Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran make a match?

Belajar

Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Macth merupakan tipe yang menggunakan kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan- pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe make a match ini yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar mengennai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dan tekhnik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. (Lie, 2010).

Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe make a match ini yaitu tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu jawaban, maupun penilai mengetahui dan memahami secara pasti apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan sudah cocok. Demikian halnya bagi peserta didik kelompok penilai. Mereka juga belum mengetahui pasti apakah penilaian mereka benar atas pasangan pertanyaan-jawaban.

Langkah-langkah pembelajaran make a match


Menurut Rusman (2011) langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran make a match sebagai berikut:

  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

  2. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.

  3. Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang dipegang.

  4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (jawaban soal).

  5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokan kartuya sebelum batas waktu diberi point.

  6. Setelah satu babak, kartu dikocok lahi agar setiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

  7. Kesimpulan.

Pembelajaran kooperatif Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Arti Make a Match dalam Bahasa Indonesia adalah mencari pasangan. “ Make a Match adalah teknik dimana siswa mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas” (Miftahul Huda, 2014).

Tujuan Make a Match

Menurut Moh. Sholeh Hamid (2011) tujuan dari strategi ini antara lain:

  1. Pendalaman materi;

  2. Penggalian materi; dan

  3. Edutainment

Edutainment sendiri berasal dari kata education dan entertainment. Education berarti pendidikan, sedangkan entertainment berarti hiburan. Jadi, dari segi bahasa, edutainment adalah pendidikan yang menghibur atau menyenangkan.

Langkah-langkah Make a Match

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan Make a Match cukup mudah, tetapi guru perlu melakukan beberapa persiapan khusus sebelum menerapkan strategi ini. Beberapa persiapan pelaksanaan model pembelajaran Make a Match menurut Miftahul Huda (2014) antara lain:

  1. Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari (jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian menulisnya dalam kartu-kartu pertanyaan.

  2. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertanyaan dan kartu jawaban berbeda warna.

  3. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal (di sini, guru dapat membuat aturan ini bersama-sama dengan siswa).

  4. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk penskoran presentasi.

Langkah-langkah model pembelajaran Make a Match adalah sebegai berikut:

  1. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi di rumah.

  2. Siswa dibagi ke dalam dua kelompok besar yang heterogen, yaitu kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban.

  3. Guru membagikan satu buah kartu kepada masing-masing siswa secara acak. Kartu pertanyaan diberikan kepada kelompok pertanyaan dan kartu jawaban diberikan kepada kelompok jawaban.

  4. Siswa memikirkan pasangan pertanyaan atau jawaban dari kartu yang diperolehnya.

  5. Guru menginstruksikan siswa untuk mencari pasangan kartu yang diperoleh dalam waktu yang disepakati.

  6. Siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang diperolehnya.

  7. Guru memberikan tanda saat waktu mencari pasangan kartu telah habis.

  8. Guru mencatat nama siswa yang telah menemukan pasangan sebelum waktu habis.

  9. Guru memanggil setiap pasangan untuk melakukan presentasi.

  10. Guru bersama siswa memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangann yang memberikan presentasi.

  11. Guru memanggil pasangan berikutnya sampai semua pasangan melakukan presentasi.

  12. Guru bersama siswa membuat kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan.

Kelebihan dan Kelamahan Make a Match

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing, begitu juga dengan pembelajaran kooperatif Make a Match .

Menurut Miftahul Huda (2014), kelebihan strategi Make a Match antara lain:

  1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik;

  2. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan;

  3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa;

  4. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi;

  5. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

Adapun kelemahan strategi Make a Match menurut Miftahul Huda (2014) adalah sebagai berikut:

  1. Jika strategi ini tidak disiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang;

  2. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya;

  3. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan;

  4. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu;

  5. Menggunakan metode ini secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan.