Apa yang dimaksud dengan Parafrase?

Parafrase

Parafrase adalah istilah linguistik yang berarti pengungkapan kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah maknanya.

Parafrase memberikan kemungkinan kepada sang penulis untuk memberi penekanan yang agak berlainan dengan penulis asli. Istilah parafrase berasal dari bahasa Inggris paraphrase, dari bahasa Latin paraphrasis, dari bahasa Yunani para phraseïn yang berarti “cara ekspresi tambahan”.

Parafrase merupakan salah satu cara meminjam gagasan/ide dari sebuah sumber tanpa menjadi plagiat. Menurut Kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, parafrase adalah “cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata yang berbeda agar membuatnya lebih mudah untuk dimengerti.”

Dengan kata lain pengutipan yang dilakukan dalam parafrase merupakan kutipan yang menggunakan kata-kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang sama. Selain membuat gagasan tersebut lebih mudah untuk dimengerti, parafrase dapat juga digunakan untuk menjaga koherensi dan keutuhan alur tulisan.

Menurut OWL purdue, parafrase didefinisikan sebagai berikut:

  1. Kemampuan seseorang untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam bentuk yang baru,

  2. Merupakan cara yang legal dan syah dalam meminjam gagasan orang lain,

  3. Sebuah pernyataan ulang (restatement) yang lebih lengkap dan detail dibandingkan dengan sebuah ringkasan.

Parafrase merupakan sebuah keahlian yang sangat berharga karena:

  1. Parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi dari sebuah paragraf atau tulisan yang kurang menonjol.

  2. Parafrase membantu penulis untuk mengontrol cobaan melakukan kutipan yang terlalu sering.

  3. Proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan sebuah prafrase membantu penulis untuk memahami sepenuhnya makna teks sumber yang akan ia sadur.

Setiap penulis memiliki dan mengembangkan tekniknya sendiri untuk mengembangkan keahlliannya dalam melakukan parafrase. Teknik tersebut bersifat unik. Bagi penulis pemula, ia perlu belajar mengembangkan keahlian membuat parafrase. Jika belum terbiasa melakukan parafrase, berikut ini adalah 6 langkah efektif dalam melakukan parafrase seperti yang diberikan oleh panduan OWL Purdue:

  1. Bacalah kembali teks sumber sampai kalian memahami benar isi teks tersebut

  2. Singkirkan teks/naskah asli tersebut dan tulislah ulang gagasan dalam teks tadi dalam sebuah kertas.

  3. Buatlah daftar beberapa kata dibawah parafrase kalian tadi untuk mengingatkan kalian kembali pada cara kalian memahami naskah asli tersebut. Di atas kartu catatan tadi, tuliskan kata kunci yang menunjukkan subjek atau tema parafrase kalian.

  4. Bandingkan tulisan parafrase kalian tadi dengan naskah aslinya untuk mengecek apakah semua gagasan, terutama gagasan yang penting telah tercantum dalam hasil parafrase tersebut.

  5. Gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus, terminologi, atau frase yang kalian pinjam dari naskah asli, dan yang kalian ambil sama pesis dengan naskah asli.

  6. Tuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan kalian sehingga ini mempermudah kalian untuk menuliskan sumber pustaka atau referensi, bila kalian bermaksud mengambil parafrase tersebut

Jika masih memiliki kesulitan dalam melakukan parafrase, maka mulailah berlatih dari tingkatan yang termudah terlebih dahulu, yakni membuat parafrase pada taraf kalimat. Jika kalian telah cukup mahir dalam melakukan parafrase kalimat, maka buatlah parafrase untuk sebuah paragraf. Berikut ini adalah contoh parafrase untuk tingkat kalimat terlebih dahulu:

Contoh 1:

kalimat asli : Sebuah kejutan di bidang realita maya (virtual reality) terjadi pada tahun 1961 dengan kemunculan Sensoramanya Heilig.
Parafrase : Hasil karya Heillig yang dikenal dengan nama Sensorama membawa perubahan yang signifikan dalam sejarah realita maya (krisnawati, 2000, hlm 55).

Contoh 2:

kalimat asli : Komputer mampu membawa orang ke tempat-tempat yang belum pernah bisa mereka kunjungi sebelumnya, termasuk ke permukaan planet lain.
Parafrase : Melalui komputer, orang dapat pergi ke tempat yang belum pernah mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57).

Sebagai pemula, parafrase diatas masih diijinkan. Namun jika kalian telah belajar dan memiliki keahlian melakukan parafrase, baik Booth maupun panduan dari OWL universitas Purdue menjelaskan bahwa parafrase yang sangat mirip dengan naskah aslinya masih dianggap sebagai melakukan plagiasi, sekalipun sumber aslinya dicantumkan disana. Ini merupakan hal yang sangat pelik dan memerlukan banyak latihan.

Sebagai contoh simaklah contoh 3 & 4 yang merupakan terjemahan dari contoh yang diberikan oleh Booth dan naskah panduan penulisan OWL Purdue.

Contoh 3:

Naskah Asli:
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian melakukan ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga kalian tidak menyadari jika kalian berpindah dari melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke malakukan plagiasi. Apapun tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap sebagai melakukan plagiasi, meskipun kalian telah menuliskan sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).

Paragraf dibawah ini dianggap hasil plagiasi karena parafrase yang sangat mirip dengan naskah aslinya:

Sangatlah sulit untuk mendefinisikan plagiasi saat ringkasan dan parafrase terlibat didalamnya, karena meskipun mereka berbeda, batas-batas keduanya sangatlah samar, dan seorang penulis mungkin tidak mengetahui kapan ia melakukan ringkasan, parafrase atau plagiasi. Meski demikian, parafrase yang sangat dekat dengan sumbernya diperhitungkan sebagai hasil plagiasi, meskipun sumber aslinya dicantumkan disana.

Contoh berikutnya menunjukkan parafrase yang berada diperbatasan antara plagiasi dan yang diijinkan:

Sangatlah sulit untuk membedakan antara ringkasan, parafrase dan plagiasi. Kalian berisiko melakukan plagiasi jika kalian melakukan parafrase yang sangat mirip, meskipun kalian tidak bermaksud untuk melakukan plagiasi dan mencantumkan sumber naskah aslinya.

Kata-kata dalam paragraf diatas masih dapat dilacak sumbernya oleh seorang pembaca yang teliti, jika ia pernah membaca sumber tersebut. Berikut ini adlah contoh parafrase yang aman dan tidak dianggap sebagai plagiasi:

Menuruth Booth, Colomb, dan Williams, penulis terkadang melakukan plagiasi tanpa mereka sadari karena mereka menggira melakukan ringkasan, saat mereka melakukan parafrase yang terlalu mirip dengan naskah asli, suatu aktifitas yang disebut plagiasi. Bahkan saat aktifitas tersebut dilakukan dengan tidak sengaja dan sumber pustakanyapun dituliskan.

Contoh 4:

Naskah Asli:

Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan langsung saat membuat catatan, sebagai akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan dalam tugas karya ilmiah (paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari manuskrip akhir yang diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung. Oleh sebab itu, kalian harus berusaha untuk membatasi jumlah penulisan yanag sama persis dengan materi sumber saat kallian menulis catatan. Lester, James D. Writing Research papers. 2nd ed. (1976): 46-47.

Parafrase yang legal:
Dalam paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip berlebihan, dan gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Karena masalahnya bersumber dari penulisan catatan, maka sangatlah penting untuk meminimalkan pencatatan materi atau kata per kata yang sama persis (Lester 46-47).

Parafrase versi plagiat:
Mahasiswa sering menggunakan terlalu banyak kutipan langsung saat mereka menulis catatan. Sebagai akibatnya, ada banyak kutipan langsung dalam paper tugas akhir mereka. Seharusnya hanya sekitar 10% paper berisi kutipan langsung. Dengan demikian, sangatlah penting untuk membatasi jumlah materi yang dikopi saat melakukan catatan.

Parafrase adalah istilah linguistik yang berarti pengungkapan kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah maknanya. Jika parafrase puisi artinya mengubah puisi menjadi bentuk prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah isi puisi tersebut (Ayulinda, 2009).

Unsur-unsur parafrase yaitu :

  1. Parafrase kalimat artinya memisahkan atau memenggal sebuah kalimat menjadi beberapa kata menurut jabatannya, yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan.

  2. Parafrase suku kata artinya memisahkan atau memenggal sebuah kata menurut suku katanya.

  3. Parafrase puisi artinya mengubah bentuk puisi ke bentuk prosa atau narasi.

Menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary parafrase merupakan cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata yang berbeda agar membuatnya lebih mudah untuk dimengerti atau dengan kata lain pengutipan yang dilakukan dalam paraphrase merupakan kutipan yang menggunakan kata-kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang sama, atau digunakan untuk menjaga koherensi dan keutuhan alur tulisan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) parafrase adalah penguraian kembali suatu teks atau karangan dalam bantuk atau susunan kata yang lain dengan maksud dapat menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Hakikatnya paraphrase adalah mengubah atau mengalihkan suatu bentuk bahasa menjadi bentuk bahasa yang lain tanpa mengubah penertian atau kandungan artinya.

Menurut Kridalaksana (2008) langkah-langkah membuat parafrasa yaitu;

  1. Mengartikan kata yang sulit

  2. Mengartikan kata yang sengaja dihilangkan penulisnya

  3. Menambah tanda baca

  4. Menyusun dalam bentuk kalimat yang membentuk paragraf

  5. Membaca teks keseluruhan.

Selanjutnya bagaimana cara memprasekan puisi menjadi prosa. Yang penting dalam memparafrasakan puisi menjadi prosa/narasi ialah :

  1. Membaca atau mendengarkan pembacaan puisi dengan seksama

  2. Pahami isi kandungan puisi secara utuh

  3. Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi

  4. Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri

  5. Sampaikan secara lisan atau dibacakan. Untuk membentuk sebuah narasi perlu diketahui jalan cerita. Artinya pembaca harus menemukan gagasan pokok pada kalimat utamanya.
    Tujuan untuk mencapai hal tersebut, penulis perlu memilih kata atau kalimat yang sesuai atau yang sepadan dan efektif dan mudah dipahami.