Apa yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif ?

Metode penelitian kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Apa yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif ?

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2013).

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument. Untuk dapat menjadi instrumen maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Selain itu dalam penelitian kualitatif, peneliti melakukan analisis data untuk membangun hipotesis bukan menguji hipotesis (Sugiyono, 2013).

Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Menurut Djunaidi Ghony (2012) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuatifikasi. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsional organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan.

Penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas perilaku, kejadian, tempat, dan waktu. Latar sosial tersebut digambarkan sedemikian rupa sehingga dalam melakukan penelitian kualitatif mengembangkan pertanyaan dasar: apa dan bagaimana kejadian itu terjadi, siapa yang terlibat, dan dimana tempat kejadiannya

Bogdan dan Taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Metode Penelitian Kualitatif

Ciri-ciri Metode Penelitian Kualitatif


Setiap metode penelitian mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dipakai untuk mengetahui lebih jelas tentang metode tersebut dan dipakai sebagai pegangan dalam membedakan dengan metode penelitian yang lain.

Menurut Lexy J. Moleong dan Nasution, terdapat sejumlah ciri yang membedakan penelitian kualitatif dengan penelitian jenis lain, antara lain :

1. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan dalam kondisi yang alamiah atau natural setting

Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya. Peneliti jangan sampai mempengaruhi kondisi dan situasi obyek penelitian, lebih-lebih dengan sengaja mengarahkan obyek menjadi kondisi dan situasi seperti yang diinginkan peneliti. Hal ini harus diingat sebab dengan masuknya peneliti ke lapangan penelitian maka tanpa disadari akan dapat mempengaruhi situasi dan kondisi subyek penelitian. Di samping itu, hal penting yang harus diingat adalah bahwa data yang dikumpulkan peneliti tidak dapat dipisahkan dari konteksnya, karena kenyataan sebagai keutuhan tidak dapat dipahami apabila dipisahkan dari konteksnya.

2. Peneliti sebagai alat penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat utama pengumpulan data. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan dan wawancara. Apabila alat pengumpul data yang berupa bukan manusia dipersiapkan terlebih dahulu maka sangat tidak mungkin untuk dapat mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Di samping itu, dalam hubungannya dengan responden atau obyek lainnya, kaitan kenyataan- kenyataan yang ada di lapangan hanya dapat dipahami oleh manusia. Peneliti merupakan alat utama pengumpul data, karena dia dapat melihat, mengamati, meneliti kondisi dan situasi obyek secara langsung dan dapat menginterpretasikannya secara menyeluruh. Hanya manusia yang berperan sebagai instrumen pula yang dapat menilai apakah dengan kehadirannya dalam obyek penelitian akan menimbulkan perubahan pada situasi yang diteliti, atau dengan kata lain akan membuat suasana tidak wajar. Alat yang lain seperti angket, tes, film, pita rekaman dan sebagainya hanyalah sebagai alat bantu, bukan pengganti peneliti itu sendiri, sebagai pengonstruksi realitas atas dasar pengalamannya di medan penelitian.

3. Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang dituangkan dalam bentuk laporan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata atau gambar, dan bukan angka-angka. Penelitian ini tidak mengutamakan angka- angka dan statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif. Data kualitatif dapat diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, foto, gambar-gambar, dokumen pribadi, dokumen resmi, video, dan sebagainya. Semua data yang dikumpulkan mempunyai kemungkinan untuk menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan peneliti akan berupa kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran tentang subyek penelitian.

4. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil

Hal ini berarti bahwa dalam pengumpulan data harus diperhatikan hasil dan akibat dilihat dari berbagai variabel yang saling mempengaruhi secara stimulan, termasuk bagaimana orang-orang saling berinteraksi dalam latar belakang alamiah yang menjadi objek penelitian. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan proses terjadinya suatu fenomena sosial, daripada sekedar hasil dari proses tersebut. Hubungan dari bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih bermakna apabila diamati dan dianalisis dalam kerangka proses. Peneliti dapat mengamati tingkah laku dalam hubungan sehari-hari masyarakat yang ditelitinya, dan kemudian menjelaskannya. Dengan demikian, peneliti juga harus memperhatikan bagaimana perkembangan terjadinya sesuatu. Dengan kata lain peranan proses dalam penelitian kualitatif sangat besar.

5. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya

Makna dibalik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif. Peneliti tidak hanya tertarik pada apa yang dikatakan atau dilakukan manusia yang satu terhadap yang lain, tetapi juga pada maknanya dari sudut pandang mereka masing-masing. Metode ini berusaha memahami kelakuan manusia dalam konteks yang lebih luas, dipandang dari kerangka pemikiran dan perasaan responden.

6. Mengutamakan data langsung atau first hand

Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada peneliti untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian lapangan. Hal ini akan membantu peneliti dalam memahami konteks dan berbagai perspektif dari obyek yang sedang diteliti. Di samping itu mereka akan terbiasa dengan kehadiran peneliti sehingga “efek pengamat” dapat diminimalkan menjadi sekecil mungkin. Oleh karena penelitian kualitatif mengutamakan data langsung maka peneliti sendiri harus terjun ke lapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara. Dia tidak menggunakan tes atau angket, sebab penggunaan alat tersebut akan menyebabkan terjadinya jarak antara peneliti dengan sumber data.

7. Dalam penelitian kualitatif dipergunakan metode triangulasi

Metode triangulasi ini harus dilakukan secara ekstensif, baik triangulasi metode (menggunakan berbagai metode dalam pengumpulan data), triangulasi sumber data (memakai beragam sumber data yang relevan), dan triangulasi pengumpul data (beberapa peneliti mengumpulkan data secara terpisah). Data atau informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data tersebut dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, dan seterusnya, dengan menggunakan metode yang berbeda- beda. Tujuannya adalah untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama, yang diperoleh dari berbagi pihak, agar tingkat kepercayaan data lebih tinggi. Cara ini juga dapat menghilangkan subjektivitas peneliti.

8. Mementingkan rincian kontekstual

Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat terinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti, misalnya mengenai keadaan tempat tinggal, penampilan subyek yang diteliti, suasana tempat kerja, dan sebagainya. Data tidak dipandang secara lepas-lepas akan tetapi saling berkaitan dan merupakan suatu keseluruhan atau struktur.

9. Subyek yang diteliti berdudukan sama dengan peneliti

Subyek yang diteliti tidak didudukkan sebagai obyek atau yang lebih rendah kedudukannya, tetapi sebagai manusia yang sejajar. Peneliti tidak menganggap dirinya lebih tahu. Dia datang sebagai orang yang sedang belajar, untuk menambah pengetahuan dan pemahamannya. Orang yang diteliti dipandang sebagai partisipan, konsultan atau kolega peneliti dalam menangani kegiatan penelitian.

10. Penelitian kualitatif mengutamakan perspektif emik

Penelitian kualitatif lebih mementingkan pandangan responden atau perspektif emik, yakni bagaimana dia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pemikirannya. Partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi dalam penelitian kualitatif. Minat peneliti banyak tercurah pada bagaimana perspektif dan makna-makna menurut sudut pandang partisipan yang sedang diteliti, sehingga peneliti dapat menemukan apa yang disebut sebagai fakta fenomenologis. Seringkali terjadi antara peneliti dan subyek yang diteliti memiliki budaya yang berbeda. Dengan sendirinya nilai-nilai yang dianut juga berbeda, sehingga dalam memandang fenomena sosial juga berbeda. Dengan demikian, peneliti tidak diperkenankan menerapkan pandangannya sendiri atau perspektif etik. Peneliti memasuki lapangan seakan-akan tidak mengetahui sedikit pun, sehingga harus menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep yang dianut partisipan. Ia tidak boleh menonjolkan pandangan etiknya.

11. Verifikasi

Penerapan metode verifikasi dilakukan antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif. Untuk memperoleh hasil yang dapat lebih dipercaya, peneliti justru harus mencari kasus-kasus yang berbeda atau bertentangan dengan apa yang telah ditemukannya. Dengan mencari data yang berbeda atau bertentangan maka informasi yang diperoleh akan menjadi lebih lengkap. Sangat mungkin data yang berlawanan tersebut ternyata mempunyai hubungan dan dapat diinterpretasikan secara lebih tepat. Maksudnya adalah peneliti dapat memperoleh hasil yang lebih tinggi tingkat kepercayaannya, yang mencakup situasi yang lebih luas, sehingga apa yang semula tampaknya berlawanan pada akhirnya tidak lagi mengandung aspek- aspek yang tidak sesuai.

12. Pengambilan sampel secara purposif

Metode kualitatif tidak menggunakan sampling random atau acak dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Dalam teknik pengambilan sampel sudah ditentukan terlebih dulu siapa yang dapat diambil sebagai sampel berdasarkan tujuan penelitian. Sampel biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan ( purpose ) penelitian. Peneliti harus dapat menjelaskan kenapa orang-orang tertentu yang dijadikan sampel, serta mengapa latar belakang tertentu yang diobservasi. Tentu saja, tidak semua keadaan dapat tercakup dalam suatu kegiatan penelitian. Penelitian kualitatif sering merupakan suatu studi kasus atau multikasus.

13. Menggunakan “ audit trail

Dalam penelitian diadakan audit trail atau mengikuti jejak atau melacak, untuk mengetahui apakah laporan penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan. Peneliti selalu mencatat metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga orang lain dapat mengecek kembali bagaimana langkah-langkah yang diambilnya untuk mencapai kesimpulan. Misalnya, apabila dalam pengumpulan data yang berasal dari catatan, arsip, foto, rekaman suara atau cassete , video, dan sebagainya, peneliti menggunakan metode dokumenter maka peneliti harus mencantumkan bahwa metode dokumenter tersebut digunakan peneliti dalam pengumpulan data-data di atas. Demikian pula dalam menganalisis data, harus dicantumkan metode apa yang digunakan. Jadi seluruh proses penelitiannya terbuka bagi umum atau publik untuk diperiksa dan dikritik.

14. Analisis dilakukan sejak awal penelitian

Dalam penelitian kualitatif, analisis dilakukan sejak awal penelitian dan selanjutnya sepanjang melakukan penelitian hingga penelitian berakhir. Proses penelitian dimulai dari pengumpulan data, dilanjutkan dengan menganalisis. Hasil analisis ini selanjutnya diterapkan lagi di lapangan, yang berarti mencari data lagi serta menganalisisnya kembali, demikian seterusnya sampai kegiatan pengumpulan dan analisis data dianggap memadai. Analisis data dalam penelitian kualitatif dinamakan analisis data secara induktif. Analisis secara induktif dimulai dengan pengumpulan data menuju pada kesimpulan. Hasil/temuan penelitian jarang dianggap sebagai “temuan final” sepanjang belum ditemukan bukti-bukti kuat yang tidak dapat disanggah melalui bukti-bukti penyanggah. Bila belum sampai ke tingkat itu, biasanya penelitian kualitatif sekedar mengajukan hipotesis yang belum secara final terbuktikan.

15. Teori dasar (grunded theory)

Penelitian kualitatif cenderung bersifat memberi arah bimbingan bagi penyusunan teori substantif yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh :

  • Pertama , tidak ada teori apriori yang dapat berlaku untuk semua kenyataan-kenyataan yang mungkin akan timbul.

  • Kedua , bersifat netral.

  • Ketiga , teori dari dasar lebih dapat responsif terhadap nilai-nilai kontekstual.

Dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti bahwa pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian dilakukan. Dengan demikian, penyusunan teori di sini berawal dari bawah menuju ke atas, yaitu dari sejumlah data yang dikumpulkan dan yang saling berhubungan, dan yang kemudian disimpulkan menjadi teori.

Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar.

Karakteristik Penelitian Kualitatif

  1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik).
  2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument).
  3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama.
  4. Analisis data secara induktif.
  5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil.
  6. Penelitian dibatasi oleh fokus.
  7. Desain penelitian bersifat sementara.
  8. Laporan bernada studi kasus.
  9. Interpretasi ideografik.

Metode Pengumpulan Data

  1. Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant Observation)
  2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
  3. Penyelidikan Sejarah Hidup (Life Historical Investigation)
  4. Analisis Konten (Content Analysis)

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

Adapun ciri pokok metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu antara lain:

  1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa lingkungan alamiah. Kajian utama dalam penelitian kualitatif yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Penelitian dilakukan ketika berinteraksi langsung di tempat kejadian. Peneliti melakukan pengamatan, mencatat, mencari tahu, menggali sumber yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Hasil yang diperoleh segera disusun saat itu juga. Apa yang telah diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan dimana tingkahlaku itu berlangsung.

  2. Memiliki sifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan dalam bentuk angka-angka. Peneliti melakukan analisis data dengan memperbanyak informasi, mencari hubungannya, membandingkan, dan menemukan hasil atas dasar data sebenarnya (bukan dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan yang berkenaan dengan situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian narasi. Pemaparan data tersebut umumnya adalah menjawab dari pertanyaan dalam rumusan masalah yang ditetapkan.

  3. Tekanan pada proses bukan hasil. Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan pertanyaan untuk mengungkapkan proses dan bukan hasil dari suatu kegiatan. Pertanyaan menuntut gambaran keadaan sebenarnya tentang kegiatan, tahap-tahap, prosedur, alasan-alasan dan interaksi yang terjadi dimana dan pada saat dimana proses itu berlangsung.

  4. Bersifat induktif. Penelitian kualitatif diawali mulai dari lapangan yaitu fakta empiris. Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses penemuan yang terjadi secara alami dengan mencatat, menganalisis dan melaporkan serta menarik kesimpulan dari proses berlangsungnya penelitian tersebut. Hasil temuan penelitian dari lapangan dalam bentuk konsep, prinsip, teori dikembangkan bukan dari teori yang telah ada. Penelitian kualitatif menggunakan proses induktif artinya dari data yang terpisah-pisah namun saling berkaitan erat.

  5. Mengutamakan makna. Makna yang diungkapkan berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa yang akan diteliti tersebut. Contoh: penelitian yang dilakukan tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru. Peneliti memfokuskan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya, mencari informasi dan pandangan kepala sekolah tentang keberhasilan dan kegagalannya membina guru, apa saja yang dialami dalam membina guru, mengapa gurunya gagal dibina, dan kenapa hal itu terjadi. Selain mencari informasi kepada kepala sekolah, peneliti mencari informasi dari guru sebagai bahan perbandingan supaya dapat diperoleh pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat dan sahih.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif dimulai dari lapangan yang berdasarkan pada lingkungan alami, bukan pada teori. Data dan informasi yang diperoleh dari lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan secara deskriptif analitik dan tanpa menggunakan angka, karena lebih mengutamakan prosesnya.

Dalam dunia pendidikan, penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan suatu proses kegiatan pendidikan yang didasarkan pada apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian untuk menemukan kelemahan dan kekurangannya sehingga dapat ditentukan upaya perbaikannya; menganalisis suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan; menyusun hipotesis yang berkenaan dengan prinsip dan konsep pendidikan didasarkan pada data dan informasi yang terjadi di lapangan.