Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran E-Learning?

Model pembelajaran dikembangkan atas pengembangan dari hasil pembelajaran. Pengembangan dalam pembelajaran merupakan suatu upaya untuk memahami, memperbaiki dan mengkonstruksi bangunan berdasarkan cetak biru ( blue print ). Melalui proses pengembangan tersebut dimungkinkan diperoleh suatu produk baru dalam pendidikan baik berbentuk perangkat lunak ( soft ware ) seperti program pembelajaran maupun perangkat keras ( hard ware ) seperti media pembelajaran.

E-learning adalah sebuah pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan media elektronik dalam menyampaikan pembelajaran, baik berupa internet, CD atau dengan menggunakan HP. E-learning memudahkan guru dan siswa dalam melakssiswaan pembelajaran dan melakukan evaluasi, karena dengan e-learning semua informasi dapat secara cepat diunduh dari situs e- learning dan bisa dengan cepat melakukan evaluasi hasil belajar siswa tanpa harus melakukan ujian di dalam kelas.

Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan Web- Based Education (WBE) atau kadang disebut e-learning ( electronic learning ) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.

Pembelajaran elektronik (e-Learning) merupakan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan Internet sebagai metode penyampaian, Interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Seiring kemajuanteknologi dan perubahan tren serta gaya hidup manusia yang cenderung bergerak secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar jarak jauh atau yang biasa disebut dengan tele-edukasi semakin meningkat pula.

Bagaimana cara belajar melalui web? Ada persyaratan utama yang perlu dipenuhi, yaitu adanya akses dengan sumber informasi melalui internet. Selanjutnya, adanya informasi tentang letak sumber informasi yang ingin kita dapatkan. Ada beberapa sumber data yang dapat diakses dengan bebas dan gratis tanpa proses administrasi pengaksesan yang rumit. Ada beberapa sumber informasi yang hanya dapat diakses oleh pihak yang memang telah diberi otorisasi pemilik sumber informasi.

Implementasi Pembelajaran Berbasis Web


Pembelajaran jarak jauh atau distance learning adalah pembelajaran dimana antara pebelajar (siswa, mahasiswa) dengan pembelajar (guru, dosen) tidak berada dalam satu tempat pada waktu yang bersamaan. Pada pembelajaran semacam ini, penggunaan media sangat menentukan hasil belajar. Media yang digunakan dalam belajar jarak jauh dapat berupa media cetak seperti modul atau media elektronik yang biasanya dikemas dalam bentukpembelajaran berbantuan komputer yang berbasis web selanjutnya dikenal dengan e-learning .

Lebih lanjut Surya (2008) menyebutkan e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Mengutip pendapat Rosenberg (2001), Surya (2008) menyatakan e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dengan jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu:

  1. e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,

  2. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,

  3. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.

Dua kelebihan yang dinilai paling tinggi dari e-learning ini adalah :

  • fleksibilitas pada waktu dan tempat dan
  • kemudahan dalam bahan ajar (Yaghoubi, 2008).

Persoalan e-learning bukan sekedar penyampaian materi ajar secara online, sebagaimana dikemukakan Leitch (2008) bahwa pengajaran secara online tidak hanya ditandai dengan bagaimana pengajaran itu diselenggarakan, tetapi lebih mendasar tentang bagaimana falsafah dalam mendesain pendidikan yang interaktif, responsif dan peluang mendistribusikan informasi valid kepada pebelajar dalam waktu, tempat dan bentuk tampilan yang sesuai (menyenangkan).

Untuk merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis web, langkahnya adalah sebagai berikut.

Sebuah program pendidikan untuk peningkatkan mutu pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web. Program ini dilakukan idealnya selama 5-10 bulan dan dibagi menjadi 5 tahap. Tahap 1,3,dan 5 dilakukan secara jarak jauh dan untuk itu dipilih media web sebagai alat komunikasi. Sedangkan tahap 2 dan 4 dilakukan secara konvensional dengan tatap muka.

Menetapkan mata kulia pilihan di jurusan. Pembelajaran dengan tatap muka dilakukan secara rutin tiap minggu pada tujuh minggu pertama. Setelah itu, tatap muka dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali.

Dua program pendidikan itu disampaikan melalui berbagai macam kegiatan belajar secara kelompok. Belajar dan mengerjakan tugas secara kolaboratif dalam kelompok sangat dominan pada kedua program tersebut.

Interaksi Tatap Muka dan Virtual


Sekalipun teknologi web memungkinkan pembelajara dilakukan virtual secara penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih. Interaksi satu sama lain untuk dapat berkomunikasi langsung secara tatap muka masih dibutukan.

Ada tiga alasan mengapa forum tatap muka masih dibutuhkan dalam pembelajaran ini. Alasan tersebut adalah:

  • Perlunya forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman peserta didik tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses dan mengerjakan tugas akan berlangsung. Peserta didik perlu mengetahui keluaran dan kompetnsi apa yang akan didapat setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pengalaman, menjelaskan maksud dan mekanisme belajar merupakan langkah awal yang sangat vital. Kelancaran proses belajar selanjutnya sangat ditentukan pada tahapan ini.

  • Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaboratif pada setiap peserta didik. Karena model pembelajaran yang dirancang menurut kerja kelompok, maka peserta didik perlu memiliki kompetensi dan komunikasi. Iklim partisipatoris dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan perlu dikenalkan sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk itu, mengenal pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara langsung guna membangun suatu kelompok yang kokoh, selama kerja secara virtual, selanjutnya.

  • Perlunya pemberian pelatihan secukupnya dalam menggunakan komputer yang akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis web kepada setiap peserta didik. Dengan menyertakan berbagai kegiatan menggunakan komputer berserta fasilitas system komunikasi pendukungnya, maka setiap peserta didik harus mempunyai keterampilan mengoperasikannya. Kekurangpahaman dalam mengoperasikan peralatan tersebut sangat berdampak pada kemungkinan rendahnya partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan diskusi virtual selanjutnya.

Peter Drucker mengatakan bahwa

Triggered by the internet, continuing adult education may will become our greatest growth industry ”.

Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, beberapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja dan dari mana saja.

Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran


Internet, singkatan dari interconnection and networking , adalah jaringan informasi global, yaitu “ The largest global network of komputers, that enables people throughout the world to connect with each other ”. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT ( Massachusetts Institute Technology ) pada Agustus 1962. Untuk menggunakan internet diperlukan sebuah komputer yang memadai, harddisk yang cukup, modem (berkecepatan minimal 14.400), sambungan telepon (mutifungsi: telepon, faksimile, dan internet), ada program Windows , dan sedikit banyak tahu cara mengoperasikannya.

Rusman (2007) menyebutkan bahwa internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat miliaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri.

Through independent study, students become doers, as well as thinkers ” (Cobine, 1997).

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.

  • Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.

  • Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.

  • Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.

  • Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing- masing siswa.

  • Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.

  • Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga manarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online .

  • Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.

Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerja sama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material). Pembelajan melalui internet di Sekolah dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), diantaranya adalah:

  1. Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignment, getting and giving feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group ,

  2. Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group ,

  3. Downloading of course materials or tutorials ,

  4. Interactive tutorial on the web,

  5. Real time, interactive conferencing using MOO ( Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chan.

Penggunaan Internet dalam Pembelajaran


Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu :

  1. Discovery (penemuan), ini meliputi browsing dan pencarian informasi-iformasi tertentu;

  2. Communication (komunikasi), internet menyediakan jaringan komunikasi yang cepat dan murah mulai dari pesan-pesan yang berupa bulletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks antar atau inter organisasi.

  3. Collaboration (kolaborasi), seiring dengan semakin meningkatnya komunikasi dan kolaborasi antarmedia elektronik, baik itu antarindividu maupun antarkelompok, maka beberapa fasilitas canggih dan modern pun digunakan mulai dari screen sharing sampai dengan teleconferencing .

Internet juga dapat digunakan dalam bidang pendidikan dan dunia hiburan. Selain itu, untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan berbagai transaksi bisnisnya, internet juga menyediakan fasilitas electronic commerce (EC) yang membantu berbagai kegiatan bisnis yang beragam, mulai dari periklanan sampai dengan berbagai jasa pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen. Beberapa peralatan yang dikembangkan dalam internet juga dikembangkan dalam network yang berada dalam suatu organisasi tertentu, yang dikenal dengan nama fasilitas internet. Karena jumlah informasi yang terdapat pada internet bertambah dua kali lipat dalam setiap tahunnya, maka untuk mempermudah pencarian data yang dibutuhkan, beberapa perusahaan mengembangkan fasilitas pencari data yang bersifat otomatis yang dikenal dengan nama software agents .

Internet Sebagai Sumber Belajar


Peran internet dalam pendidikan sangat menguntungkan karena kemampuanya dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar. Teknologi informasi sudah menjadi jaringan komputer terbesar di dunia, yang dapat berfungsi dengan baik jika didukung oleh perangkat komputer dengan perangkat lunak yang baik dam dengan guru yang terlatih baik. Menggunakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilanya dalam belajar.

Karena internet merupakan sumber informasi utama dan pengetahuan, melalui teknologi ini kita dapat melakukan beberapa hal, di antaranya untuk:

  • Penelusuran dan pencarian bahan pustaka;

  • Membangun Program Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) untuk memodelkan sebuah rencana pembelajaran;

  • Memberi kemudahan untuk mengakses apa yang disebut dengan virtual classroom ataupun virtual university ;

  • Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.

Kegunaan-kegunaan seperti di atas itu dapat diperluas bergantung pada peralatan komputer yang dimiliki, jaringan dan fasilitas telepon yang tersedia, serta provider yang bertanggung jawab agar penggunaan jaringan komunikasi dan informasi tersebut tetap terpelihara. Dari waktu ke waktu, jika dilihat dari jumlah pemakaian yang semakin meningkat secara eksponensial, setiap tahunnya memungkinkan fasilitas yang pada mulanya hanya dapat dinikmati segelintir orang, dan sekelompok kecil sekolah terkemuka dengan biaya operasional yang tinggi, ke depan besar kemungkinan biaya yang besar itu akan dapat ditekan, sehingga pemanfaatannya benar- benar dapat menjadi penunjang utama bagi penggelolaan pendidikan khususnya bagi pusat sumber belajar bagi kegiatan pendidikan di daerah.

Internet untuk Manajemen Pembelajaran


Keberhasilan seorang manajer dalam membuat keputusan bergantung pada pelaksanan fungsi manajerial seperti planning, organizing, directing, dan controlling .Di era informasi, para pembuat keputusan harus menguasai alat dan teknik baru untuk membantu membuat keputusan. Saat membuat keputusan, para manajer pendidikan akan melalui proses yang sistematis. Simon (1977) mengatakan bahwa proses ada tiga tahap, yaitu: intelligence, design, dan choice , kemudian dia menambahkan dengan implementation . Proses ini sebenarnya cukup dikenal dan dapat didukung dengan alat bantu keputusan dan modeling. Untuk memperoleh modeling dan alat bantu keputusan itu, para manajer dapat mengakses software dari internet.

Pemanfaatan e-Learning

Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong mendefisinikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchrounus melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.Hal ini senada dengan Campbell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning . Bahkan, Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pembelajaran lewat teknologi elektronik internet.

Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning , yaitu kelas ‘tradisional’. Guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu penggetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘ e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar.Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pelajarannya. Suasana pembelajaran ‘ e- learning’ akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri.

Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru/dosen dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil dosen/guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.

Cisco (2001)menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut.

  • Pertama , e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, dan pelatian secara on-line .

  • Kedua , e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvesional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM,dan pelatian berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

  • Ketiga , e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvesional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.

  • Keempat , kapasitas siswa amat bevariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antara konten dan alat penyampaian dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

Sedangkan karakteristik e-learning , antara lain:

  • Pertama , memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan secara mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal- hal yang protokoler.

  • Kedua , memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer netwroks).

  • Ketiga , menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disaimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya .

  • Keempat , memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Untuk dapat menghasikan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyartkan tiga hal yang wajib dipenuhu dalam merancang e-learning , yaitu: sederhana, personal, dan cepat.

  • Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning -nya.

  • Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya.

  • Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian, perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.

Teknologi Pendukung e-Learning

Dalam praktiknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu, dikenal istilah komputer based learning (CBL), yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan komputer assisted learning (CAL), yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning dan Technology based web-learning. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri atas Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (video tape, video texs, vodei messaging). Sedangkan technology based web- learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).

Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam *e-learning.

  • Pertama, e-learning* bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaraan dan informasi.

  • Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet.

  • Ketiga, e- learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.

Ada beberapa alternatif paradikma pendidikan melalui internet ini yang salah satunnya adalah sistem “ dot.com education system ” (Kardiawarman,2000). Paradikma ini dapat mengintergrasikan beberapa sistem seperti,

  • Pertama , paradikma virtual teacher resources , yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak harus secara intensif memerlukan dukungan guru, karena peran guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh sistem belajar tersebut.

  • Kedua , virtual school system , yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menegah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung siswa tak tebatas. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, di mana saja, dan dari mana saja.

  • Ketiga , paradikma cyber education resources system , atau dot com learning resources system , merupakan pendukung kedua paradikma di atas, dalam membantu akses tehadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.

Pengembangan Model e-Learning

Pendapat Haughey, (Rusman, 2007) tentang pengembangan e- learning adalah ada tiga kemungkinan dalam pengembangan system pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course.

  • Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain, model ini menggunakan sistem jarak jauh.

  • Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melaui tatap muka.Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini, dosen bisa memberikan petunjuk kepada mahasiswa untuk mempelajari materi perkuliahan melalui web yang telah dibuatnya. Mahasiswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, mahasiswa dan dosen lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

  • Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara mahasiswa dengan dosen, sesame mahasiswa, anggota kelompok, atau mahasiswa dengan narasumber lain. oleh karena itu, peran dosen dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan perkuliahan, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi malalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Kelebihan dan Kekurangan e-Learning


Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan pembelajaran jarak jauh, antara lain:

  • Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat,dan waktu.

  • Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

  • Peserta didik dapat belajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

  • Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

  • Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.

  • Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.

  • Relative lebih efisien. Misalnya, bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.

Walaupun demikian, pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain:

  • Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri.

  • Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

  • Proses pembelajaran cenderung ke pelatihan dari pada pendidikan.

  • Berubahnya peran pendidik mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT/medium komputer.

  • Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

  • Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

  • Kurangnya tenaga memiliki keterampilan mengoperasikan internet.

  • Kurangnya personel dalam hal penguasaan bahasa pemrograman komputer.

Sumber : Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni, 2016, Inovasi Model Pembelajaran, Nizamial Learning Center

E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika.

Jadi dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata lain e-learning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelite atau komputer (Tafiardi, 2005).

Sejalan dengan itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004) menjelaskan bahwa istilah “e” dalam e-learning adalah segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha- usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, satelit, tape audio/video, tv interaktif, dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan.

Pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama (synchronously) ataupun pada waktu yang berbeda (asynchronously).

Secara lebih singkat william Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) e-learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet). Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam siahaan, 2002) secara sederhana mengatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.

Selain itu, ada yang menjabarkan pengertian e-learning lebih luas lagi. Sebenarnya materi e-learning tidak harus di distribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun intemet. Interaksi dengan menggunakan internetpun bisa dijalankan secara online dan real-time ataupun recara offline atau archieved.

Distribusi secara offline menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar di kembangkan sesuai kebutuhan dan di distribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat dimana dia berada (Lukmana,2006).

Karakteristik E-learning


Karakteristik e-learning ini antara lain adalah:

  1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik antara pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar dengan pembelajar.

  2. Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer (computer networks) atau (digital media).

  3. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning materials).

  4. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

  5. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.

Manfaat E-learning


E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002, dalam Siahaan).

Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru :

1. Sudut peserta didik

Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam Siahaan) ini dapat mengatasi siswa yang:

  • Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.

  • Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi yang tidak dapat diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan di bidang komputer.

  • Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri.

  • Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.

2. Guru

Menurut Soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang diperoleh guru adalah bahwa guru dapat :

  • Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.

  • Mengembangkan diri atau merakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.

  • Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.

  • Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal- soal latihan setelah mempelajari topik tertentu.

  • Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.

Selain itu, manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran jarak jauh antara lain :

  1. Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu. Secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi bisa dilakukan.

  2. Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal melalui internet.

  3. Dengan e-learning dapat manjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi pembelajaran dapat disimpan dikomputer, sehiagga siswa dapat mempelajari kembali atau mengulang materi pembelajaran yang telah dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.

  4. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dengan melakukan akses di internet.

  5. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru dengan siswa, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar terbatas.

  6. Peran siswa rnenjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran, memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak mengandalkan pemberian dari guru, disesuaikan pula dengan keinginan dan minatnya terhadap materi pembelajaran.

  7. Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.

  8. Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya sehingga tidak mempunyai waktu untuk datang ke suatu lembaga pendidikan maka dapat mengakses internet kapanpun sesuai dengan waktu luangnya.

  9. Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya disbanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga pendidikan sekaligus memeliharanya, serta menggaji para pegawainya.

  10. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa karena dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi akan lebih bermakna pula (meaningful), mudah dipahami, diinga dan mudah pula untuk diungkapkan.

  11. Kerja sama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer informasi dan melakukan suatu komunikasi sehingga tidak akan kekurangan sumber atau materi pembelajaran.

  12. Administrasi dan pengurusan terpusat sehingga memudahkan dalam melakukan akses atau dalam operasionalnya.

  13. Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.

E-learning merupakan sebuah inovasi, yang mempunyai kontribusi besar terhadap perubahan proses belajar mengajar, dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian materi dari guru yang terkesan membosankan tetapi akan lebih dinamis dan interaktif sehingga learner atau murid akan lebih termotivasi untuk terlibat dalam proses belajar mengajar tersebut, yang tentu saja dampaknya akan berimbas pada tingkat penguasaan materi dan skill yang diharapkan. E- learning terdiri dari dua bagian yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘elektronik’ dan ‘learning’ yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer dan teknologi internet . (Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan untuk mendukung usaha- usaha pengajaran (Hasbullah , 2008). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Seperti yang dikatakan oleh Soekartawi, Haryono, dan Librero, yang mengatakan bahwa :

e-learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (p.284) .

Sehingga dapat dikatakan bahwa e-learning merupakan media pembelajaran yang bersifat elektronik dan pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape , transmisi satelit atau komputer.

Menurut LTSN Generic Centre yang dikutip oleh Jenkins and Hanson (2003), E-lerning is a learning facilitated and supported through the use of information and communication technologies (melling, 2005, p.xi). E-learning mengacu kepada pemanfaatan penggunaan teknologi internet untuk menyampaikan solusi tersusun yang dapat meningkatkan pengetahuan dan performance. E-learning didasari oleh tiga kriteria fundamental (Rosenberg, 2001) yaitu :

E-learning merupakan network yang dapat meng update secara langsung,

sebagai tempat penyimpanan ( storage ), temu kembali, distribusi dan

sharing informasi.

E-learning menyampaikan informasi kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet.

E-learning memfokuskan pada solusi pembelajaran yang lebih dari paradigma tradisional.

Metode penyampaian e-learning ada 2 yaitu Synchrounous e-learning dan Asynchronous e-learning. Synchrounous e-learning adalah metode penyampaian ketika guru dan siswa berada dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Sedangkan Asynchronous e-learning adalah metode penyampaian ketika guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda (Wahono, 2008). Dari penjelasan-penjelasn tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik e-learning , antara lain: Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks). Ketiga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat , Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer (Suyanto, 2005).

E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa ( Sejarah , 2008) :

Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.

Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.

Tahun 1997 : LMS ( Learning Management System ). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.

  1. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar ( learner ) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs- situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin k dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.

Melihat perkembangan e-learning dari dari masa ke masa yang terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning akan menjadi sistem pemblajaran masa depan. Namun menurut Soekartawi (2003) ternyata dalam perkembangannya masih dijumpai kendala dan hambatan untuk mengaplikasikan sistem e -learning ini , antara lain (Adri, 2008) :

  1. Masih kurangnya kemampuan menggunakan Internet sebagai sumber pembelajaran.

  2. Biaya yang diperlukan masih relativ mahal untuk tahap!tahap awal.

  3. Belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap pembelajaran
    melalui internet.

  4. Belum memadainya infrastruktur pendukung untuk daerah-daerah tertentu.

Fungsi E-Learning

Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan (optional), pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan, 2002).

  • Suplemen (Tambahan)

Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

  • Komplemen (Pelengkap)

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

  • Substitusi (Penganti)

Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet

Dalam dunia teknologi informasi, istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas sehingga banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Namun secara umum, e-learning yang merupakan singkatan dari electronic learning dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone (komputer yang tidak terhubung atau memiliki koneksi (jaringan) dengan komputer lain.). Materi ajar yang disampaikan juga dalam bentuk elektronik atau digital dan memerlukan sistem atau aplikasi yang mampu menunjang proses belajar mengajar.

Komponen E-Learning

Metode e-learning memiliki beberapa komponen dasar yang diperlukan dalam penyelenggaraannya yaitu [1]:

  • Infrastruktur e-learning

Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet, perlengkapan multimedia, atau perlengkapan lainnya yang mendukung proses belajar mengajar.

  • Sistem dan aplikasi e-learning

Sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional melalui media komputer. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS).

  • Materi e-learning

Materi atau bahan ajar yang ada pada sistem e-learning (Learning Management System) bisa berupa Multimedia-based Content (materi berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (materi berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Strategi penyimpanan materi ajar dalam Learning Management System (LMS) dengan pendekatan self-learning sehingga peserta didik dapat mempelajari sendiri suatu materi ajar kapanpun dan dimanapun.

Sedangkan aktor yang terlibat dalam pelaksanakan e-learning pada dasarnya sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (instruktur) yang membimbing, peserta didik (siswa) yang menerima bahan ajar, dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

Prinsip-prinsip dalam E-Learning

Ruth Clark menuliskan enam prinsip yang harus diperhatikan berkaitan dengan elemen media yang digunakan dalam metode e-learning agar kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Keenam prinsip ini merupakan dasar-dasar bagaimana mengembangkan media dalam e-learning. Pengembangan media yang dimaksud menyangkut kombinasi teks, grafik, dan suara untuk menyampaikan materi pembelajaran. Keenam prinsip tersebut adalah [2] :

  • Prinsip multimedia: menambahkan grafik ke dalam teks meningkatkan kegiatan belajar. Yang dimaksud dengan grafik adalah gambar diam (garis, sketsa, diagram, foto) dan gambar bergerak (animasi dan video). Grafik yang ditambahkan ke dalam teks sebaiknya selaras dengan pesan yang disampaikan. Grafik yang ditambahkan hanya untuk hiburan dan kesan dramatis tidak akan meningkatkan kegiatan belajar, tetapi justru dapat menurunkan kualitas belajar.
  • Prinsip contiguity (kedekatan): menempatkan teks di dekat grafik dapat meningkatkan kegiatan belajar. Contiguity merujuk pada susunan teks dan grafik pada layar. Prinsip ini menyatakan bahwa sebaiknya grafik dan teks yang bersesuaian diletakkan berdekatan (pada satu halaman).
  • Prinsip modality: menjelaskan grafik dengan suara meningkatkan kegiatan belajar. Prinsip ini terutama berlaku untuk animasi atau visualisasi kompleks dalam suatu topik yang relatif kompleks dan belum dikenal oleh pembelajar.
  • Prinsip redundancy (kelebihan): menjelaskan grafik dengan suara dan teks yang berlebihan dapat merusak kegiatan belajar. Banyak hasil riset yang mengindikasikan bahwa kegiatan belajar terganggu ketika sebuah grafik dijelaskan melalui kombinasi teks dan narasi yang membaca teks.
  • Prinsip coherence (kesesuaian): menggunakan visualisasi, teks, dan suara yang tidak berhubungan dengan materi ajar dapat merusak kegiatan belajar. Penambahan-penambahan yang tidak perlu seperti games, musik latar, atau ikon-ikon tokoh kartun, selain tidak meningkatkan kegiatan belajar, juga dapat merusak kegiatan belajar itu sendiri.
  • Prinsip personalisasi: menggunakan bentuk percakapan dan gaya-gaya pedagogis dapat meningkatkan kegiatan belajar. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa seseorang memberikan respon terhadap komputer seperti ketika ia memberi respon kepada orang lain.

Dalam banyak kasus, proses pemilihan media untuk pembelajaran e-learning menyerupai pemilihan media untuk pembelajaran dengan sistem tatap muka atau pembelajaran tradisional. Penyampaian materi pembelajaran melalui media online menawarkan kemudahan akses bagi pembelajar. Pemilihan media untuk e- learning dimulai dengan melihat tujuan kegiatan belajar, yaitu apakah tujuan kegiatan belajar dapat dicapai melalui kegiatan mendengarkan, melihat, atau melalui interaksi media. Dengan demikian, tujuan kegiatan belajar akan menentukan media yang digunakan, baik berdiri sendiri-sendiri ataupun merupakan gabungan dari berbagai media.

Referensi:
[1] Wahono, Romi Satrio. Meluruskan Salah Kaprah Tentang E-Learning. [Online] 2008.http://romisatriowahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e- learning/.
[2] Clark, Ruth. Six Principles of Effective E-Learning: What Works and Why.
2002, The E-Learning Developers’ Journal.