Apa yang dimaksud dengan Model Empati-Altruisme atau Empathy-Altruism Model?

Empati merupakan kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.

Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri.

Apa yang dimaksud dengan Model empati-altruisme (empathy-altruism model)?

Empati merupakan respon yang kompleks, meliputi komponen afektif dan kognitif. Dengan komponen afektif, berarti seseorang dapat merasakan apa yang lain rasakan dan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa yang orang lain rasakan beserta alasannya.

Daniel Batson (1995, 2008) menjelaskan adanya hubungan antara empati dengan tingkah laku menolong serta menjelaskan bahwa empati adalah sumber dari motivasi altruistic. (Sarwono & Eko, 2009)

Hipotesis empati altruism (empathy-altruism hypothesis)


Ketika seseorang melihat penderitaan orang lain, maka muncul perasaan empati yang mendorong dirinya untuk menolong. Dalam hipotesis empati altruisme dikatakan bahwa perhatian yang empatik yang dirasakan seseorang terhadap penderitaan orang lain akan menghasilkan motivasi untuk mengurangi penderitaan orang terseburt. Motivasi menolong ini bisa sangat kuat sehingga seseorang bersedia terlibat dalam aktivitas menolong yang tidak menyenangkan, berbahaya, bahkan mengancam jiwanya (Batson, 1995, 2008).

Dengan demikian, motivasi seseorang untuk menolong adalah karena ada orang lain yang membutuhkan bantuan dan rasanya menyenangkan bila dapat berbuat baik. Ini merupakan penjelasan yang paling tidak egois tentang tingkah laku menolong.

Melihat orang menderita dapat membuat perasaan seseorang menjadi tidak nyaman,

Karena perasaan ketidaknyamanan tersebut, sehingga ia berusaha untuk mengurangi perasaan tidak nyamannya dengan cara menolong orang tersebut. Model mengurangi perasaan negative dikemukakan oleh Cialdini dan rekan-rekan penelitiannya (1981, dalam Baron, Byrne, dan Branscombe, 2006). Dalam teori ini dijelaskan bahwa orang menolong untuk mengurangi perasaan negative akibat melihat penderitaan orang lain.

Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis)

Dengan menolong, perasaan seseorang memang kadang menjadi lebih baik. Ini menunjukkan kemungkinan adanya sumber imbalan egoistic yang lain yang dapat menjelaskan hubungan antara empati dan altruism. Tigkah laku menolong dapat dijelaskan berdasarkan hipotesis kesenangan empatik (Smith, dkk., 1998, dalam Baron, Byrne, dan Branscombe, 2006). Dalam hipotesis tersebut, dikatakan bahwa seseorang akan menolong bila ia memperkirakan dapat ikut merasakan kebahagian orang yang akan ditolong atas pertolongan yang diberikannya.

A post was merged into an existing topic: Apa yang dimaksud dengan Kepribadian Altruisme atau Altruistic personality?