Apa yang dimaksud dengan metode Media Pembelajaran?

Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti "perantara‟ atau "pengantar‟. Menurut istilah media pembelajaran adalah alat bantu / media yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan atau informasi yang bersifat intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.

Media pembelajaran adalah sub-sistem dari sistem teknologi pendidika yang meliputi bahan dan alat-alat pendidikan dan perangkat yang digunakan oleh guru atau pelajar atau keduannya dalam situasi pendidikan secara sistematis untuk memudahkan proses pengajaran dan pembelajaran.

Menurut Anderson, media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnnya hubungan langsung antara karya seorang pengembang mata pelajaran dengan peserta didik .

Gagne dan Briggs, 1975 secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorde, kaset, video kamera, film, slide, foto, gambar, grafik telivisi dan komputer atau dengtan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Assosiasi Pendidikan Teknologi dan Komunikasi AECT ( Association of Educational and Communications Technology, 1977 ) di Amerika Serikat membatasi bahwa : “ Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi”

Sedangkan batasan yang diberikan oleh Assosiasi Pendidikan Nasional di Amerika Serikat NEA ( National Education Association ) mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi ( dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Media Pembelajaran adalah :

“Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran”.

Ciri-ciri


Ciri-ciri media pembelajaran antara lain :

  1. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik disebut hardware (perangkat keras), yaitu sebuah benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.

  2. Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik disebut software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin dia sampaikan kepada peserta didik.

  3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.

  4. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

  5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

  6. Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP) atau perorangan (misalnya: modul, kompter, radio tape/ kaset, video recorder)

Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya. Ciri-ciri tersebut yaitu:

  1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
    Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

  2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
    Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.

  3. Ciri Distributif (Distributive Property)
    Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di transportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Berikut adalah aturan yang harus diperhatikan dalam memilih atau menggunakan media pembelajaran:

  • Sesuaikan terhadap tujuan pembelajaran, peserta didik dan tingkat pemikiran, sehingga membantu untuk memberikan informasi kepada peserta didik.

  • Sesuaikan dengan waktu yang tepat untuk penggunaannya.

  • Evaluasi terhadap media atau sarana, agar tidak ada kesalahan selama presentasi, serta pemeriksaan perangkat yang akan digunakan dalam layar dan lingkungan kelas yang sesuai untuk penggunaan media (adanya arus listrik, intensitas yang tepat dan kapasitas listrik di dalam kelas, dll)

  • Proporsionalitas antara ukuran gambar dan realitas, contohnya gambar binatang juga harus realistis terhadap ukuran aslinya.

Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran melibatkan berbagai komponen, salah satunya yang tidak kalah penting adalah komponen media. Media memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat penting untuk membantu kelancaran proses pembelajaran.

Fungsi Media Pembelajaran

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Menurut Kempt & Dayton, media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar, yaitu:

  • Memotivasi minat atau tindakan. Untuk memenuhi fungsi motivasi media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik menghibur. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang peserta didik atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.

  • Menyajikan informasi. Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok peserta didik.

  • Memberi instruksi. Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Kegunaan Media Pembelajaran

Berbagai kegunaan atau manfaat media pembelajaran menurut menyampaikan kegunaan-kegunaan media pendidikan secara umum sebagai berikut :

  • Memperjelas penyajian pesan yang ingin disampaikan oleh pendidik.

  • Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti objek atau benda yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk ditampilkan diruang kelas secara langsung dapat di ganti dengan media visual. Kejadian yang sudah terjadi di masa lampau dapat disajikan dalam bentuk video atau film.

  • Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal media pembelajaran berguna untuk meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan peserta didik belajar sendiri berdasarkan minta dan kemampuannya dan memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan.

  • Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran.

  • Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa- peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan.

Sudjana dan Rifa’i mengemukakan kegunaan/ manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu:

  • Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

  • Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

  • Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata- mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan.

  • Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab, tidak mendengarkan uraina guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Oleh karena itu, kegunaan media pembelajaran secara umum adalah sebagai berikut:

  • Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.

  • Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

  • Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk meningkatkan motivasi belajar.

  • Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran.

Macam-Macam Media


Macam-macam media pembelajaran menurut Djamarah diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

  1. Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset rekorder.

  2. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan gambar diam seperti film bingkai, foto, gambar, atau lukisan.

  3. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.

Sedangkan media pembelajaran menurut Rudy Brets dikelompokkan menjadi :

  1. Media audio visual gerak, seperti : Film bersuara, film pada televisi, Televisi dan animasi.
  2. Media audio visual diam, seperti : Slide.
  3. Audio semi gerak, seperti : tulisan bergerak bersuara.
  4. Media visual bergerak, seperti : Film bisu.
  5. Media visual diam, seperti : slide bisu, halaman cetak, foto.
  6. Media audio, seperti : radio, telephon, pita audio.
  7. Media cetak, seperti : buku, modul.

Andersen membagi Media Pembelajaran menjadi 10 golongan yaitu :

  1. Audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
  2. Cetak : Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
  3. Audio-cetak : Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
  4. Proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide)
  5. Proyeksi Audio visual diam : Film bingkai (slide) bersuara
  6. Visual gerak : Film bisu
  7. Audio Visual gerak : film gerak bersuara, video/VCD, televisi
  8. Obyek fisik : Benda nyata, model, specimen
  9. Manusia dan lingkungan : Guru, Pustakawan, Laboran
  10. Komputer : CAI (Computer Assisted Instructional=Pembelajaran berbantuan komputer), CMI (Computer Managed Instructional).

Karena luasnya media pembelajaran yang dapat digunakan, maka, media pembelajaran dapat dikategorikan yang berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu :

Dilihat dari jenisnya

  1. Media Auditif atau Audio
    Media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja (untuk di dengar) misalnya : radio, tape recorder, cd player, dan sebagainya.

  2. Media Visual
    Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan ( untuk dilihat ). Media visual ada yang menampilkan gambar diam, seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar atau lukisan atau cetakan, sketsa, diagram, chart, grafik, kartun, poster, peta maupun globe Ada juga media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film karton.

    Media atau alat visual ada juga yang disebut media tiga dimensi yaitu media atau alat yang mempunyai bentuk sama atau hamper sama dengan benda-benda sebenarnya dan mempunyai ukuran tinggi, lebar dan panjang. Atau tiruan sederhana yang disebut mock-up ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1971)

    Macam-macam media atau alat tiga demensi yang dapat dibuat sendiri disekolah sekolah dengan bahan-bahan yang ada di sekitar sekolah .

    • Model , media yang banyak dipakai di sekolah-sekolah dewasa ini ialah alat-alat seperti : tiruan gunung berapi yang dibuat dari tanah liat, kertas atau semen, tiruan rumah, tengkorak, manusia setasiun, pabrik-pabrik. Macam-macam model : yang disederhanakan, lapangan, perbandingan. irisan.

    • Benda asli (obyek), media yang berupa benda-benda asli , dengan bantuan murid-murid dapat mengumpulkan misalnya : macam=macam akar, tulang-tulang, mata uang asing, biji-bijian dll.

    • Mock up ( alat tiruan) , menggambarkan bagian-bagian yang diperlukan untuk menjelaskan sesuatu

    • Diorama, merupakan media berbentuk suatu kotak yang melukiskan suatu pemandangan yang mempunyai latar belakang dengan perspektip yang sebenarnya, sehingga menggambarkan suatu suasana yang sebenarnya misalnya: membuat diorama mengenai dasar lautan.

    • Peta timbul, Boneka, Topeng dll.

  3. Media Audiovisual
    Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini terbagi lagi ke dalam : Audiovisual Diam dan Audiovisual Gerak

    • Audiovisual Diam : media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara ( sound slide ), film rangkai suara, dan cetak suara.

    • Audiovisual Gerak : media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan vidio cassette.

Dilihat dari Daya Liputnya

  1. Media dengan daya Liput Luas dan Serentak; Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Misal : radio dan televisi.

  2. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat; Pengggunaan media ini membutuhkan ruang dan tempat yang khusus misal: film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.

  3. Media untuk pengajaran Individual; Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk modul berprogram dan pengajaran melalui komputer .

Dilihat dari bahan Pembuatannya

  1. Media sederhana
    Media ini bahan dasarnya mudah diperolah dan harganya murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit.

  2. Media Kompleks
    Media ini adalah media yang bahan dan alat pebuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya keterampilan yang memadai.

Referensi :

Arief, S.Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003).

Menurut Heinich (2002) seperti yang dikutip oleh Daryanto (2010) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium. Pertanyaan yang sering muncul adalah mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran. Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran. Karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol- simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh peserta didik dinamakan decoding.

Dalam penafsiran tersebut ada kalanya berhasil dan ada kalanya tidak berhasil. Dengan kata lain dapat dikatakan ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan itu disebabkan oleh gangguan yang menjadi penghambat komunikasi yang dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.
Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan antara lain :

  1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis;

  2. Membatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra;

  3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan sumber belajar;

  4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya;

  5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama;

  6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, pendidik (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dyton (1985) seperti yang dikutip oleh Daryanto (2010) :

  1. Penyampaian pesan pembelajaran yang lebih terstandar;

  2. Pembelajaran dapat lebih menarik;

  3. Pembelajaran mrnjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar;

  4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek;

  5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan;

  6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan;

  7. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan;

  8. Peran pendidik mengalami perubahan ke arah positif.

Proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti sikap, pandangan hidup, perasaan senang dan tidak senang, kebiasaan dan pengalaman pada diri peserta didik. Bila peserta didik apatis, tidak senang, atau menganggap buang waktu maka sulit untuk mengalami proses belajar. Faktor eksternal merupakan rangsangan dari luar diri peserta didik melalui indera yang dimilikinya, terutama pendengaran dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai faktor eksternal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar.

Klasifikasi media pembelajaran

Media pengajaran banyak macamnya, dari mulai media yang sederhana sampai yang kompleks. Namun dari sekian banyak media ini dapat diklassifikasi.

1. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas media yang tidak dapat Diproyeksikan (non-projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (projected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini bisa berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures).

2. Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan program radio adalah bentuk dari media audio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan media lainnya.

3. Media Audio-Visual

Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Sudah barang tentu apabila Anda menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal panyajian bahan ajar kepada para siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher) tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media, maka peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media audio-visual di antaranya program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).

4. Kelompok Media Penyaji

Donald T. Tosti dan John R. Ball menyusun pengelompokkan media menjadi tujuh kelompok media penyaji, yaitu

  • Kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, dan gambar diam,
  • Kelompok kedua; media proyeksi diam,
  • Kelompok ketiga; media audio,
  • Kelompok keempat; media audio,
  • Kelompok kelima; media gambar hidup/film,
  • Kelompok keenam; media televisi, dan (g) kelompok ketujuh; multimedia.

5. Media Objek dan Media Interaktif

Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya. Media ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek sebenarnya dan media objek pengganti. Media objek sebenarnya dibagi dua jenis, yaitu media objek alami dan media objek buatan. Media objek alami dapat dibagi kedalam dua jenis yaitu objek alami yang hidup dan objek alami yanng tidak hidup. Sebagai contoh objek alami yang hidup adalah ikan, burung elang, singa, dan sebagainya. Sedangkan contoh objek alami yang tidak hidup adalah batu-batuan, kayu, air, dan sebagainya. Objek buatan, yaitu buatan manusia, contohnya gedung, mainan, jaringan transportasi dan sebagainya. Media objek kelompok kedua terdiri atas benda-benda tiruan yang dibuat untuk mengganti benda-benda yang sebenarnya. Objek-objek pengganti dikenal dengan sebutan replika, model, dan benda tiruan. Replika dapat didefinisikan sebagai reproduksi statis dari suatu objek dengan ukuran yang sarna dengan benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah reproduksiyang kelihatannya sarna, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu. Benda tiruan ada dua macam, yaitu pertama merupakan bangunan yang dibuat kurang lebih menyerupai suatu benda yang besar, misalnya bagian dari sebuah kapal terbang (sayap). Bentuk benda tiruan yang kedua ialah bentuk yang menggambarkan mekanisasi kerja suatu benda, misalnya sistem pembakaran outomobil.

Media Interaktif, karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Sedikitnya ada 3 macam interaksi. Interaksi yang pertama ialah yang menunjukkan siswa berinteraksi dengan sebuah program, misalnya siswa diminta mengisi blanko pada bahan belajar terprogram. Bentuk interaksi yang kedua ialah siswa berinteraksi dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator, laboratorium bahasa, komputer, atau kombinasi diantaranya yang berbentuk video interaktif. Bentuk interaksi ketiga ialah mengatur interaksi antara siswa secara teratur tapi tidak terprogram; sebagai contoh dapat dilihat pada berbagai permainan pendidikan atau simulasi yang melibatkan siswa dalam kegiatan atau masalah, yang mengharuskan mereka untuk membalas serangan lawan atau bekerjasama dengan teman seregu dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang timbul karena tidak ada batasan yang kaku mengenai jawaban yang benar. Jadi permainan pendidikan dan simulasi yang berorientasikan pada masalah memiliki potensi untuk memberikan pengalaman belajar yang merangsang minat dan realistis. Oleh karena itu, guru menganggapnya sebagai sumber terbaik dalam urusan media komunikasi.

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Arsyad, 2003). Kemudian menurut Simamora (2008) menyatakan bahwa :

“Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik, pendidik dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.”

Menurut Latuheru (1988) menyatakan media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

Manfaat Media Pembelajaran

Belajar tidak hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit bagi siswa dan media pembelajaran tidak dapat menggeser peran guru sebagai fasilitator karena media hanya sebagai alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran. Media sebagai wahana penyampai pesan tentunya memiliki manfaat yang beragam untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah & Zain (2002) bahwa: “Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan yang ditata dan diciptakan oleh guru”. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan menafsirkan dan memadatkan informasi (Djamarah dan Zain, 2002).

Menurut Sudjana dan Rivai (2001) manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa diantaranya sebagai berikut :

  1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

  2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dengan memungkinkan siswa dapat menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

  3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi guru harus mengajar tiap jam pelajaran.

  4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi aktivitas lain seperti : mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan sebagainya.

Jenis-jenis media pembelajaran

Terdapat banyak dan jenis media pembelajaran, dari media yang tergolong sederhana sampai media pembelajaran berbasis teknologi tinggi. Dari yang mudah sampai media yang tergolong sulit untuk digunakan kemudian media yang natural/sudah ada sampai pada media yang harus diarancang sendiri oleh guru. Media dapat diklasifikasi berdasarkan jenisnya, menurut Djamarah (2005) yaitu :

Media dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi :

  1. Media auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder , piringan hitam.

  1. Media visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini akan menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip ( film rangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu,film kartun.

  1. Media audiovisual

Media audiovisual yaitu perpaduan antara suara dan gambar. Yang termasuk media audiovisual meliputi:

  • Audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara ( sound slide ), film rangkai suara.

  • Audio visual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan film cassette.

Menurut Djamarah (2005) media dapat diklasifikasikan berdasarkan daya liput, bahan dan cara pembuatan, yaitu :

Media dilihat dari daya liputnya , meliputi :

  1. Media dengan daya liput luas dan serentak

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh ruang dan tempat serta dapat menjangkau anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.

  1. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat

Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat khusus seperti: film, sound slide, film rangkai yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.

Media dilihat dari bahan pembuatannya , meliputi:

  1. Media sederhana

Yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit.

  1. Media kompleks

Yaitu media dengan bahan yang sulit didapat, alat tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal.

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Gerlach dan Ely (1971) mengatakan media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.

Menurut Sadiman (2003) yang dikutip Cecep dalam bukunya mengemukakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Pesan yang disampaikan melalui media dalam bentuk isi atau materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh penerima pesan dengan menggunakan salah satu gabungan beberapa alat indera mereka.

Sedangkan menurut Cecep dan Bambang dalam bukunya media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga „dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Atau media merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.

Menurut beberapa ahli pengertian media pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Menurut AECT (Association for Educational Communication and Technology). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi.

  2. NEA (National Education Associaton) berpendapat media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.

  3. Sadiman dalam Cecep dan Bambang mengemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

  4. Raharjo dalam Cecep dan Bambang mengatakan bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan.

  5. Asnawir dan Basyiruddin mendefinisikan media adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pendidikan.

Jenis – jenis Media Pembelajaran


Media pembelajaran memiliki beberapa jenis, diantaranya yang di ungkapkan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menyebutkan jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran yaitu:

  1. Media grafis, sering disebut juga media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar seperti gambar, foto, grafik bagan atau diagram, poster kartun, komik dan lain-lain.
  2. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.
  3. Media Proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain
  4. Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik mengklasifikasikan media pengajaran menjadi 4, yaitu:

  1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip,transparansi, michro prijection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar ilustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe

  2. Alat-alat bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya photograph record, transkripsi elektris, radio, rekaman pada tape recorder.

  3. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya: model, specimens, bak pasir, peta elektrik, koleksi diorama.

  4. Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.

Kemp & Dayton dalam Arsyad mengelompokkan media ke dalam 8 jenis yaitu:

  1. Media Cetakan,
  2. Media Panjang,
  3. Overhead transparancie,
  4. Rekaman Audiotape,
  5. Seri slide dan film Strips,
  6. Penyajian multi image,
  7. Rekaman video dan film hidup,
  8. komputer.

Sedangkan Leshin, Pollock & Reigeluth dalam Arsyad mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok yaitu:

  1. Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, field trip).
  2. Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja dan lembaran lepas).
  3. Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide)
  4. Media berbasis audio visual (video, film, program slide-tape, televisi).
  5. Media berbasis komputer (pengajaran dengan berbasis komputer, video interaktif, hypertext).

Menurut Yani Meimulyani dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:

  1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset rekorder, piringan hitam.

  2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides, foto, lukisan atau gambar, cetakan. Adapula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

  3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

Menurut Sudjana dan Rivai kriteria memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan hal yaitu:

  1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran. Artinya media ajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

  2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

  3. Kemudahan memperoleh media. Media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis pada umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.

  4. Keterampilan guru dalam menggunakan media. Apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.

  5. Tersedia waktu untuk menggunakannya. Sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

  6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa. Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.

Fungsi Media


Menurut Levie dan Lents yang dikutip Cecep dan Bambang mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu:

  1. Fungsi atensi. Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.

  2. Fungsi afeksi. Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

  3. Fungsi kognitif. Media visual terlihat dari temuantemuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

  4. Fungsi kompensatoris. Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau sajian secara verbal.