Apa yang dimaksud dengan Maximally Buyable Product (MBP) ?

Setelah Minimum Viable Product berhasil dibuat dan di-deploy ke target pengguna, langkah yang biasanya dilakukan adalah membuat Maximally Buyable Product (MBP).

Apa yang dimaksud dengan Maximally Buyable Product (MBP) ?

Setelah berhasil membuat Minimum Viable Product (MVP), terdapat beberapa hal yang kemudian harus dilakukan oleh tim ataupun pengembang produk tersebut, yaitu membuat “Maximally Buyable Product(MBP). Istilah ini memang hanya dibuat-buat oleh Dharmesh Shah, namun dasarnya memang cukup logis untuk dijadikan bahan pembelajaran. Ia menjelaskan bahwa MBP adalah produk yang memiliki beberapa ciri-ciri yang membuatnya mampu untuk mendapatkan kesempatan potensial dalam pasar sehingga masyarakat merasa mudah untuk mencoba dan kemudian membelinya.

Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Easy To Understand (Mudah untuk dipahami)
    Agar sebuah produk menjadi “Maximally Buyable” atau jika diartikan, produk tersebut sangat menarik sehingga menggoda calon pelanggan untuk membelinya, maka produk tersebut harus mudah untuk dipahami. Akan sangat sulit mencoba menjual produk yang memang sulit dipahami bagi masyarakat awam.

  2. Easy To Try (Mudah untuk dicoba)
    Bisa jadi dari sudut pandang sang pembuat produk, produknya adalah produk yang paling revolusioner, tidak ada yang menyaingi produk tersebut. Namun pemikiran calon pelanggan belum tentu sama. Tidak peduli di bidang apapun produk Anda berada, calon pelanggan tidak akan pernah tahu perbedaan produk anda dengan yang lain sebelum mereka dapat mencoba.

    Anda harus dapat merancang produk tersebut agar dapat dengan mudah dicoba oleh calon pelanggan. Tentunya hal ini membutuhkan investasi tambahan.

  3. Easy To Buy (Mudah untuk dibeli)
    Jika dipikir-pikir, hal ini adalah yang pastinya dipikirkan pada saat pengenalan produk, namun faktanya masih sering terjadi kesalahan di bidang ini. Intinya, Anda menginginkan produk anda memiliki jumlah penjualan yang maksimal, namun dengan tingkat kesulitan yang paling kecil dalam proses pembeliannya.

    Hal ini dapat dicapai dengan berbagai langkah, diantaranya dengan mencantumkan detail harga yang jelas dan sederhana, menggunakan sistem pemrosesan pembelian yang mudah digunakan, serta menggunakan mekanisme pembayaran yang dapat memenuhi ekspektasi calon pelanggan Anda.

  4. Easy To Stay (Mudah untuk bertahan)
    Kemungkinannya adalah, startup atau perusahaan Anda menghasilkan uang dari pelanggan selama jangka waktu tertentu. Bisa saja dengan basis berlangganan per bulan, per 3 bulanan (kuartal), ataupun per tahun. Bisa juga dengan model pembayaran sekali seumur hidup di awal pembelian, namun terdapat sumber pendapatan lagi untuk maintenance, support, upgrade, dan lain-lain.

    Dengan pendapatan dari pelanggan tersebar dalam jangka waktu tertentu, maka produk Anda yang bersifat Maximally Buyable ini dapat terus membuat pelanggan merasa senang selama mungkin.

  5. Easy To Leave (Mudah untuk pergi)
    Meskipun Anda pasti menginginkan pelanggan untuk tetap bertahan dengan (produk) Anda selama mungkin, merancang produk yang memudahkan pelanggan untuk pergi juga menjadi bagian yang penting sebagai bagian “buyability” nya.

    Sebuah fitur yang mendukung ide “easy to leave” ini adalah pilihan untuk melakukan ekspor data untuk mencegah “terperangkap”-nya data pelanggan didalam produk Anda. Semakin mudah Anda buat seorang pelanggan untuk pergi, maka semakin tinggi juga kemungkinan Ia akan membeli produk Anda pada awalnya.

Beberapa contoh dari pengaplikasian konsep-konsep diatas adalah:

  • Proses Trial sebelum melakukan pembelian sebuah produk (Easy To Try)
  • Proses Upgrade setelah memiliki produk dalam beberapa waktu (Easy To Stay)
  • Proses Pengambilan data setelah masa langganan habis (Easy To Leave)

Walaupun hal-hal diatas terasa sebagai bagian marketing dan penjualan (sales) dari produk, namun tidak dapat dipungkiri hal-hal tersebut lah yang menjadi faktor perhitungan calon pelanggan sebelum membeli atau menggunakan produk Anda. Anda harus menjadikan hal-hal diatas sebagai fitur dari produk, karena hal tersebut adalah bagian dari customer experience mulai dari memperhitungkan hingga puas menggunakan produk Anda.

Sumber: