Apa yang dimaksud dengan Pedoman pengobatan pemberian obat?

Pedoman Pengobatan

Pedoman Pengobatan merupakan suatu perangkat ilmiah yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pengobatan. Pedoman pengobatan hanya memuat pilihan obat utama dan alternatif yang telah terbukti memberikan manfaat yang maksimal bagi pasien dengan risiko yang minimal.

Pemakaian obat yang didasarkan pada pedoman pengobatan akan memberi manfaat yang lebih besar bagi pasien dibanding risikonya.

Apa yang dimaksud dengan Pedoman pengobatan pemberian obat ?

Untuk menunjang upaya pemakaian obat yang rasional maka dikembangkan Pedoman Pengobatan, yaitu suatu perangkat ilmiah yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pengobatan. Pedoman pengobatan hanya memuat pilihan obat utama dan alternatif yang telah terbukti memberikan manfaat yang maksimal bagi pasien dengan risiko yang minimal. Dengan demikian pemakaian obat yang didasarkan pada pedoman pengobatan akan memberi manfaat yang lebih besar bagi pasien dibanding risikonya.

Pedoman pengobatan adalah petunjuk terapi yang mengacu pada berbagai penelitian mengenai masing-masing penyakit. Dalam pedoman pengobatan terkandung pilihan-pilihan terapi yang paling dianjurkan untuk masing-masing penyakit tersebut serta kemungkinan terapi alternatifnya.

Sehingga Pedoman Pengobatan mengandung pengertian sebagai petunjuk pengobatan (baik farmakoterapi maupun non-farmakoterapi) yang paling dianjurkan untuk masing-masing penyakit dan telah terbukti secara ilmiah memberi manfaat terapi yang maksimal dan risiko yang minimal untuk sebagian besar masyarakat serta paling ekonomis.

Pedoman pengobatan pada dasarnya menganjurkan pilihan terapi utama dan alternatif yang sudah terbukti manfaat (efficacy) dan keamanannya (safety) untuk masing masing kondisi penyakit.

Pedoman pengobatan diperlukan untuk beberapa alasan, antara lain:

  1. Prinsip terapi harus selalu didasarkan pada hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pedoman Pengobatan dengan demikian merupakan representasi terapi yang merujuk pada hasil penelitian terkini tentang efficacy (manfaat), safety (keamanan), dan economy (biaya terapi).

  2. Setiap penyakit pasti mempunyai terapi utama/pilihan yang paling dianjurkan (drug of choice) maupun terapi alternatif. Dalam situasi terapi utama tidak dapat dilakukan (misalnya karena reaksi hipersensitivitas), maka terapi alternatif harus dipilih. Dan pilihan inipun harus mengacu pada hasil penelitian terbaru.

  3. Penentuan keputusan pengobatan oleh seorang dokter yang hanya didasarkan pada pengalaman praktek sudah harus ditinggalkan. Paradigma baru ilmu kedokteran adalah evidence based medicine (EBM). Dengan paradigma baru ini setiap keputusan terapi harus didasarkan pada bukti ilmiah terkini. Keputusan terapi yang didasarkan pada selera pribadi (individual preference) mengakibatkan pola peresepan antar praktisi medik menjadi sangat beragam, meskipun untuk diagnosis yang sama.

  4. Pola peresepan seorang dokter terhadap satu kondisi penyakit tertentu juga sangat beragam, dalam arti bahwa belum tentu pasien pasien dengan diagnosis yang sama akan memperoleh jenis pengobatan yang sama.

Pedoman pengobatan adalah petunjuk terapi yang mengacu kepada berbagai penelitian mengenai masing-masing penyakit. Dalam pedoman pengobatan terkandung pilihan-pilihan terapi yang paling dianjurkan untuk masing-masing penyakit tersebut serta kemungkinan terapi alternatifnya, sehingga pedoman pengobatan mengandung pengertian sebagai petunjuk pengobatan yang baik farmakoterapi maupun non farmakoterapi paling dianjurkan, untuk masing-masing penyakit dan telah terbukti secara ilmiah memberikan manfaat terapi yang maksimal dan risiko yang minimal untuk sebagian besar masyarakat serta paling ekonomis.

Anggapan yang keliru tentang pedoman pengobatan:

Tabel Anggapan Keliru tentang pengobatan
image

Tujuan Pedoman Pengobatan

Tujuan pedoman pengobatan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa hal, yaitu dari segi-segi berikut ini :

  1. Segi mutu pelayanan pengobatan
    Penatalaksanaan pasien yang dapat dipertangungjawabkan mutunya adalah yang berdasarkan Evidence Base Medicine (EBM) karena didasarkan pada bukti ilmiah terkini.
    Pedoman pengobatan hanya memuat obat pilihan yang paling tepat untuk masing-masing penyakit. Oleh sebab itu penggunaan pedoman pengobatan secara benar untuk tatalaksana penyakit di unit pelayanan kesehatan akan meningkatkan mutu pelayanan pengobatan.

  2. Segi standar profesi
    Pedoman pengobatan selalu diperbarui sesuai dengan temuan dan informasi mutakhir mengenai pengobatan. Disini pedoman pengobatan bertujuan untuk tetap menjaga standar profesi pada tingkat yang setinggi-tingginya. Pedoman pengobatan pada umumnya diputuskan atas kesepakatan para ahli kedokteran dan mempunyai prinsip memberi manfaat yang maksimal dengan resiko yang minimal bagi pasien. Pedoman pengobatan disusun dengan mempertimbangkan segi manfaat terhadap risiko (benefit- risk) dan segi manfaat terhadap biaya (cost- benefit). Karena itu menggunakan pedoman pengobatan berarti memilih pengobatan yang paling menguntungkan.

  3. Segi pengamanan hukum
    Pedoman pengobatan secara tidak langsung mempunyai kekuatan hukum, oleh karena disusun atas kesepakatan para ahli dan merupakan standar profesi dalam melakukan pengobatan. Jika pengobatan dilakukan berdasarkan pedoman yang ada, maka dalam keadaan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, status hukumnya adalah syah dan menjadi tanggung jawab profesi. Sebaliknya jika terjadinya hal yang tidak diinginkan karena proses pengobatan tidak mengacu pada pedoman pengobatan yang ada, maka tuntutan hukum yang timbul menjadi tanggung jawab individu.

  4. Segi logistik
    Dengan adanya pedoman pengobatan maka perkiraan kebutuhan obat dalam satu periode tertentu akan lebih tepat, disamping karena kebutuhan obat utama masing-masing penyakit dapat diperkirakan lebih rinci juga menghindari pemakaian obat yang tidak perlu.

  5. Kebijakan obat
    Jika pedoman pengobatan ditaati secara konsisten, maka hanya obat-obat yang paling dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat saja yang akan tersedia. Hal ini untuk menghindari konsumsi obat-obat yang masih diragukan atau tidak terbukti kemanfaatannya.

  6. Segi pengelolaan obat
    Kesediaan obat akan lebih terjamin bila menggunakan pedoman pengobatan. Dana yang tersedia hanya digunakan untuk obat- obatan yang perencanaan benar-benar dibutuhkan.

    Penggunaan pedoman pengobatan secara langsung juga bertujuan untuk mengoptimalkan alokasi biaya pengobatan, sehingga dengan demikian juga menekan beban biaya obat yang sebenarnya tidak perlu dikonsumsi karena tidak pernah dianjurkan dalam pedoman yang ada.

Manfaat Pedoman Pengobatan

Dengan adanya pedoman pengobatan maka beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain :

Untuk pasien

  • Hanya pengobatan yang paling bermanfaat, aman dan ekonomis yang diterima oleh pasien.
  • Keanekaragaman pengobatan antar dokter dapat dikurangi sehingga tidak menimbulkan kebingungan bagi pasien. Hal ini secara tidak langsung juga akan meningkatkan ketaatan pasien.
  • Pasien hanya akan menerima obat yang paling diperlukan, sehingga ketersediaan obat dapat lebih terjamin dan biaya obat terjangkau.
  • Pasien menerima pengobatan dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk dokter

  • Dengan adanya kesepakatan profesional untuk masing- masing penyakit maka hanya ada alternatif pengobatan yang paling bermanfaat, aman dan ekonomis.
  • Dokter dapat lebih memusatkan perhatian pada proses pembuatan diagnosis.
  • Mutu peresepan lebih terjamin.
  • Mutu pelayanan pengobatan lebih baik.
  • Memungkinkan evaluasi, supervisi dan monitoring praktek peresepan.
  • Memberikan pengamanan hukum.
  • Mutu pelayanan kesehatan terjamin.
  • Puskesmas lebih dipercaya oleh masyarakat karena dapat memberi pelayanan kesehatan yang bermutu.

Untuk pengelolaan suplai obat

  • Suplai obat untuk setiap penyakit lebih terjamin.
  • Perkiraan kebutuhan obat dapat lebih mendekati kebutuhan riil berdasarkan epidemiologi penyakit, sehingga mengurangi risiko kekurangan obat di unit pelayanan kesehatan.
    Untuk pemegang kebijakan kesehatan
  • Pedoman pengobatan bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan pengobatan.
  • Pengendalian biaya, sehingga anggaran obat dapat dimanfaatkan secara lebih efektif.
  • Memungkinkan untuk menjalankan program-program khusus, misalnya diare, ISPA, TBC, dan malaria di unit-unit pelayanan kesehatan secara massal.

Aspek hukum pedoman pengobatan

Pedoman pengobatan dibuat bukan saja untuk memberi arahan terhadap suatu pilihan pengobatan yang paling tepat bagi pasien, tetapi juga menjaga standar keprofesian, karena pedoman pengobatan senantiasa dibuat atas dasar berbagai pertimbangan ilmiah dan juga merupakan kesepakatan berbagai ahli yang relevan dan kompeten.

Melakukan pengobatan berdasarkan pedoman yang ada dengan demikian tidak saja menjaga mutu keprofesian tetapi juga memberi status hukum yang jelas dan dapat diterima. Dengan menerapkan pedoman pengobatan yang ada dalam praktek maka paling tidak seorang dokter telah mengikuti prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum.

Jika oleh suatu sebab seorang pasien melakukan tuntutan terhadap dokter karena dampak negatif dari pengobatan yang diterima, maka kedudukan dokter disini ditentukan oleh beberapa hal, antara lain :
Apakah diagnosis penyakit telah ditegakkan secara benar, sesuai dengan temuan temuan yangdidapat selama pemeriksaan ?

Jika diagnosis benar, apakah pilihan pengobatan beserta prosedurnya telah sesuai dengan standar yang telah diterima secara ilmiah. Singkatnya, apakah prosedur yang diberikan telah sesuai dengan pedoman pengobatan yang ada/berlaku.

Dalam hal dokter telah melakukan pengobatan sesuai dengan prosedur (pedoman pengobatan) yang ada, maka kedudukan hukum pengobatannya adalah kuat dan sah. Tetapi jika tidak sesuai dengan pedoman pengobatan yang ada, maka diperlukan pembuktian secara ilmiah apakah prosedur yang dilakukan dapat diterima secara medik. Untuk hal yang terakhir ini tidak jarang dokter berada pada posisi yang lemah, karena selanjutnya tergantung kesaksian dari saksi ahli yang ditunjuk untuk itu.
Namun demikian, bukanlah berarti bahwa dengan melakukan pengobatan sesuai dengan pedoman yang ada akan selalu dianggap terbebas dari segala bentuk tuntutan hukum. Dalam penerapannya tetap diperlukan pertimbangan pertimbangan medik berdasar standar keprofesian yang tertinggi.

Kriteria penyusunan pedoman pengobatan

Agar dapat dicapai tujuan yang optimal, maka syarat syarat pedoman pengobatan adalah sebagai berikut :

  • Hanya memuat beberapa hal yang paling pokok dari suatu diagnosis (gejala dan tanda utama), jenis obat, dosis, cara, frekuensi dan lama pemberian serta alternatif pengobatan yang dianjurkan.
  • Isi pedoman pengobatan harus dapat diandalkan dan dipercaya karena didasarkan pada sumber-sumber ilmiah yang layak dan telah ditelaah secara mendalam oleh berbagai ahli yang relevan dan kompeten .
  • Pengobatan dipilih berdasarkan EBM (Evidence- Based Medicine).
  • Dibuat secara jelas, praktis dan sederhana agar mudah difahami dan diikuti oleh para dokter.
  • Hanya mencakup penyakit-penyakit yang paling umum dijumpai dalam praktek sehari-hari.
  • Isi pedoman pengobatan disesuaikan dengan masing- masing tingkat pelayanan mengingat berbedanya tingkat kemampuan masing-masing.
  • Isi pedoman pengobatan tidak saling bertentangan tetapi saling terkait dan mendukung antar berbagai pusat pelayanan dan pusat rujukan.
  • Dibuat dalam format dan bentuk yang praktis agar dapat dimanfaatkan secara mudah oleh pemakainya setiap saat diperlukan.
  • Harus bersifat dinamis. Artinya selalu dievaluasi ulang secara periodik berdasarkan informasi mutakhir yang ada.
  • Diperkenalkan secara luas kepada calon pemakainya disertai himbauan agar digunakan semaksimal mungkin.

Bagaimana menggunakan pedoman pengobatan

  • Setelah diujicobakan dan direvisi, maka materi pedoman pengobatan yang disepakati dicetak dalam bentuk yang praktis, misalnya buku saku, leaflet atau lembaran yang dapat ditempel di kamar periksa.
  • Dilakukan pelatihan mengenai tata cara penggunaan pedoman pengobatan.
  • Seyogyanya ada anjuran yang bersifat instruktif tentang pelaksanaannya.
  • Dalam hal pengobatan, dokter lebih mengkonsentrasikan diri pada kemampuan diagnosis terutama penyakit-penyakit utama karena alternatif pengobatan terbaik sudah tersedia.
  • Dilakukan pemantauan serta supervisi secara berkala untuk menilai pelaksanaan pedoman pengobatan, jika ditemukan kekurangan segera dapat dilakukan penyempurnaan.

Sumber : Departemen Kesehatan RI