Apa yang dimaksud dengan Parasomnia?

parasomnia

Apa saja parasomnia yang masuk ke dalam Parasomnia Non REM dan REM? Apa perbedaan mendasar dari keduanya? Dan bagaimana cara penatalaksanaannya?

Parasomnia adalah gangguan tidur dimana terjadi perilaku abnormal pada saat tertidur atau saat menuju atau dari tidur.

REM adalah Rapid Eye Movement, dimana mata seseorang bergerak dengan cepat, dan merupakan salah satu fase dalam tidur.

Perbedaan antara Parasomnia REM dan Non REM adalah pada fase Non REM, si penderita tidak bisa mengingat atau sulit mengingat perilaku abnormal yang dialaminya, sementara pada REM, penderita masih bisa mengingat gangguannya pada beberapa jenis parasomnia REM seperti Nightmare dan REM Sleep Behavioural Disorder.

Contoh dari Parasomnia Non REM:

  1. Confusional Arousal
    Sering terjadi pada anak dan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Pasien terbangun dalam keadaan bingung dan terdisorientasi. Bicaranya lambat, respon spontan, gangguan memori, agitasi, dan agresif. Bisa terjadi selama 5-15 menit.

  2. Sleep Walking
    Sering terjadi pada anak-anak. Seperti namanya, penderita akan berjalan dalam keadaan tidur, dan sulit dibangunkan.

  3. Sleep Terror
    Penderita terbangun sambil berteriak dan terlihat ketakutan dan/atau panik. Dapat berulang dan lama tiap episode 1-10 menit, juga dapat menyebabkan cedera fisik. Penderita tidak bisa mengingat mimpinya.

Contoh dari Parasomnia REM:

  1. Nightmare
    Mimpi buruk yang dapat menyebabkan penderita bangun dalam keadaan cemas, takut, marah, malu, atau jijik, dan penderita masih dapat mengingat mimpinya, tidak seperti Sleep Terror. Sering terjadi pada penderita PTSD.

  2. REM Sleep Behavioural Disorder
    Penderita bergerak dalam tidurnya, secara fisik berespon terhadap mimpinya. Disebabkan karena disinhibisi atonia otot.

  3. Sleep Eating or Drinking
    Penderita makan, minum, atau mempersiapkan makan dalam keadaan tertidur. Hal ini biasanya terjadi 2-3 jam setelah penderita tertidur. Terjadi saat bangkitan derajat tidur 3 dan 4.

  4. Sleep Talking
    Penderita bicara dalam tidurnya, seringkali ucapannya tidak koheren. Berhubungan dengan bangkitan cepat dari tidur non REM derajat 1 dan 2.

  5. Sleep Bruxism
    Penderita menggertakan gigi ketika tidur secara repetitive dengan peningkatan jumlah air liur. Dapat menunjukan adanya kelainan pada kontrol gerak dopaminergik bila terjadi hanya saat tidur.

Penatalaksanaan Parasomnia dapat dilakukan secara farmakologi, non farmakologi, konseling dan psikoterapi, serta sleep hygiene.

Pada penderita parasomnia non REM, diberikan obat golongan Benzodiazepam, sedangkan pada penderita parasomnia REM diberikan obat golongan trisiklik antidepresan. Atau bisa diberikan obat adjuvant atau alternative seperti clonidine, L-dopa, gabapentin, melatonin, dan pramipexole.

Penatalaksanaan non farmakologis diberikan untuk menjaga keamanan penderita, terutama pada parasomnia dengan gerakan (contoh: Sleep Walking). Kondisi rumah harus ditingkatkan keamanannya, menyingkirkan benda yang tajam atau berbahaya dan mengunci pintu agar penderita tidak membahayakan diri.

Konseling dan Psikoterapi diberikan karena banyak pasien dengan gangguan psikiatri memiliki gangguan tidur.

Sleep Hygiene adalah kebiasaan tidur yang baik untuk menghindari gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur. Beberapa di antaranya adalah menjaga agar keadaan dan suasana dalam kamar tidur nyaman, menghindari kafein, makan sebelum tidur, dan mengurangi tidur siang, serta menghindari rasa cemas dan frustasi.

Sumber:
Kuliah
DSM V- American Psychiatric Association