Apa yang dimaksud dengan Otitis Media Akut?

Otitis media akut

Otitis media akut (OMA) yang oleh masyarakat Indonesia secara umum sering disebut dengan “congek” adalah suatu peradangan akibat infeksi pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

OMA dapat terjadi pada semua usia, namun bayi dan anak-anak merupakan kelompok usia yang paling sering menderita OMA dibandingkan orang dewasa baik dewasa tua maupun dewasa muda.

Apa yang dimaksud dengan Otitis Media Akut ?

Otitis media akut (OMA)

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan (tergantung stadium OMA yang sedang dialami)

  1. Stadium oklusi tuba
    Telinga terasa penuh atau nyeri, pendengaran dapat berkurang.

  2. Stadium hiperemis
    Nyeri telinga makin intens, demam, rewel dan gelisah (pada bayi / anak), muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya sering memegang telinga yang nyeri.

  3. Stadium supurasi
    Sama seperti stadium hiperemis

  4. Stadium perforasi
    Keluar sekret dari liang telinga

  5. Stadium resolusi
    Setelah sekret keluar, intensitas keluhan berkurang (suhu turun, nyeri mereda, bayi / anak lebih tenang. Bila perforasipermanen, pendengaran dapat tetap berkurang.

Otitis media akut (OMA)

Faktor Risiko

  1. Bayi dan anak
  2. Infeksi saluran napas atas berulang
  3. Menyusu dari botol dalam posisi berbaring telentang
  4. Kelainan kongenital, misalnya: sumbing langit-langit, sindrom Down,
  5. Paparan asap rokok
  6. Alergi
  7. Tingkat sosio-ekonomi yang rendah

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

  1. Suhu dapat meningkat
  2. Otoskopi

Tabel Hasil otoskopi pada OMA
Otitis media akut (OMA)

  1. Tes penala
    Dapat ditemukan tuli konduktif, yaitu: tes Rinne (-) dan tes Schwabach memendek pada telinga yang sakit, tes Weber terjadi lateralisasi ke telinga yang sakit.

Pemeriksaan Penunjang
Audiometri nada murni, bila fasilitas tersedia

Penegakan Diagnostik(Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis Banding
Otitis media serosa akut, Otitis eksterna

Komplikasi

  1. Komplikasi intra-temporal: Labirinitis, Paresis nervus fasialis, Petrositis, Hidrosefalus otik
  2. Komplikasi ekstra-temporal / intrakranial: Abses subperiosteal, Abses epidura, Abses perisinus, Abses subdura, Abses otak, Meningitis, Trombosis sinus lateral, Sereberitis

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

1. Medikamentosa

  • Topikal

    • Pada stadium oklusi tuba, terapi bertujuan membuka kembali tuba eustachius. Obat yang diberikan adalah:

      • Berikan tetes mata Tetrakain-HCl 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena benda asing.
      • Gunakan kaca pembesar (lup) dalam pengangkatan benda asing.
      • Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23G.
      • Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi.
      • Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan Povidon Iodin pada tempat bekas benda asing.
    • Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga:

      • H2O2 3%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit, didiamkan selama 2 – 5 menit.
      • Asam asetat 2%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit.
      • Ofloxacin, 2 kali sehari, 5 – 10 tetes di telinga yang sakit, selama maksimal 2 minggu
  • Oral Sistemik: antibiotik, antihistamin (bila terdapat tanda-tanda alergi), dekongestan, analgetik / antipiretik

Konseling dan Edukasi

  1. Untuk bayi / anak, orang tua dianjurkan untuk memberikan ASI minimal 6 bulan sampai 2 tahun.
  2. Menghindarkan bayi / anak dari paparan asap rokok.
    Pencegahan
    Imunisasi Hib dan PCV perlu dilengkapi, sesuai panduan Jadwal Imunisasi Anak tahun 2014 dari IDAI.

Tabel Daftar antibiotik untuk terapi OMA
Otitis media akut (OMA)

Kriteria Rujukan

  1. Jika terdapat indikasi miringotomi.
  2. Bila terjadi komplikasi dari otitis media akut.

Peralatan

  1. Lampu kepala

  2. Corong telinga

  3. Otoskop

  4. Aplikator kapas

  5. Garputala

  6. Suction

Prognosis

  1. Ad vitam : Bonam
  2. Ad functionam : Bonam
  3. Ad sanationam : Bonam

Referensi

  1. Adam, GL. Boies LR. Higler, Boies. Buku Ajar Penyakit THT. Ed. ke-6. Jakarta: EGC. 1997.
  2. Hafil, F., Sosialisman, Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007.
  3. Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Ed. Ke-8. McGraw-Hill. 2003.
  4. Revai, Krystal et al. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating Upper Respiratory Tract Infection: The Effect of Age. PEDIATRICS Vol. 119 No. 6 June 2007, pp. e1408-e1412.2007. (Reyai, 2007)