Apa yang dimaksud dengan Matching phenomenon dalam ilmu sosial?

Matching hypothesis (Matching phenomenon) berasal dari disiplin psikologi sosial dan pertama kali diusulkan oleh Elaine Hatfield dan rekan-rekannya pada tahun 1966, yang menunjukkan mengapa orang tertarik pada pasangannya.

Matching hypothesis (Matching phenomenon) mengklaim bahwa orang lebih cenderung membentuk suatu hubungan dan mempunyai kemungkinan berhasil lebih tinggi ketika pasangan tersebut berkomitmen dengan seseorang yang memiliki kemiripan secara sosial. Hal ini sering diteliti dalam bentuk ketertarikan fisik.

Apa yang dimaksud dengan Matching phenomenon dalam ilmu sosial?

Matching phenomenon adalah kecenderungan seseorang untuk mencari pasangan yang sebanding dalam daya tarik dan sifat-sifat lainnya (Sepadan).

Orang cenderung memilih sesorang yang sepadan (good match) sebagai teman, khususya sebagai pasangan hidup, bukan hanya berdasarkan tingkat kecerdasan, tetapi juga berdasarkan tingkat daya tariknya.

Selain itu, matching phenomenon dapat diartikan bahwa kecenderungan laki-laki dan perempuan untuk memilih pasangan yang baik secara fisik maupun karakter yang “match” sebanding.

Akan tetapi filsuf Bertrand Raussel berpikir bahwa hampir semua wanita mencintai laki-2 karena karakternya sedangkan laki-laki mencintai wanita karena penampilannya.