Apa yang dimaksud dengan Model Pengukuran Produktivitas Objectives Matrix (OMAX) ?

Model Pengukuran Produktivitas Objectives Matrix

Model Pengukuran Produktivitas Objectives Matrix (OMAX) pertama kali dikembangakan di Oregon State University oleh seorang Profesor di Department of Industrial Engineering yaitu James L. Riggs. OMAX adalah suatu sistem pengukuran produktivitas perusahaan.

Apa yang dimaksud dengan Model Pengukuran Produktivitas Objectives Matrix (OMAX) ?

Multi-Criteria Performance / Objectives Matrix merupakan alat ukur yang menggunakan pendekatan pengukuran dengan banyak faktor / rasio. Objectives Matrix dapat menggabungkan sejumlah rasio produktivitas ke dalam sebuah sistem yang berkesinambungan secara logis. Objectives Matrix dirancang untuk memperbolehkan manajemen untuk mengukur bermacam variasi pengukuran produktivitas dan memutuskan rasio mana yang terpenting.

Objectives Matrix (Omax) adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang di kembangkan untuk memantau produktivitas di suatu perusahaan atau di tiap bagian saja, dengan rasio produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut.

Dalam Omax diharapkan aktifitas seluruh personil perusahaan untuk turut menilai, memperbaiki dan mempertahankan. Karena sistem ini merupakan sistem pengukuran yang diserahkan langsung ke bagian- bagian unit proses produksi.

Model ini diciptakan oleh Prof. James L. Riggs, seorang ahli produktivitas dari Amerika Serikat. Matriks ini berasal dari usaha-usaha beliau untuk mengkuantifikasikan perawatan yang di landasi kasih sayang (tender loving care) dalam studi produktivitas rumah sakit pada tahun 1975.

Tabel Objectives Matrix
Gambar Contoh Tabel Objectives Matrix. Sumber : Riggs, & Glenn H. Felix, 1983.

Penjelasan dari tabel Objectives Matrix diatas adalah sebagai berikut :

  • Productivity Criteria , dapat merupakan bagian dari elemen efisiensi, efektivitas, kualitas, dan elemen-elemen lainnya dan penentuannya dilakukan oleh pihak manajemen.

  • Performance merupakan nilai aktual dari kinerja perusahaan pada periode tertentu.

  • Scores dari 0 – 10 berfungsi untuk menormalisasi nilai aktual dari kinerja yang diperoleh. Angka yang dibulatkan menunjukkan posisi nilai aktual kinerja terhadap skor pada tabel Objectives Matrix. Score merupakan baris dimana konversi dari nilai aktual kinerja ke skor Objectives Matrix diletakkan.

  • Weight adalah nilai bobot dari kriteria produktivitas yang ditentukan oleh manajemen.

  • Value adalah perkalian dari nilai skor dan nilai bobot.

  • Index merupakan hasil penjumlahan dari nilai Value untuk setiap kriteria produktivitas.

Model objective matrix merupakan salah satu dari metode pengukuran produktifitas. Objectives Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang di kembangkan untuk memantau produktivitas di suatu perusahaan atau di tiap bagian saja, dengan rasio produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (Riggs, 1987).

Dalam OMAX diharapkan aktifitas seluruh personil perusahaan untuk turut menilai, memperbaiki dan mempertahankan. Karena sistem ini merupakan sistem pengukuran yang diserahkan langsung ke bagian-bagian unit proses produksi.

Kebaikan model OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara lain: relatif sederhana dan mudah dipahami, mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan keahlian khusus, datanya mudah diperoleh, lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi.

Susunan Metode Objective Matrix

Susunan metode Objective Matrix ini terdiri atas beberapa bagian yakni sebagai berikut (Christoper, 2003):

  1. Kriteria Produktivitas, adalah kegiatan dan faktor yang mendukung produktivitas unit kerja yang sedang diukur produktivitasnya, dinyatakan dengan perbandingan (rasio). Kriteria ini menyatakan ukuran efektivitas, kuantitas dan kualitas dari output, efisiensi dan utilisasi dari input, konsistensi dari operasi dan ukuran khusus atau faktor lainnya yang secara tidak langsung berhubungan dengan tingkat produktivitas yang diukur.

  2. Tingkat Pencapaian, merupakan hasil rasio yang dihitung berdasarkan kriteria produktivitas, lalu hasil ini ditempatkan pada kolom performansi.

  3. Sel-sel skala Matriks, untuk mengisi sel-sel skala matriks, terlebih dahulu kita tentukan level standar 3 (rata-rata), level 0 (performansi rasio terburuk), dan level 10 (target yang akan dicapai).

  4. Skor, merupakan hasil dari capaian performansi rasio bersangkutan apakah hasil capaian tersebut berada diatas, dibawah atau tepat di skala standar (3).

  5. Bobot, setiap kriteria yang telah ditetapkan mempunyai pengaruh yang berbeda pada tingkat produktivitas yang diukur. Untuk itu, perlu dicantumkan bobot yang menyatakan derajat kepentingan (dalam satuan ) yang menunjukkan pengaruh relatif kriteria tersebut terhadap produktivitas unit kerja yang diukur. Jumlah seluruh bobot kriteria adalah 100.

  6. Nilai, nilai dari pencapaian yang berhasil diperoleh untuk setiap kriteria pada periode tertentu didapat dengan mengalikan skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria tersebut.

  7. Indikator Performansi, pada periode tententu jumlah seluruh nilai dari setiap kriteria dicantumkan pada kotak indikator performansi. Besarnya indikator awalnya adalah 300 karena semua kriteria mendapat skor 3 pada saat matriks mulai dioperasikan. Peningkatan produktivitas ditentukan dari besarnya kenaikan indikator performansi yang terjadi.