Apa yang dimaksud dengan Minimum Viable Product ?

Minimum Viable Product adalah sebuah produk awal dengan fitur yang cukup untuk memuaskan pelanggan, dan memberikan umpan balik untuk pengembangan produk di masa depan.

Apa yang dimaksud dengan Minimum Viable Product ?

MVP (Minimum Viable Product) merupakan sebuah produk atau aplikasi dengan spesifikasi seminimal dan pembuatan secepat mungkin, namun mampu melayani kebutuhan inti pengguna semaksimal mungkin. MVP biasanya digunakan oleh user experience (UX) designer untuk membaca arah pasar produk yang tengah dibuatnya.

Tujuan pembuatan MVP adalah menguji asumsi bisnis dan memastikan pengembangan aplikasi sudah sesuai dengan tujuan bisnis. Dengan begitu, aplikasi yang sudah dibuat dapat terus berkembang sesuai dengan harapan desainer.

Selain itu, MVP dibuat untuk meningkatkan efisiensi biaya pengembangan produk atau aplikasi. Hal itu dikarenakan fitur di dalam produk MVP sangat minimum sehingga untuk pengembangan dan maintenance-nya tidak membutuhkan banyak sumber daya. Adapun, tujuan akhir dari pembuatan MVP ialah menghasilkan aplikasi yang dicintai oleh pengguna dan mendatangkan nilai bisnis bagi perusahaan.

Contoh MVP yang cukup bagus dan bisa kita lihat ialah aplikasi Snapchat. Aplikasi itu pada awalnya hanya memiliki fokus yang cukup sederhana, yakni membagikan gambar kepada pengguna lainnya. Gambar yang telah dibagikan itu tidak berlangsung lama. Setelah meluncurkan produk itu di pasaran, barulah pengembangnya merasakan perlu penambahan fitur lainnya.

Snapchat merupakan contoh MVP yang berhasil. Dengan membuat MVP, kita tidak perlu membuat rangkaian proses yang rumit untuk dapat membuat sebuah produk web atau aplikasi.

Kelebihan MVP

Pertama, waktu pengembangannya yang singkat. Paling lama, waktu pengembangan MVP hanya membutuhkan waktu empat minggu. Lalu, kelebihan selanjutnya ialah biaya produksinya terjangkau. Sebab, dalam proses pembuatannya tidak membutuhkan banyak desainer.

Kemudian, kita bisa mendapatkan feedback dari pengguna dengan cepat. Lantaran minimnya fitur di dalamnya, pengguna akan sangat cepat menguasai dan berinteraksi dengan MVP. Dengan begitu, mereka bisa memberikan feedback yang cepat kepadamu. Feedback itu bisa kita gunakan untuk merumuskan strategi lebih lanjut agar produkmu bisa bersaing dalam pasar produk sejenis.

Cara Menguji MVP

Untuk menguji MVP dapat bersaing di pasaran dunia aplikasi, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan.

Pertama ialah mendapatkan feedback dari pengguna.
Untuk mendapatkan feedback dapat kita lakukan dengan berbagai macam cara. Kita bisa mewawancarai pengguna potensial MVP-mu. Tanyakan perihal apa kesan penggunaan mereka terhadap produk MVP-mu.

Selain wawancara, kita bisa memanfaatkan kolom komentar yang ada dalam Google Play ataupun Appstore. Biasanya, banyak pengguna aplikasi akan menuangkan kritik, saran, dan pengalamannya menggunakan suatu aplikasi pada kolom komentar di kedua platform tersebut. Kita bisa menelisik komentar-komentar itu untuk dijadikan bahan pengembangan MVP-mu lebih lanjut menjadi produk aplikasi yang lebih sempurna.

Adapun, cara lainnya untuk menguji MVP-mu ialah melihat seberapa banyak pengguna yang masuk ke dalam landing page produkmu. Secara sederhana, landing page merupakan page awal ketika pengguna menggunakan produk buatanmu.

Banyaknya pengguna yang berkunjung di landing page produkmu itu akan menjadi data berharga untukmu ketika ingin mengembangkan produkmu. Untuk mengetahui seberapa banyak pengguna yang mengakses landing page produkmu, kita bisa melihatnya di Google Analytics, Kissmetric, ataupun CrazyEgg.

Referensi

Sumber gambar

http://bmtoolbox.net/wp-content/uploads/2016/05/Tool_30_mvp.jpg

Minimum Viable Product adalah produk yang sudah memiliki atribut yang cukup untuk memungkinkan kita dalam menguji proposisi nilai dan model bisnis yang ingin diciptakan ketika memasarkan produk tersebut.

Tujuannya adalah untuk belajar dari feedback pengguna dengan menggunakan usaha dan sumberdaya seminimal mungkin untuk mencari tahu apakah produk yang diciptakan akan memenuhi kebutuhan mereka. Dari situlah kita dapat memutuskan apakah produk harus lanjut dikembangkan atau tidak, agar waktu dan usaha tidak sia-sia dalam mengembangkan produk yang tidak dibutuhkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa MVP adalah tahapan awal dalam pengembangan produk.

Pada tahap MVP, sebelum memberikan produk akhir yang siap digunakan, kita akan memberikan sebuah model atau prototype yang menjadi gambaran produk untuk diuji dan dievaluasi dari sini kita akan melakukan penelitian terhadap keinginan dan kebutuhan user. Tujuan digunakannya prototype adalah untuk meminimalisir usaha perubahan, jika terjadi kesalahan pada tahap pengembangan produk selama masa desain, sehingga mudah untuk mengubah dan memperbaiki kesalahan. Ada baiknya sebelum lanjut ke setiap tahapan Agile, strategi MVP dilakukan untuk memastikan, bahwa setiap tambahan-tambahan yang dilakukan pada setiap proses pengembangan benar-benar memenuhi kebutuhan user.

Untuk melakukan MVP, kita tidak hanya sekedar membutuhkan prototype untuk diuji oleh pelanggan. MVP lebih dari sekedar itu MVP juga mengharuskan kita untuk terjun langsung ke pasar untuk mempromosikan produk serta mempromosikan peningkatan berkelanjutan dari produk yang akan dibangun Tahapan ini berguna untuk mencapai Product Market Fit, yaitu untuk mengetahui apakah produk yang akan dikembangkan akan diterima dan dicari di pasar secara konsisten dan berkelanjutan.

Sumber :
https://www.heflo.com/blog/agile/what-is-mvp-agile/

Minimum Viable Product memiliki 3 bagian penting sesuai namanya, yakni antara lain :

  1. Minimum
    produk aplikasi hanya mengandung fitur-fitur utama dan segala hal lain yang tidak diperlukan harus disingkirkan.
  2. Viable
    Berarti bahwa produk yang akan dibuat memiliki kesempatan memiliki daya tarik dan menciptakan nilai yang berarti pada orang-orang. Nilai merupakan definisi yang luas. Sebagai contoh, game menyediakan hiburan, yang berarti nilai. Biasanya kita mempertimbangkan sebuah produk dapat terus berkembang jika app dapat menghasilkan keuntungan yang cukup yang dapat meminimalisir biaya mengembangkan produk.
  3. Product
    membuat sebuah produk. menghasilkan karya digital yang dapat digunakan oleh orang lain yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang diatasi oleh produk tersebut.

Sedangkan secara keseluruhan Minimum Viable Product adalah teknik pengembangan di mana produk atau situs web baru dikembangkan dengan fitur yang cukup untuk memuaskan pengguna awal. Set fitur terakhir yang lengkap hanya dirancang dan dikembangkan setelah mempertimbangkan umpan balik dari pengguna awal produk.

Konsep ini telah dipopulerkan oleh Eric Ries, seorang konsultan dan penulis tentang startup.