Aluminum merupakan logam non-ferrous yang paling banyak digunakan, atau berada dibawah besi dan baja secara keseluruhan. Aluminum ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1809 sebagai unsure dan kemudian direduksi pertama kali sebagai logam oleh H.C Oersted, kemudian Hall dan Heroult berhasil memisahkan logam aluminum dengan alumina. Proses Hall-Heroult sampai saat ini masih digunakan untuk memproduksi aluminum. Aluminum banyak digunakan pada aplikasi industri, khususnya industri manufaktur, karena aluminum merupakan jenis logam ringan, sangat mudah dikombinasikan dengan unsur lain ( alloying ) untuk menghasilkan karakteristik tertentu, seperti sifat mekanis, sifat mampu mesin ( machinability ), ketahanan korosi, sifat mampu cor ( castability ), dan ketahanan terhadap hot tear .
Aluminum secara garis besar digolongkan dalam dua kategori yaitu wrought aluminum dan cast aluminum. Kedua kategori tersebut dapat dibagi lagi menjadi kategori yang dapat di heat treatment dan dapat di work hardening. Pada wrought aluminum dan cast aluminum sifat-sifatnya ditentukan oleh unsur-unsur paduan yang ada pada aluminum tersebut. Unsur-unsur tersebut diantaranya :
- Unsur paduan utama, didefinisikan sebagai elemen yang mengontrol kemampucoran dan sifat-sifat aluminum, yaitu Si, Mg, Cu, Mn.
- Unsur paduan minor, berfungsi untuk mengontrol perilaku solidifikasi, modifikasi struktur, memperbaiki frasa primer, memperluas ukuran dan bentuk butir, meningkatkan pembentukan fasa, dan mengurangi oksidasi. Unsur-unsur tersebut antara lain Ti, Cr, B, Pb.
- Elemen pengotor, mempengaruhi kemampucoran dan pembentukan insoluble phases , yang dapat membatasi maupun meningkatkan sifat yang diinginkan
Gambar : Sifat-Sifat Logam Aluminum (Sumber : Adiyatma 2010)
Referensi :
Adiyatma AI. 2010. Pengaruh magnesium terhadap proses electroless plating pada partikel penguat Al2O3 [skripsi]. Depok (ID) : Fakultas Teknik Program Studi Teknik Metalurgi dan Material.