Apa yang dimaksud dengan Necessity Entrepreneur?

Necessity Entrepreneur

Necessity Entrepreneur adalah orang yang menjadi entrepreneur karena terpaksa. Keterpaksaan ini bisa karena banyak hal, apakah keadaan (dimana sedikit sekali lapangan pekerjaan yang tersedia) atau karena kondisi pribadinya (tidak mempunyai bekal pendidikan yang tinggi atau karena pernah tersangkut kasus hukum sehingga tidak dapat melamar ke perusahaan).

Intinya yang disebut necessity entrepreneur adalah orang yang tidak memilih menjadi seorang entrepreneur di awal karirnya.

Pada dasarnya, ketika kita bicara entrepreneurship, yang ad di benak kita adalah orang yang memang sejak awal berbicara tentang bagaimana memanfaatkan peluang (opportunity) yang ada sehingga bisa menghasilkan nilai (value). Individu yang melakukan hal tersebut biasa disebut sebagai Opportunity Entrepreneur. Hal ini untuk membedakan dengan individu yang masuk kedalam dunia entrepreneurship karena keterpaksaan, dimana tipe kedua tersebut disebut sebagai Necessity Entrepreneur.

Necessity Entrepreneurship (NE) merupakan individu yang memulai bisnis mereka ketika mereka tidak dapat menemukan cara lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau mencari pekerjaan yang layak. Tipe enterepreneur seperti ini sangat penting untuk ekonomi di negara berkembang. Dengan meningkatnya ketidakstabilan dalam kondisi sosial ekonomi di suatu negara, maka inisiatif kemunculan Necessity Entrepreneurship akan tumbuh lebih cepat dibandingkan Opportunity Entrepreneurship.

Data dari Global Entrepreneurship Monitor menunjukkan bahwa proporsi Necessity Entrepreneurship berjumlah 18,6% di Jerman, 25,9% di Spanyol, dan 21,2% di Amerika Serikat.

Global Entrepreneurship Monitor (GEM) melakukan klasifikasi antara NE dan OE berdasarkan pertanyaan survei berikut :

“Apakah Anda terlibat dalam startup ini untuk mengambil keuntungan dari peluang bisnis atau karena Anda tidak punya pilihan yang lebih baik untuk bekerja?”

Apabila jawabannya adalah untuk mengambil peluang bisnis, maka diklasifikasikan sebagai OE, sedangkan apabila menjawab karena tidak ada pilihan lain, maka diklasifikasikan sebagai NE.

Karakteristik individu yang ddigolongkan sebagai Necessity Oportunity antara lain :

  • Biasanya tidak mempunyai keterampilan yang layak
  • Biasanya memiliki latar belakang pendidikan yang rendah atau tidak memiliki latar belakang pendidikan sama sekali
  • Diawal usaha, seringnya dilakukan sendiri (single fighter), tanpa bantuan dari orang lain (tidak memiliki pegawai)
  • Mempunyai modal yang sangat terbatas dan tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan pendanaan dari jalur resmi, misalnya akses kredit ke Bank. Modal awal kebanyakan karena pinjaman dari keluarga.
  • Bergerak di bidang penjualan barang, penyediaan jasa sederhana (unskilled services)

Definisi entrepreneur (wirausaha) adalah orang yang berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2007).

Peluang akan dengan mudah dimanfaatkan seorang entrepreneur untuk membuat usaha baru dengan potensi profit yang besar. Tidak hanya peluang dalam kondisi positif (baik), tetapi juga dalam kondisi buruk.

Entrepreneur dapat dengan mudah menganalisa permintaan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat, bahkan dalam kondisi buruk seperti bencana dan kelangkaan. Jenis usaha yang digeluti entrepreneur dapat merupakan penciptaan usaha baru maupun membeli usaha yang telah lama berdiri.

Global Entrepreneurship Monitor (GEM) merupakan sebuah penelitian yang dirintis oleh kemitraan antara London Business School dan Babson College, bertugas melakukan penelitian mengenai aktivitas entrepreneurship di berbagai negara sejak tahun 1999. Awalnya hanya ada 10 negara yang diteliti, kemudian tahun 2011 telah bertambah menjadi 54 negara.

Program penelitian GEM memiliki tiga tujuan utama, yaitu

  1. mengukur perbedaan tingkat aktivitas entrepreneurship di antara negara-negara sampel,
  2. mengungkap secara tepat faktor yang menyebabkan tingkat perbedaan tingkat entrepreneurship,
  3. memberi saran kebijakan yang dapat meningkatkan tingkat aktivitas entrepreneurship nasional.

Banyak hal yang dapat memotivasi entrepreneur dalam memulai usaha barn. GEM menjelaskan ada dua motivasi seseorang menjadi entrepreneur, yaitu atas dasar opportunity (peluang) dan necessity (keterpaksaan). Motivasi seseorang untuk memulai usaha dengan memanfaatkan peluang sehingga menghasilkan pendapatan dan keuntungan di masa mendatang disebut opportunity entrepreneurship.

Sedangkan necessity entrepreneurship merupakan motivasi memulai usaha karena faktor keterpaksaan dan tidak ada pilihan lain selain mendirikan usaha untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Peran entrepreneur di negara berkembang seperti Indonesia banyak membawa dampak positif Peran entrepreneurship berupa kontribusi dalam transformasi masyarakat dengan pendapatan rendah ke pendapatan yang lebih tinggi dan dari masyarakat berbasis sektor primer ke dalam masyarakat berbasis sektor jasa dan teknologi (Wim Naude, 2008).

Terdapat tiga dampak positif entrepreneur dalam menyelesaikan masalah-masalah di negara berkembang.

  1. Pertama, entrepreneur membuka jenis usaha baru dalam perekonomian. Usaha-usaha yang dikembangkan menambah heterogenitas usaha di Indonesia. Masyarakat menjadi kreatif dalam mengembangkan jenis usaha.

  2. Kedua, menyediakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja. Ketika entrepreneur membuka usaha, berarti membuka langkah untuk mengurangi proporsi pengangguran dan pelamar kerja.

  3. Ketiga, meningkatkan output perkapita nasional. Peningkatan produktivitas akibat munculnya usaha-usaha barn akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan masyarakat.

Rata-rata entrepreneur di Indonesia merupakan kelompok necessity entrepreneur. Yang mendasari minat kelompok ini untuk membangun usaha adalah faktor dorongan ekonomi keluarga. Kondisi ekonomi keluarga yang belum stabil mengakibatkan usaha kelompok ini hanya bersifat individu dan kurang menyerap tenaga kerja.

Kelompok necessity entrepreneur cenderung asal-asalan dalam manajemen usahanya. Pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangga sehari-hari masih menjadi motivasi terpenting keIompok ini. Sebenarnya sebagian necessity entrepreneur memiliki skill yang cukup dalam membangun usaha, tetapi masalah utama terletak pada permodalan.

1 Like