Apa yang dimaksud dengan Medication safety?

Medication safety

Pengobatan dapat membuat kita tetap sehat, menyembuhkan gejala penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup. Tetapi setiap bentuk terapi bukan tanpa risiko. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa cukup signifikan jumlah pasien yang mengalami harm akibat pelayanan kesehatan dan pengobatannya, baik mengakibatkan trauma permanen, perpanjangan lama perawatan di rumah sakit, dan bahkan kematian. Isu safety telah menjadi isu bagi semua negara yang memberikan pelayanan kesehatan.

Apa yang dimaksud dengan Medication safety ?

Medication safety mempunyai tujuan agar tercapainya keselamatan pasien atau Patient safety. Patient safety adalah identifikasi, penilaian, analisis, dan manajemen risiko dan patient safety incident, agar pelayanan pasien lebih aman dan meminimalkan harm pada pasien.

Patient safety incident adalah insiden yang tidak disengaja atau tidak diharapkan yang bisa mengakibatkan harm bagi yang mendapatkan pelayanan kesehatan. Istilah ini adalah istilah payung yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan satu insiden atau satu rangkaian insiden yang terjadi pada suatu waktu.

Strategi untuk meningkatkan medication safety dalam pelayanan kesehatan:

• Sistem yang memastikan adanya distribusi obat yang lebih baik

  • Distribusi obat berbasis pasien individual.
  • Automated disepensing device

• Sistem yang memastikan adanya pengecekan yang memadai/adekuat

  • Bar coding
  • Sistem deteksi komputer untuk kejadian efek samping obat
  • Pengecekan ganda oleh perawat yang memberikan obat (terutama untuk obat yang menyebabkan adiksi, sitotoksik, obat-obat baru, obat yang diberikan secara epidural, insulin, produk darah).

• Sistem yang memperbaiki pemberian obat

  • Perbaikan pengepakan dan penyimpanan obat, serta peralatan pemberian obat
  • Edukasi dan pelatihan untuk menurunkan
    administration error
    • Sistem untuk memperbaiki penulisan resep
  • Edukasi dan pelatihan untuk penulis resep
  • Academic detailing, yaitu edukasi penulis resep oleh tenaga profesional pelayanan kesehatan, terutama apoteker, dokter, atau perawat, untuk mengubah peresepan obat agar konsisten dengan medical evidence, mendukung patient safety, agar pilihan obatnya cost-effective, serta meningkatkan pelayanan pasien.

• Sistem yang memastikan adanya diseminasi pengetahuan tentang obat yang lebih baik

  • Peresepan elektronik yang dikombinasi dengan sistem pendukung pengambilan keputusan klinis
  • Implementasi clinical guideline
    • Sistem yang memberikan pelayanan farmasi klinis
    Ahli farmasi klinis berpartisipasi dalam sejumlah proses pengobatan, termasuk review, pemesanan, penyerahan, monitoring, dan edukasi obat.

• Sistem yang memperbaiki transfer informasi

  • Sistem pelayanan manajemen obat saat pasien masuk dan keluar rumah sakit (transfer informasi dari rumah sakit ke pemberi pelayanan kesehatan primer, yaitu dokter umum dan apoteker di luar rumah sakit).
  • Rekam medis elektronik bersama.

• Sistem yang mendukung perawatan multidisiplin

• Sistem yang mendukung pelaporan insiden terkait obat dan efek samping obat

• Pendekatan berbasis sistem untuk memahami dan mencegah medication error

  • Sistem yang memungkinkan rumah sakit menilai sistem dan performa pengobatan oleh dokter- dokternya.
  • Pendekatan berbasis sistem untuk melaporkan, me- review, dan memberi umpan balik terhadap data yang diperoleh tentang drug administration error

Langkah menuju patient safety

Seven steps (tujuh langkah) menuju patient safety pada praktek dokter umum adalah sebagai berikut:

  1. Bangun kultur safety: membangun budaya yang terbuka dan adil.

    • Lakukan audit untuk menilai budaya safety tim anda.
    • Soroti keberhasilan dan pencapaian dalam meningkatkan safety, serta bersikap terbuka dan jujur bila ada kesalahan yang terjadi.
    • Berikan perhatian yang sama pada semua aspek safety, termasuk pelaporan dan penyelidikan suatu kejadian, keluhan, kesehatan dan safety, perlindungan staf, audit, dan penjaminan mutu klinis.
  2. Arahkan dan dukung tim praktek anda: memastikan adanya fokus yang jelas pada patient safety di seluruh organisasi

    • Bicarakan tentang pentingnya patient safety dan tunjukkan bahwa anda mencoba memperbaikinya dengan memasukkan rangkuman patient safety tahunan dalam laporan praktek arau Laporan Mutu Praktek.
    • Masukkan patient safety dalam in-house training untuk staf, termasuk penggunaan metode-metode yang meningkatkan patient safety, dan meminta agar patient safety menjadi bagian dari pendidikan kedokteran berkelanjutan di luar praktek.
    • Promosikan tentang safety dalam pertemuan- pertemuan tim dengan mendiskusikan isu-isu safety dan membuatnya menjadi agenda tetap.
  3. Integrasikan aktivitas manajemen risiko: mengembangkan sistem dan proses untuk menangani risiko serta mengidentifikasi dan menilai hal-hal yang bisa mengarah pada error.

    • Secara teratur me-review rekam medis pasien, sehingga area-area harm yang sering ditemui, seperti diagnosis/terapi yang tertunda atau tidak terdiagnosis/ tidak diberikan terapi, bisa diidentifikasi.
    • Simpan hasil audit safety yang bisa digunakan untuk kontrak pelayanan medis, clinical governance, dan revalidasi.
    • Melibatkan anggota tim pelayanan kesehatan primer dalam meningkatkan patient safety dan menggunakan informasi dari sebanyak mungkin sumber untuk mengukur dan memahami isu safety di praktek.
  4. Tingkatkan pelaporan: memastikan staf bisa dengan mudah melaporkan insiden secara lokal dan nasional.

    • Sampaikan insiden patient safety pada badan pelaporan nasional agar pembelajaran bisa didiseminasikan secara nasional.
    • Rekam peristiwa, risiko dan perubahan-perubahannya, dan masukkan semuanya dalam laporan praktek tahunan.
    • Sebarkan insiden safety dan pembelajaran yang diperoleh pada semua staf dan praktek-praktek lain melalui organisasi pelayanan primer.
  5. Libatkan dan komunikasikan dengan pasien dan masyarakat: mengembangkan cara-cara untuk mengkomunikasikan dengan terbuka dan mendengarkan pasien.

    • Minta pendapat pasien, terutama tentang apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki patient safety, dan gunakan keluhan pasien sebagai bagian penting dari sebuah praktek yang modern dan responsif.
    • Dorong adanya umpan balik menggunakan survey
      pada pasien.
    • Libatkan populasi praktek anda melalui pertemuan terbuka atau mengundang wakil pasien untuk datang ke pertemuan tentang patient safety.
  6. Pelajari dan berbagi tentang pelajaran yang diperoleh tentang isu safety: mendorong staf untuk menggunakan analisis akar masalah untuk mempelajari bagaimana dan mengapa suatu insiden terjadi.

    • Lakukan pertemuan audit safety secara teratur, membicarakan tentang kualitas pelayanan, patient safety, dan pelajaran yang bisa diambil untuk masa mendatang.
    • Diskusikan tentang peristiwa-peristiwa signifikan dan analisis nasional tentang pola risiko, mencakup tim pelayanan kesehatan primer yang lebih luas bila perlu, dan bertindak sesuai temuan yang ditemukan.
    • Berbagi pengalaman dengan praktek lain dengan membuat pelajaran yang diperoleh dari patient safety bisa diakses secara luas.
  7. Implementasikan solusi untuk mencegah harm: menanamkan pelajaran ini melalui perubahan pada praktek, proses, atau sistem.

    • Pastikan agar tindakan yang sudah disetujui untuk meningkatkan safety telah didokumentasikan, ditindaklanjuti dan dievaluasi, dan setujui siapa yang akan bertanggung jawab.
    • Gunakan teknologi, bila perlu, untuk menurunkan risiko bagi pasien.
    • Libatkan pasien dan staf, karena mereka bisa menjadi kunci untuk memastikan perubahan yang diusulkan adalah perubahan yang benar.

Medication error merupakan patient safety incident yang melibatkan obat, yang dapat terjadi di semua sistem pelayanan kesehatan. Error yang serius bisa membahayakan pasien dan memaparkan tenaga profesional kesehatan pada tuntutan kriminal.

Menurut US National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention (NCC MERP), definisi medication error adalah “setiap peristiwa yang bisa dicegah, yang bisa menyebabkan atau mengarah pada penggunaan obat yang tidak tepat atau harm pada pasien ketika obat itu berada dalam pengendalian profesional pelayanan kesehatan, pasien, atau konsumen.

Peristiwa tersebut bisa berkaitan dengan praktek profesi, produk perawatan kesehatan, prosedur, dan sistem, termasuk peresepan; komunikasi permintaan pemberian obat oleh dokter; pelabelan, pengepakan, dan nomenklatur produk obat; peracikan; penyerahan pada pasien; distribusi; administrasi; edukasi; monitoring; dan penggunaan obat”.

Berdasarkan definisi ini, medication error bisa dicegah. Sebagian besar error tidak mengakibatkan harm bagi pasien. Namun, jumlah insiden error adalah indikator penting untuk medication safety dalam suatu organisasi, karena itu tidak bisa diabaikan. Beberapa medication error menyebabkan adverse drug reaction atau efek samping bagi pasien. Karena itu, adverse drug reaction yang terjadi sesudah medication error bisa dicegah.

NCC MERP mengkategorikan medication error menjadi 9, yaitu:

  1. Kategori A: kondisi atau peristiwa yang mempunyai kapasitas untuk menyebabkan error.
  2. Kategori B: error telah terjadi, tetapi tidak mencapai pasien
  3. Kategori C: error telah terjadi, mencapai pasien, tapi tidak menyebabkan harm pada pasien.
  4. Kategori D: error telah terjadi, mencapai pasien, dan memerlukan monitoring untuk memastikan bahwa tidak menimbulkan harm pada pasien dan/atau memerlukan intervensi untuk menghindarkan dari harm.
  5. Kategori E: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi atau mengakibatkan harm sementara pada pasien dan memerlukan intervensi
  6. Kategori F: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi atau mengakibatkan harm sementara pada pasien dan memerlukan rawat inap awal atau rawat inap lama.
  7. Kategori G: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi atau mengakibatkan harm permanen pada pasien.
  8. Kategori H: error telah terjadi, yang memerlukan intervensi untuk mempertahankan hidup.
  9. Kategori I: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi atau mengakibatkan kematian pasien.

Harm adalah gangguan fisik, emosional, atau fungsi fisiologis atau struktur tubuh dan/atau nyeri yang diakibatkan oleh hal tersebut.
Monitoring adalah mengobservasi atau mencatat tanda-tanda fisiologis atau psikologis yang relevan.
Intervensi adalah perubahan terapi atau terapi medis aktif/bedah.
Intervensi untuk mempertahankan hidup mencakup bantuan kardiovaskuler dan respirasi (misalnya RJP, defibrilasi, intubasi, dsb).


Gambar NCC MERP index

Algoritma untuk mengkategorisasikan medication error menurut NCC MERP adalah sebagai berikut:


Gambar Skema Algoritma NCC MERP

Insidensi medication error biasanya tidak diketahui. Error bisa saja diketahui sebelum mencapai pasien. Error yang mencapai pasien bisa saja terjadi tanpa diketahui. Beberapa error yang ditemukan bisa saja tidak dilaporkan karena pasien tidak mengalami harm. Pada kasus dimana pasien mengalami kejadian efek samping sebagai akibat error, barulah medication error lebih sering dilaporkan.

image
Gambar Skema Gunung es Medication Error

Adverse drug event adalah insiden obat yang menyebabkan harm pada pasien. Insiden obat/medication incident adalah semua masalah yang berkaitan dengan obat. Adverse drug event meliputi harm yang diakibatkan sifat intrinsik obat (yaitu adverse drug reaction) dan bahaya yang diakibatkan oleh medication error atau kegagalan sistem yang berhubungan dengan produksi, distribusi, atau penggunaan obat.