Apa yang dimaksud dengan pasien dengan Gangguan Perilaku kekerasan ?

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.

Apa yang dimaksud dengan pasien dengan Gangguan Perilaku kekerasan ?

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk penelantaran diri. Perilaku kekerasan pada orang adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk melukai atau membunuh orang lain.

Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting, dan semua yang ada di lingkungan. Pasien yang dibawa ke rumah sakit jiwa sebagian besar akibat melakukan kekerasan di rumah. Perawat harus jeli dalam melakukan pengkajian untuk menggali penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan selama di rumah.

Perilaku kekerasan merupakan bagian dari rentang respons marah yang paling maladaptif, yaitu amuk. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan (kebutuhan yang tidak terpenuhi) yang dirasakan sebagai ancaman. (Stuart dan Sundeen, 1991).

Amuk merupakan respons kemarahan yang paling maladaptif yang ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, yang individu dapat merusak diri sendiri, orang lain, atau lingkungan (Keliat, 1991).

RENTANG RESPONS MARAH

Rentang Respons Marah
Gambar Rentang Respons Marah

Keterangan:
Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain.
Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/terhambat.
Pasif : Respons lanjutan yang pasien tidak mampu mengungkapkan perasaan. Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol.
Amuk : Perilaku destruktif yang tidak terkontrol.

Karakteristik Pasif Asertif Amuk
Nada bicara • Negatif • Positif • Berlebihan
• Menghina diri • Menghargai diri sendiri • Menghina orang lain
• Dapatkah saya lakukan? • Saya dapat/akan lakukan • Anda selalu/tidak pernah?
• Dapatkah ia lakukan ?
Nada suara • Diam • Diatur • Tinggi
• Lemah • Menuntut
• Merengek
Sikap tubuh • Melorot • Tegak • Tegang
• Menundukan kepala • Relaks • Bersandar ke depan
Personal Space • Orang lain dapat masuk pada teritorial pribadinya • Menjaga jarak yang menyenangkan • Memiliki teritorial orang lain
• Mempertahankan hak tempat/teritorial
Gerakan • Minimal • Memperlihatkan gerakan yang sesuai • Mengancam, ekspansi gerakan
• Lemah
• Resah
Kontak mata • Sedikit/tidak ada • Sekali-sekali (intermiten) sesuai dengan kebutuhan interaksi • Melotot

GEJALA ATAU TANDA MARAH (PERILAKU)

  1. Emosi

    • Tidak adekuat
    • Tidak aman
    • Rasa terganggu
    • Marah (dendam)
    • Jengkel
  2. Intelektual

    • Mendominasi
    • Bawel
    • Sarkasme
    • Berdebat
    • Meremehkan
  3. Fisik

    • Muka merah
    • Pandangan tajam
    • Napas pendek
    • Keringat
    • Sakit fisik
    • Penyalahgunaan zat
    • Tekanan darah meningkat
  4. Spiritual

    • Kemahakuasaan
    • Kebijakan/kebenaran diri
    • Keraguan
    • Tidak bermoral
    • Kebejatan
    • Kreativitas terlambat
  5. Sosial

    • Menarik diri
    • Pengasingan
    • Penolakan
    • Kekerasan
    • Ejekan
    • Humor

Konsep Marah
Gambar Konsep Marah (Beck, Rawlins, Williams, 1986: 447 dikutip oleh Keliat dan Sinaga, 1991:8)

PROSES TERJADINYA AMUK

Amuk merupakan respons kemarahan yang paling maladaptif yang ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, yang individu dapat merusak diri sendiri, orang lain, atau lingkungan (Keliat, 1991).

Amuk adalah respons marah terhadap adanya stres, rasa cemas, harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa, dan ketidakberdayaan. Respons marah dapat diekspresikan secara internal atau eksternal. Secara internal dapat berupa perilaku yang tidak asertif dan merusak diri, sedangkan secara eksternal dapat berupa perilaku destruktif agresif.

Respons marah dapat diungkapkan melalui tiga cara yaitu

  1. mengungkapkan secara verbal,
  2. menekan, dan
  3. menantang.

Mengekspresikan rasa marah dengan perilaku konstruktif dengan menggunakan kata- kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan pada individu. Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku agresif dan menentang, biasanya dilakukan karena ia merasa kuat. Cara ini menimbulkan masalah yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan tingkah laku yang destruktif dan amuk.