Apa yang dimaksud dengan Ortodonsia?

Ortodonsia

Ortodonsia adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan meratakan atau membetulkan kedudukan gigi-gigi.

Apa yang dimaksud dengan Ortodonsia ?

Ortodonsia (Orthodontic) berasal dari bahasa Yunani yaitu orthos dan dons yang berarti orthos (baik, betul) dan dons (gigi).

Jadi ortodonsia dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan memperbaiki atau membetulkan letak gigi yang tidak teratur atau tidak rata.
Keadaan gigi yang tidak teratur disebabkan oleh malposisi gigi, yaitu kesalahan posisi gigi pada masing-masing rahang. Malposisi gigi akan menyebabkan malrelasi, yaitu kesalahan hubungan antara gigi-gigi pada rahang yang berbeda.

Lebih lanjut lagi, keadaan demikian menimbulkan maloklusi, yaitu penyimpangan terhadap oklusi normal. Maloklusi dapat terjadi karena adanya kelainan gigi (dental), tulang rahang (skeletal), kombinasi gigi dan rahang (dentoskeletal) maupun karena kelainan otot-otot pengunyahan (muskuler).

DEFINISI ORTODONSIA

Ortodonsia adalah ilmu yang mempelajari hubungan gigi-gigi terhadap perkembangan muka dan memperbaiki akibat pertumbuhan yang tidak normal. Disini telah menyangkut ilmu anatomi dan biologi. Noyes (1911)

Ortodonsia adalah ilmu yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan rahang, muka dan tubuh pada umumnya yang dapat mempengaruhi kedudukan gigi. Juga mempelajari adanya aksi dan reaksi dari pengaruh luar maupun pengaruh dalam terhadap perkembangan, serta pencegahan dan perawatan terhadap perkembangan yang mengalami gangguan atau hambatan dan pengaruh jelek. The British Society of Orthodontics (1922)

Ortodonsia adalah ilmu yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan gigi dan jaringan sekitarnya dari janin sampai dewasa dengan tujuan mencegah dan memper-baiki keadaan gigi yang letaknya tidak baik untuk mencapai hubungan fungsional serta anatomis yang normal. American Association of Orthodontist

TUJUAN UTAMA ORTODONSIA

1. Mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk muka yang disebabkan oleh kelainan rahang dan gigi.

Adanya cacat muka yang disebabkan oleh kelainan rahang dan susunan gigi yang tidak teratur dapat menyebabkan bentuk muka yang kurang harmonis dan faktor estetis kurang. Dengan demikian dapat mengakibatkan pertumbuhan mental kurang sehat, seperti rasa rendah diri, rasa malu dan tidak bebas mengemukakan pendapat.

2. Mempertinggi fungsi pengunyahan yang betul.

Pengunyahan yang betul dan efisien dapat dicapai setinggi mungkin jika susunan gigi-gigi itu baik, stabil dan seimbang, begitu juga hubungan rahangnya. Pada gigi-gigi yang tidak teratur atau pada lengkung gigi yang sempit dapat mengakibatkan gerakan lidah tidak bebas sehingga terjadi penelanan yang salah, dan keadaan ini dapat menimbulkan kelainan yang lebih lanjut.

3. Mempertinggi daya tahan gigi terhadap terjadinya karies.

Gigi-gigi yang tidak teratur akan menyebabkan sisa-sisa makanan mudah melekat pada permukaan gigi dan self cleansing dari giginya menjadi tidak ada. Karena pengaruh Lactobacillus, karbohidrat dalam sisa makanan akan diubah menjadi asam laktat yang dapat melarutkan kalsium dari email dan dentin dan terjadilah karies gigi. Dengan membetulkan letak gigi menjadi teratur berarti akan mempertinggi daya tahan gigi terhadap karies.

4. Menghindarkan perusakan gigi terhadap penyakit periodontal.

Gigi yang posisinya tidak baik dan tidak teratur akan menyulitkan dalam menjaga kebersihannya. Dengan demikian selain dapat terjadi karies pada gigi-giginya, keadaan demikian juga dapat menimbulkan penyakit periodontal. Gigi yang tidak teratur juga dapat menyebabkan terjadinya oklusi traumatik, sehingga dapat memperparah penyakit periodontal yang terjadi.

5. Mencegah perawatan ortodontik yang berat pada usia lebih lanjut.

Pencegahan terhadap timbulnya maloklusi akan lebih efektif dan bermanfaat daripada perawatan terhadap maloklusi yang sudah terjadi.

6. Mencegah dan menghilangkan cara pernafasan yang abnormal dari segi perkembangan gigi.

Jika terdapat polip di dalam hidung atau adanya tonsil yang membesar maka orang akan bernafas lewat mulutnya, sehingga mulut selalu dalam keadaan terbuka. Dengan demikian otot-otot disekitar pipi ( m. masseter, m. buccinator ) menjadi hipertonus. Keadaan ini akan menyebabkan hambatan pertumbuhan rahang ke arah lateral, sehingga menyebabkan rahang atas menjadi sempit dan diikuti gigi-gigi depan protrusif atau merongos. Perawatan ortodontik pada gigi-gigi yang protrusif tadi harus disertai oleh pengambilan polip atau tonsil yang membesar tadi. Dengan demikian perawatan yang dilakukan akan memperbaiki pernafasan yang abnormal.

7. Memperbaiki cara bicara yang salah.

Orang yang mempunyai kebiasaan meletakkan lidah di antara kedua lengkung giginya akan menimbulkan gigitan terbuka. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan dalam proses artikulasinya (proses pembentukan suara), sehingga akan mengakibatkan pengucapan kata atau cara bicara yang salah. Dengan merawat maloklusinya, maka akan memperbaiki cara bicaranya.

8. Menghilangkan kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan kelainan yang lebih berat.

Kebiasaan buruk seperti menggigit kuku, ibu jari, pensil atau lainnya, menghisap bibir, mendorong lidah pada gigi-gigi depannya, menekan dagu dan sebagainya dapat menimbulkan kalainan baru atau memperberat kelainan yang sudah ada. Dengan melakukan perawatan ortodontik, maka kebiasaan buruk dapat dihambat dan dihilangkan.

9. Memperbaiki persendian temporomandibuler yang abnormal.

Adanya infeksi pada persendian temporomandibuler sering mengakibatkan deviasi atau penyimpangan mandibula. Demikian pula kebiasaan mengunyah satu sisi dapat menimbulkan kelainan tersebut. Perawatan ortodontik yang tepat dapat memperbaiki kelainan persendian tadi.

10. Menimbulkan rasa percaya diri yang besar.

Dengan meningkatkan penampilan akibat perawatan ortodontik, seorang akan memiliki rasa percaya diri yang besar.