring laba-laba ( webbed )

Pada model webbed pendekatannya menggunakan tematik sehingga tema digunakan sebagai sarana pemersatu beberapa materi pelajaran yang pertama kali dilakukan adalah menemukan tema yang akan digunankan, selanjutnya dengan memperhatikan keterkaitan mata pelajaran yang dipadukan maka dikembangkanlah sub tema dari tema yang telah ditemukan.

2) Keterpadun ( integrated )

Model keterpaduan adalah model pengembangan pembelajaran tematik yang meggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini membutuhkan keterampilan dari seorang guru baik dari segi perencanaan maupun pelaksanaannya, karena guru harus menemukan ketumpang tindihan dari setiap materi bidang studi dalam satu semester.

3) Keterhubungan ( connected )

Model keterhubungan, pada prinsipnya mengupayakan dengan sengaja adanya keterhubungan konsep, keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang studi. Pada model ini, siswa tidak terlatih untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena pada model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja.