Apa yang dimaksud dengan pembelajaran Metode Pembelajaran Luar Kelas?

pembelajaran

Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

Kajawati (1995) menyatakan bahwa metode outdoor study atau metode di luar kelas adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui outdoor study lingkungan luar kelas dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. (Muslisch, M, 2009)

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru agar metode pembelajaran di luar kelas (OutDoor Study) berhasil dengan baik diantaranya adalah :

  • mampu mengidentifikasi objek outdoor study yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,

  • membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan outdoor study,

  • mampu mempersiapkan bahan dan alat akan digunakan dalam kegiatan,

  • mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing aktivitas siswa selama melaksanakan kegiatan,

  • mampu menilai kegiatan outdoor study.

Langkah-langkah Pembelajaran Luar Kelas


Langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran di luar kelas:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah :

  • Penentuan tujuan dan sasaran yang dituju; Tahap ini dengan terencananya tujuan dan sasaran yang dituju diharapkan dengan melaksanakan metode Outdoor Study siswa mampu menggali ide-ide kreativitas siswa dalam mengungkapkan gagasan.

  • Aspek-aspek yang akan diselidiki; Aspek-aspek yang akan diselidiki didasarkan pada materi yang disesuaikan, sebelumnya pembentukan kelompok, serta bimbingan pengarahan kerja.

  • Peralatan; Peralatan yang harus dibawa misal buku, pensil.

  • Tenaga Pendamping; Tenaga pendamping yang akan membimbing siswa serta mengawasi siswa dalam kegiatan pembelajaran di luar kelas adalah guru.

  • Objek pengamatan dan waktu; Penentuan lokasi disini sangat diperhatikan misal akan menjadikan halaman sekolah sebagai sumber belajar dan sebelum pelaksanaan waktu yang tepat juga harus direncanakan sebaik mungkin.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah kunjungan lokasi, pengajuan masalah, kerja kelompok dan monitoring kerja.

3. Tahap Pelaporan dan Improvisasi

Pada tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah presentasi, diskusi dan evaluasi. (Surakhmad, 1991).

Kelebihan dan Kelemahan


Keunggulan metode pembelajaran di luar kelas (outdoor study) :

  1. Pembelajaran di ruang terbuka memberi anak kebebasan untuk belajar dengan menggunakan semua indra, dan dapat mendorong pola pikir kreatif dan imajinatif.
  2. Pembelajaran di ruang terbuka membantu memperbaiki kemampuan belajar, prilaku dan pemahaman anak di dalam kelas .
  3. Dapat menumbuhkan rasa senang, percaya diri, harga diri, pengendalian diri dan motivasi terhadap objek tertentu.
  4. Memberikan masukan terhadap program sekolah.
  5. Mendekatkan siswa dengan lingkungan sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang kuat, praktis.

Dari penjelasan di atas dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran di luar kelas akan mendorong terjadinya proses belajar dan memberikan pengalaman siswa secara nyata. Menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar, lebih berkonsentrasi pada materi, membuat daya pikir siswa lebih berkembang, suasana belajar lebih nyaman, siswa lebih dapat memahami materi pelajaran, siswa lebih berani mengemukakan pendapat dan membuat siswa lebih aktif.

Kelemahan metode pembelajaran luar kelas (outdoor study) antara lain :

  1. Memerlukan waktu yang cukup lama.

  2. Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktivitas siswa.

  3. Jika tidak terkontrol maka siswa bermain sendiri daripada belajar.

Pengembangan sikap positif dan menyenangkan


Pengembangan sikap positif dan menyenangkan siswa terhadap program pembelajaran di luar kelas yaitu :

  1. Keingintahuan. Doronglah siswa untuk bereksplorasi menggunakan semua indranya. Ajukan berbagai pertanyaan dan bangkitkan kekaguman dan keingintahuan tentang alam dalam dirinya.

  2. Kesenangan. Belajar di luar kelas harus selalu menyenangkan.

  3. Fleksibilitas. Bersikap spontan, tunjukkan respon terhadap beragam penemuan dan kejadian yang dialami siswa. Guru juga harus siap jika sewaktu-waktu cara pembelajaran berubah dari yang sudah direncanakan.

  4. Panutan. Tunjukkan antusiasme guru dan sebisa mungkin terlibatlah dalam setiap aktivitas. Ajari siswa supaya selalu merujuk ke buku atau panduan lapangan.

Manfaat


Manfaat dari pembelajaran luar kelas yaitu :

  1. Kesenangan.
  2. Membangun kepercayaan diri dan harga diri.
  3. Meningkatkan kesadaran sosial dan lingkunagan.
  4. Mempelajari berbagai keterampilan baru.
  5. Meningkatkan kesegaran dan kebugaran tubuh.
  6. Meningkatkan pencapaian akademik. (Barron, P, 2009)

Metode Pembelajaran Luar Kelas

Pembelajaran di luar kelas (Outdoor Study) adalah kegiatan menyampaikan suatu pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Outdoor Study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dan dikembangkan oleh pendidik yang merupakan perpaduan antara belajar di dalam kelas dan belajar di luar ruangan kelas serta bertujuan untuk mengarahkan siswa ketika belajar di luar ruangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar atau alam terbuka (Vera A, 2012).

IPA menerapkan pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung dengan alam sekitar serta mendorong siswa untuk aktif dan mempunyai rasa ingin tahu. Dengan demikian pembelajaran IPA merupakan kegiatan penemuan terhadap permasalahan alam sekitarnya atau yang biasa disebut dengan istilah pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tersebut meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan menyajikan. Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, serta memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar (Priest, 1986).

Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku.

Lingkungan sangat penting pengaruhnya terhadap pemerolehan siswa akan pelajaran yang sedang dipelajari, karena belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Menurut Slameto (2003) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pengalaman yang didapatkan siswa dari hasil pembelajaran di luar kelas akan berdampak lebih panjang pada siswa, karena dengan mengamati, mendengar, dan merasakan secara langsung fenomena yang terjadi di lingkungan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, (Paisley,et.al., 2008). Ditambahkan oleh Neil J.T & Richards G.E (1998) bahwa pembelajaran di luar kelas dapat meningkat kepercayaan diri, meningkatkan pengetahuan diri, lebih mampu bekerja dalam tim dengan orang lain, menjadi lebih terbuka dan peduli, memiliki hidup baru, dan sebagainya.

Pengalaman langsung yang didapatkan siswa dengan mengamati limbah/sampah yang ada di lingkungan sekolah, akan memberikan pengalaman belajar yang diperoleh siswa melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, melihat dan proses merasakan bentuk dan tekstur limbah/sampah. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya.

Menurut Bogner (2002) pembelajaran di luar kelas dapat mengubah persepsi siswa terhadap lingkungan dan meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan . Pengalaman masa kecil belajar di alam menjadi faktor kunci dalam pengembangan sikap remaja terhadap alam dan lingkungan. Untuk itu agar siswa peduli terhadap alam dan lingkungan tampaknya membutuhkan keakraban dengan alam dan ekosistem yang sebenarnya, dan hal tersebut tidak didapatkan jika pembelajaran berlangsung hanya di dalam kelas.

Karakteristik pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber adalah , siswa dibawa keluar kelas untuk mengobservasi lingkungan sekolah yang berkaitan dengan penerapan konsep penanganan limbah. Dalam hal ini lingkungan sekolah yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti green house, komposter, dapur, kantin, halaman parkir, halaman sekolah, taman sekolah, dan sebagainya. Sebelum mengobservasi lingkungan, guru sudah memberikan panduan/pedoman berupa lembar kerja siswa (LKS) yang berisi tentang apa saja yang harus dilakukan sehingga pada saat mengobservasi lingkungan siswa tidak kebingungan dan tidak sekedar hanya jalan-jalan ke luar kelas saja. Setelah mengobservasi lingkungan, siswa kembali ke dalam kelas untuk mendiskusikan dengan kelompoknya dan merancang proyek yang akan dibuat.