Apa yang Dimaksud dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)?

Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu merespon interaksi aktif dengan lingkungan melalui pengalaman yang didapatnya secara pribadi.

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercangkup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Numbered Head Together (NHT) adalah suatu metode belajar berkelompok dan setiap siswa diberi nomor kemudian guru memanggil nomor dari siswa secara acak.

Numbered Head Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. NHT ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. NHT ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Lie, A. 2002).

Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif struktural khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dalam memperoleh materi yang tercangkup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.

Langkah-langkah dalam melakukan model pembelajaran modelini adalah sebagai berikut:

  1. Mengarahkan.

  2. Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa,memiliki nomer tertentu.

  3. Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama

  4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.

  5. Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa.

  6. Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.

Menurut Trianto (2009) sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan 4 langkah struktur Number Heads Together yaitu :

  1. Penomoran; Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3 sampai 5 orang secara heterogen dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.

  2. Pengajuan pertanyaan; Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dan spesifik dalam bentuk kalimat tanya.

  3. Berpikir Bersama; Siswa menyatakan pendapat terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.

  4. Pemberian Jawaban; Guru menyebut nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya dipanggil mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Dalam pelaksanaannya, langkah-langkah tersebut dapat dikembangkan sebagai berikut :

Pendahuluan

  1. Menginformasikan materi yang akan dibahas atau mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang lalu.

  2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara rinci dan menjelaskan model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

  3. Memotivasi siswa agar timbul rasa ingin tahu tentang konsep-konsep yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti

  1. Penomoran
    Kegiatan ini diawali dengan membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1sampai dengan 5.

  2. Mengajukan Pertanyaan

  3. Berpikir Bersama

    1. Pada langkah ini siswa memikirkan pertanyaan yang akan diajukan oleh guru.

    2. Menyatukan pendapat dengan jalan mengerjakan LKS di bawah bimbingan guru dan memastikan bahwa tiap anggota kelompoknya sudah mengetahui jawabannya.

  4. Pemberian Jawaban

    1. Pada langkah ini guru memanggil salah satu nomor dari salah satu kelompok secara acak.

    2. Siswa yang disebut nomornya dalam kelompok yang bersangkutan mengacungkan tangannya.

    3. Mencoba menjawab untuk seluruh kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.

    4. Jika jawaban dari hasil diskusi kelas sudah dianggap betul, siswa diberi kesempatan untuk mencatat dan apabila jawaban masih salah, guru akan mengarahkan.

    5. Guru memberikan pujian kepada siswa/kelompok yang menjawab betul.

Menghitung Skor Individual dan Tim

Perhitungan skor peningkatan (point kemajuan) individu dihitung berdasarkan skor awal, dalam penelitian ini didasarkan pada nilai pre test dan nilai evaluasi. Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya.

Adapun penghitungan skor peningkatan individu pada penelitian ini diambil dari penskoran peningkatan individu yang dikemukakan Slavin, E.R. (2010) seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu

Skor Kuis/ Evaluasi Poin Kemajuan
Lebih dari 10 point di bawah skor awal 5
1 - 10 point di atas skor awal 10
Skor awal sampai 10 point di atas skor awal 20
Lebih dari 10 point di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

Adapun format lembar penyekoran kuis ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel Format Lembar Penskoran Kuis

Tgl : ………
Kuis : ……

No Siswa Skor Awal Skor Kuis Skor Peningkatan
1.
2.
3.
4.
5.
Sumber: Slavin, E.R. 2009

Perhitungan skor tim dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing skor peningkatan individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan pada tiga tingkatan, yaitu tim baik, tim hebat, dan tim super. Langkah-langkah penentuan dan penghargaan skor tim adalah sebagai berikut :

Tabel Kriteria Penghargaan Skor Tim

Kriteria Rata-Rata Tim (x) Predikat
0≤ x ≤ 5 -
5 ≤ x ≤ 15 Tim Baik
15 ≤ x ≤ 25 Tim Hebat
25 ≤ x ≤ 30 Tim Super
Sumber: Trianto, 2009

Kelebihan dan Kelemahan NHT


Menurut A’la (2010) pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai kelebihan sebagai berikut:

  • Setiap siswa dalam belajar menjadi siap semua.
  • Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
  • Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Sedangkan kelemahan dari metode NHT adalah sebagai berikut :

  • Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
  • Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Dari kelebihan dan kelemahan di atas dapat disimpulkan bahwa NHT tidak cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama, namun proses pembelajaran siswa tidak hanya sekedar paham dengan konsep yang diberikan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Siswa juga belajar untuk mengemukakan pendapat dan menghargai teman.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yaitu suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengetahui pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan empat langkah :

  1. Langkah 1, penomoran (numbering): guru membagi para peserta didik menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 -5 orang dan memberi mereka nomor 1-5, sehingga tiap peserta didik dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.

  2. Langkah 2, pengajuan pertanyaan: guru mengajukan suatu pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum,

  3. Langkah 3, berpikir bersama (Head Together): para peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut,

  4. Langkah 4, pemberian jawaban: guru menyebutkan suatu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

Tujuan dibentuk kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar dengan harapan bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.

Untuk menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran biologi dilakukan langkah-langkah :

  1. Peserta didik dibagi dalam kelompok heterogen 4-5 orang. Setiap peserta didik dalam kelompok mendapat nomor yang berbeda dari 1 sampai 5.

  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Guru berkeliling mengamati kerja kelompok.

  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan semua anggota kelompoknya mengerjakan dan mengetahui jawabannya.

  4. Guru berperan sebagai fasilitator dan narasumber yang membantu jika diperlukan

  5. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

  6. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor lain.

Menomori peserta didik bersama pembelokkannya yaitu hanya ada peserta didik yang mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak diberi tahu siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut. Pembelokan tersebut memastikan keterlibatan total dari semua peserta didik.

image

Numbered Head Together (NHT) adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
**Numbered Head Together (NHT)**dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).
Pada dasarnya, Pada dasarnya, Numbered Heads Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (Huda, 2014), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerja sama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua pelajaran dan tingkatan kelas (Huda, 2014).
Langkah-langkah NHT yang dikembangkan oleh Ibrahim (2000) yaitu sebagai berikut :

  1. Persiapan

  2. Pembentukan kelompok

  3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

  4. Diskusi masalah

  5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

  6. Memberi kesimpulan

Ada beberapa manfaat model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000), antara lain adalah :

  1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
  2. Memperbaiki kehadiran
  3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
  4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
  5. Konflik antara pribadi berkurang
  6. Pemahaman yang lebih mendalam
  7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
  8. Hasil belajar lebih tinggi

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Spencer Kagen dalam Ibrahim (2000 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dengan mengecek pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.

Langkah-langkah dalam pembelajaran NHT

Sebagai pengganti pertanyaan lansung kepada seluruh kelas, guru menggunakan empat langkah sebagai berikut : (1) Penomoran, (2) Pengajuan pertanyaan, (3) Berpikir bersama, (4) Pemberian jawaban.

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

  1. Pembentukan Kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.

  1. Diskusi Masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

  1. Memanggil Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

  1. Memberi Kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

  1. Memberikan Penghargaan

Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih baik.