Apa yang dimaksud dengan metode Hazard and Operability - HAZOP?

HAZOP merupakan salah satu teknik dalam mengidentifikasi risiko. HAZOP adalah teknik terstruktur dan sistematis untuk pemeriksaan sistem dan manajemen risiko. HAZOP digunakan untuk mengidentifikasi potensi yang mungkin berbahaya dalam suatu sistem dan mengidentifikasi masalah pengoperasian yang cenderung mengarah pada produk yang tidak sesuai. Dalam mengidentifikasi risiko, HAZOP memilik beberapa metodologi.

HAZOP merupakan tools untuk melakukan penilaiain sekaligus pengidentifikasian risiko. HAZOP digambarkan sebagai :

  1. Alat untuk melakukan brainstorming
  2. Alat penilaian risiko kualitatif
  3. Alat penilaian risiko induktif, yang merupakan pendekatan identifikasi risiko"bottom-up", yang artinya kesuksesan bergantung pada kemampuan pakar untuk memprediksi penyimpangan berdasarkan pengalaman masa lalu.

Metodologi HAZOP diantaranya adalah :

  1. Pendefenisian
    Fase ini melakukan pendefenisian terhadap cakupan dan tujuannya, pendefenisian tanggung jawan, dan pemilihan tim untuk identifikasi dan penilaian.

  2. Preparation (Persiapan)
    Fase ini mempelajari studi terkait tentang identifikasi risiko, mengumpulkan data, persetujuan jenis perekaman data, pengestimasian waktu, dan penyusunan jadwal.

  3. Examination (Pengeksekusian)
    Hal-hal yang dilakukan pada fase ini diantaranya adalah : Membagi sistem menjadi beberapa bagian, memilih bagian itu serta mendefenisikan maksud dari desain bagian itu, identifikasi penyimpangan dengan menggunakan arahan dari beberapa elemen, identifikasi konsekuensi dan penyebabnya, identfikasi permasalahan yang memungkinkan untuk terjadi, identifikasi mekanisme proteksi dan indikator, identifikasi pencegahan permasalahan yang memungkinkan, persetujuan akan aksi pencegahan, dan mengulangi setiap elemen dan bagian itu.

  4. Dokumentasi dan follow-up
    Fase ini merupakan fase akhir yang bertujuan untuk menyimpan hasil eksekusi, penandatanganan dokumentasi, menghasilkan laporan studi, follow up aksi yang sudah diimplementasikan. Dokumentasi merupakan laporan akhir mengenai pengidentifikasian risiko serta mitigasinya.

HAZOP dan metodologinya.pdf (190,7 KB)

Hazard and Operability atau HAZOP adalah standar teknik analisis bahaya yang digunakan dalam persiapan penetapan keamanan dalam suatu sistem baru atau modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau operability-nya.

HazOp adalah suatu metode identifikasi bahaya yang sistematis teliti dan terstruktur untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang menganggu jalanya proses dan resiko yang terdapat pada suatu peralatan yang dapat menimbulkan resiko merugikan bagi manusia/fasilitas pada sistem. Metode ini digunakan sebagai upaya pencegahan sehingga proses yang berlangsung dalam suatu sistem dapat berjalan lancar dan aman.

Hazard and Operability terdefinisi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

  1. Proses HazOp merupakan teknik HazOp yang dikembangkan untuk menilai peralatan dan mesin-mesin di pabrik sistem proses produksi.

  2. Human HazOp merupakan teknik HazOp yang lebih fokus untuk menilai kesalahan manusia dari pada kegagalan teknik.

  3. Prosedure HazOp merupakan teknik HazOp yang lebih digunakan untuk menilai ulang prosedur kerja atau rangkaian operasi dan kadang-kadang ditandai dengan safe operation study (SAFOPs).

  4. Software HazOp merupakan teknik HazOp yang digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan kesalahan-kesalahan dalam pengembangan perangkat lunak.

Istilah terminologi yang dipakai untuk mempermudah pelaksanaan HAZOP antara lain sebagai berikut:

  1. Proses. Proses apa yang sedang terjadi atau lokasi dimana proses tersebut berlangsung.

  2. Sumber Hazard. Sumber bahaya (hazard) yang ditemukan di lapangan.

  3. Deviation (Penyimpangan). Hal-hal apa saja yang berpotensi untuk menimbulkan risiko.

  4. Cause (Penyebab). Penyebab adalah sesuatu yang kemungkinan besar akan mengakibatkan penyimpangan.

  5. Consequence (Akibat/Konsekuensi). Akibat dari deviation yang terjadi yang harus diterima oleh sistem.

  6. Action (Tindakan). Tindakan dibagi menjadi dua kelompok yaitu tindakan yang mengurangi atau menghilangkan akibat (konsekuensi). Sedangkan apa yang terlebih dahulu diputuskan hal ini tidak selalu memungkinkan terutama ketika berhadapan dengan kerusakan peralatan. Namun, pada awalnya selalu diusahakan untuk menyingkirkan penyebabnya dan hanya di bagian mana perlu mengurangi konsekuensi.

  7. Severity. Merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi.

  8. Likelihood adalah kemungkinan terjadinya konsekuensi dengan sistem pengaman yang ada.

  9. Risk. Risiko merupakan nilai risiko yang didapatkan dari kombinasi kemungkinan likelihood dan severity.

Tujuan penggunaan HazOp


HazOp digunakan sebagai metode untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. HazOp secara sistematis mengidentifikasi setiap kemungkinan penyimpangan dari kondisi operasi yang telah ditetapkan dari suatu plant , mencari berbagai faktor penyebab yang memungkinkan timbulnya kondisi abnormal tersebut, dan menentukan konsekuensi yang merugikan sebab akibat terjadinya penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi resiko yang telah berhasil diidentifikasi (Munawir, 2010).

Menurut Juniani (2008), tujuan penggunaan HazOp adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis, untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Hasil pemaparan dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari HazOp adalah suatu metode yang digunakan dengan tujuan untuk meninjau sebuah proses atau operasi pada suatu sistem pekerjaan secara sistematis dan untuk mengidentifikasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat mendorong ke hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja.

Hazard


Hazard atau bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cedera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainya.

Hazard atau bahaya dapat didefinisikan sebagai keadaan yang menimbulkan chance of loss dari suatu bencana tertentu yang berpotensi menyebabkan kerugian atau kelukaan.

Menurut Tranter, Hazard atau bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika salah satu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimana-mana baik ditempat kerja atau dilingkungan, namun bahaya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur.

Berdasarkan OHSAS 18001 (2007), hazard atau bahaya merupakan sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya.

Berdasarkan ILO (2009), potensi bahaya adalah suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa potensi bahaya atau hazard merupakan sumber potensi atau situasi yang dapat menimbulkan efek negatif dan merugikan yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan pekerja.

Jenis-jenis Hazard

Menurut Suma’mur (1981), dalam ruang atau ditempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab penyakit akibat kerja atau potensi bahaya, antara lain:

  1. Golongan fisik, seperti :

    • Suara, yang bisa menyebabkan pekak atau tuli.

    • Radiasi sinar-sinar Ro atau sinar-sinar radioaktif, yang menyebabkan antara lain penyakit susunan darah dan kelainan-kelainan kulit. Radiasi sinar inframerah bisa menyebabkan katarak pada lensa mata, sedangkan sinar ultraviolet menjadi sebab conjuctivitis photoelectrica.

    • Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan “heat stoke”, “heat cramps” atau “hyperpyrexia”, sedangkan suhu-suhu yang rendah antara lain menimbulkan “frostbite”.

    • Tekanan yang tinggi menyebabkan “caisson disease”.

    • Penerangan lampu yang kurang baik misalnya menyebabkan kelainan pada indera penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.

  2. Golongan kimia, seperti :

    • Debu yang menyebabkan pneumoconioses, diantaranya: silicos, asbestosis dan lain-lain.

    • Uap yang diantaranya menyebabkan “metal fume fever”, dermatitis atau keracunan.

    • Gas, misalnya keracunan oleh CO, H2S dan lain-lain.

    • Larutan, yang misalnya menyebabkan dermatitis.

    • Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides), racun dan lain-lain yang menimbulkan keracunan.

  3. Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah cara melakukan pekerjaan dan lain- lain yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun perubahan fisik pekerja.

  4. Golongan mental-psikologi, hal ini terlihat misalnya pada hubungan kerja yang tidak baik, atau misalnya keadaan membosankan monoton.

Menurut Ramli (2010:65), jenis bahaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Bahaya Mekanis

    Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanika baik yang digerakan secara manual maupun dengan penggerak. Misalnya mesin gerinda, bubut, potong, press, tempa, pengaduk, dan lain-lain.

  2. Bahaya Listrik

    Bahaya listrik adalah sumber bahaya yang berasal dari energi listrik. Energi listrik dapat mengakibatkan berbagai bahaya seperti kebakaran,sengatan listrik, dan hubungan singkat. Lingkungan di sekitar tempat kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari jaringan listrik, maupun peralatan kerja atau yang menggunakan energi listrik.

  3. Bahaya Fisis

    Bahaya yang berasal dari faktor fisis yakni kebisingan, tekanan, getaran, suhu panas atau dingin, cahaya atau penerangan, dan radiasi dari bahan radioaktif.

  4. Bahaya Biologi

    Pada beberapa lingkungan kerja terdapat bahaya yang bersumber dari unsur biologis seperti flora dan fauna yang terdapat pada lingkungan kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam industri makanan, farmasi, pertanian, dan kimia, pertambangan, minyak dan gas bumi.

  5. Bahaya Kimia

    Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifatdan kandunganya. Banyak kecelakaan terjadi akibat bahaya kimiawi seperti keracunan, Iritasi, Kebakaran, dan polusi atau pencemaran lingkungan.

Menurut Soedirman (2011), jenis-jenis faktor bahaya yang dapat memapar tenaga kerja adalah:

  1. Faktor bahaya kimiawi

    Faktor bahaya kimiawi yaitu gas, uap, debu, fume, mist, asap, kabut, dan smog.

  2. Faktor bahaya fisik

    Faktor bahaya fisik antara lain: panas, bising, getaran, pencahayaan, yang kurang, radioaktif gelombang elektromagnetik seperti microwave, laser, radar, gelombang radio, sinar ultra violet, dan sinar inframerah.

  3. Faktor bahaya biologis

    Faktor bahaya biologis antara lain: virus, vaksin, jamur (fungi), amuba, bakteri, dan baksil.

  4. Faktor bahaya mekanik

    Faktor bahaya mekanik antara lain: bagian-bagian yang berputar-putar atau bergerak tanpa pengaman (machne guarding), bejana tekan tanpa keran pengaman (safety valve), dan boiler tanpa katup pengaman.

  5. Faktor bahaya faal kerja/alat kerja

    Faktor bahaya faal kerja/alat kerja antara lain: alat-alat kerja tidak sesuai dengan sifat, karakteristik dan ukuran antropometri tenaga kerja atau tidak ergonomis.

  6. Faktor bahaya psikologis atau kejiwaan

    Faktor bahaya psikologis atau kejiwaan antara lain: hubungan antara atasan dan bawahan serta antara teman sekerja tidak serasi sehingga timbul stres dan ketegangan jiwa.

Langkah-Langkah HAZOP


Langkah-langkah untuk melakukan identifikasi hazard dengan menggunakan HAZOP worksheet dan Risk Assessment adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui urutan proses yang ada pada area penelitian.

  2. Mengidentifikasi hazard yang ditemukan pada area penelitian.

  3. Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP worksheet dengan urutan sebagai berikut:

    • Mengklasifikasikan hazard yang ditemukan (sumber hazard dan frekuensi temuan hazard).

    • Mendeskripsikan deviation atau penyimpangan yang terjadi selama proses operasi.

    • Mendeskripsikan penyebab terjadinya penyimpangan (cause)

    • Mendeskripsikan apa yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan tersebut (consequences).

    • Menentukan action atau tindakan sementara yang dapat dilakukan.

    • Menilai risiko (risk assessment) yang timbul dengan mendefinisikan kriteria likelihood dan consequences (severity).

      Kriteria likelihood yang digunakan adalah frekuensi dimana dalam perhitunganya secara kuantitatif berdasarkan data atau record perusahaan selama kurun waktu tertentu.

      Kriteria consequences (severity) yang digunakan adalah akibat apa yang akan diterima pekerja yang didefinisikan secara kualitatif dan mempertimbangkan hari kerja yang hilang.

    • Melakukan perangkingan dari hazard yang telah diidentifikasi menggunakan worksheet HAZOP dengan memperhitungkan likelihood dan consequence, kemudian menggunakan risk matrix untuk mengetahui prioritas hazard yang harus diberi prioritas untuk diperbaiki.

    • Merancang perbaikan untuk risiko yang memiliki level “Ekstrim”, kemudian melakukan rekomendasi perbaikan untuk proses.

Tabel Kriteria Likelihood
Kriteria Likelihood HAZOP

Tabel Kriteria Consequences/Severity
Kriteria Consequences HAZOP

Tabel Matriks Risiko

Hazard and Operability Study atau biasa disebut HAZOP merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa bahaya (hazard) pada suatu sistem. Sistem ini menggunakan teknik kualitatif untuk mengidentifikasi potensi bahaya dengan menggunakan guide word. HAZOP digunakan untuk menjelaskan setiap bagian dari proses untuk mengetahui penyimpanganpenyimpangan dari desain yang telah dibuat dan apa penyebab dan akibatnya. Skematik ini diselesaikan dengan guidewords yang sesuai.

Analisa hazop mengandung beberapa unsur penting yaitu:

  1. Proses analisa adalah suatu proses kreatif yang sistematis menggunakan beberapa guideword untuk mengidentifikasi penyimpangan yang dapat menjadi potensi bahaya dari desain suatu proses dan menggunakan penyimpangan ini sebagai “triggering device” untuk menjadi panduan penganalisa dalam mengidentifikaasi potensi bahaya dan efek atau konsekuensi yang mungkin terjadi

  2. Analisa hazop dilakukan oleh orang-orang yang memiliki dasar dalam proses yang dianalisa dan menggunakan analasi berpikir yang logis dalam setiap pendefinisan potensi bahaya.

  3. Setiap masalah yang telah selesai diidentifikasi, didokumentasikan dalam suatu tabel assesment.

Secara garis besar hazop dijalankan dengan mengikuti prosedur berikut ini:

  1. Pengumpulan gambaran selengkap-lengkapnya setiap proses yang ada dalam sebuah plant

  2. Pembagian sistem menjadi beberapa subsistem yang lebih kecil. Tidak ada ketentuan atau prosedur khusus untuk pembagian sistem ini.

  3. Penginvestigasian adanya kemungkinan penyimpangan pada subsistem menggunakan kata kunci atau guide words untuk mempermudah proses analisis.

  4. Pengidentifikasian kemungkinan penyebab dari penyimpangan - penyimpangan yang terjadi.

  5. Melakukan penilaian terhadap setiap konsekuensi atau efek negatif yang ditimbulkan dari setiap penyimpangan. Ukuran besar kecilnya efek negatif ditentukan berdasarkan keamanan dan keefisienan kondisi operasional plant dalam keadaan normal.

  6. Penentuan tindakan proteksi yang sesuai untuk tiap penyimpangan yang terjadi di tiap elemen. Penekanan sistematika pertanyaan pada prosedur hazop nampak pada penggunaan dua kelompok (tingkat) kata kunci, yaitu:

    • Kata kunci primer ( primary keywords ) Kata-kata yang bertitik tolak pada tujuan perancangan/ berhubungan dengan kondisi/ parameter sebuah proses. Contohnya: aliran ( flow ), tekanan ( pressure ), suhu ( temperature ), kekentalan ( viscosity ), korosi ( corrosion ), pengikisan ( erosion ), ketinggian ( level ), kepadatan ( density ). pelepasan/ pembebasan ( relief ), pencampuran ( composition ), penambahan ( addition ), reaksi ( reaction ).

    • Kata kunci sekunder ( secondary keywords ) Kata kunci sekunder pada saat digabungkan dengan sebuah kata kunci primer akan menunjukkan kemungkinan penyimpangan yang bisa terjadi. Contohnya, tidak ada ( no ), berlebihan ( more ), kurang ( less ), berlawanan ( reverse ), sama dengan ( as well as ).

Dalam menganalisis HAZOP terdapat beberapa parameter yang menjadi standar dalam menentukan nilai dan tingkatan bahaya setiap komponen. Parameter yang digunakan diantaranya likelihood, consequence , dan risk matrix. Likelihood merupakan peluang risiko terjadinya bahaya pada komponen. Parameter likehood yang digunakan mengikuti standar kriteria.