Apa yang dimaksud dengan Paleopatologi?

Paleopatologi

Paleopatologi adalah studi penyakit pada masa purba (kuno). Studi ini tidak hanya berfokus pada kondisi patogen yang diamati pada tulang atau sisa-sisa jaringan (misalnya pada mumi), tetapi juga pada gangguan gizi, variasi morfologi tulang, atau juga bukti-bukti stres pada fisik.

  • Paleopatologi

Definisi paleopatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit-penyakit dan kelainan pada masa lampau berdasarkan sisa-sisa manusia tersebut, dalam hal ini rangka manusia. Tujuan dari paleopatologi adalah untuk merekonstruksi kehidupan pada masa lampau dan melihat interaksi antara penyakit dengan individu yang menderita penyakit tersebut. Selain itu juga melihat pengaruh kebudayaan terhadap rangka manusia tersebut (Roberts & Manchester, 2005)

Paleopatologi adalah studi mengenai penyakit-penyakit purba. Para ahli peleopatologi melakukan studi pada tulang-tulang manusia purba, kotoran, lukisan pada dinding, patung, mumi, dan lain lain untuk menemukan penyakit-penyakit infeksi pada manusia purba (Hochstasser & jesse, 1970, Lieben, 1970, Hasan & Prassad, 1959). Studi untuk mengetahui penyakit manusia purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya hanya terbatas untuk mengetahui penyakit-penyakit yang menunjukkan buktinya seperti pada tulang-tulang yang dapat diidentifikasi. Sebagai contoh kerusakan atau abses pada tulang sebagai akibat dari siphilis, TBC, frambosia, osteomilitus, poliomilitis, kusta, dan penyakit-penyakit yang sejenisnya adalah penyakit infeksi yang dapat dikenali (Weaver, 1967).

Banyak penyakit-penyakit modern yang tidak terdapat pada penduduk purba, bukan berarti manusia purba lebih sehat dari manusia modern tetapi bahwa sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis-jenis patogen dan faktor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami oleh manusia modern. Misalnya penyakit campak, rubella, cacar, gondong, kolera dan cacar air mungkin tidak terdapat di zaman purba (Pearsall, 1963).

  • Konteks Budaya

Salah satu yang paling penting serta sering kali luput dari para analis, adalah konteks budaya dari penyakit purba. Selain penyakit dan kelainan fisik yang mempengaruhi kerangka manusia , budaya juga mempengaruhi keberadaan rangka-rangka tersebut. salah satunya yang dapat diamati adalah bentuk modifikasi gigi,. Modifikasi gigi biasanya dilakukan sebagai penanda individu tersebut telah melakukan suatu ritus, kegiatan berkabung, identitas kelompok, konsep kecantikan, ritual pernikahan, atau tanda kedewasaan (Ichord, 2000 ; Domett et al., 2011).

Sumber:

Hochstrasser, Donald L dan Jesse W. Tapp, Jr. 1970. Social Medicine and Public. Dalam Anthropology and the Bihavioural and Health Science. Pittburgh. University of Pitsburgh Press.

Hassan, Khwaja Arif dan B.G. Prassad. 1959. A Note on The Contributions of Anthropology to Medical Science. Journal of the Indian Medical Assosiation. 33: hlm 182-190.

Prayudi, Ashhwin dkk, 2017. Penyakit Masa Lampau Penduduk Caruban Masa Klasik: Suatu Tinjauan Palopatologi. Dalam Jurnal Berkala Arkeologi Vol.37 Edisi No.2 November 2017. Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. UGM.